Jejaring sosial kian ramai dan menarik di sekitar kita, tidak ada yang menyangkal. Bagaimana dengan anak-anak?
Sekitar setengah tahun lalu kedua anak saya — kelas 7 dan 5 — menyebut Friendster dengan merujuk pada teman-teman di sekolahnya. Saya yang sedang memikirkan kegiatan produktif untuk mereka di ranah maya — tanpa pikir panjang — tertarik. Karena saya sudah meninggalkan Friendster, saya jelaskan hal umum tentang jejaring sosial dan secara persuasif mengarah ke Facebook. Melihat saya sering menulis di Plurk, timbul juga pertanyaan dari mereka, “Untuk apa sebenarnya menulis di sana?”
Sebelumnya mereka sudah punya akun di Yahoo! Messenger dan lebih awal lagi di MSN. Alasan yang paling sederhana: keperluan mereka bercakap-cakap dengan teman lewat penyeranta. MSN populer di Groningen, Belanda, dan mereka pindah ke YM setelah memiliki teman daring di Bandung. Saya ingat pendaftaran di Yahoo! saat itu lewat fasilitas “di bawah pantauan orang tua.” Jika tidak keliru, Yahoo! Kids memungkinkan hal tersebut: akun anak-anak dibuat dengan supervisi akun orang tua.