May 2007 Archives

Masih Adakah Harapan untuk BlogPedia?

| 4 Comments | No TrackBacks

Betul, nasib BlogPedia merana, sebatang kara dilanda bah spam…

Apa itu Blog? yang legendaris terhempas detox, weight gain, hingga nymphomax.

Saya coba menghalau pada tanggal 27 dan 28 lalu, namun gerojogan spam datang lagi hingga kemarin sore. Tanpa modul anti-spam atau tim penangkal spam yang memadai, tak akan sanggup BlogPedia menjadi suar di antara amuk badai spam.

Berbagi Lagu

| 8 Comments | No TrackBacks

Karena saya bukan pemusik, saya ingin bertanya di sini: kira-kira apa yang memungkinkan kalian, para pemusik, terdorong untuk menyediakan hasil karya kalian dengan lisensi terbuka — katakanlah Creative Commons?

Hal ini supaya saya tidak terlihat “kurang ajar” mengajak-ajak kalian yang sudah berusaha keras mencari inspirasi sebuah lagu, memainkannya termasuk rekaman, dan kemudian menyediakan “begitu saja” untuk pendengar. Tentu saja, pengertian begitu saja di atas bukan letterlijk. Kami para penulis blog juga menyediakan begitu saja tulisan ini, boleh digunakan untuk berbagi, dan sebagian malah membiarkan seandainya pun kemudian dijual oleh orang lain mengikuti lisensi yang ada. Mohon maklum: ini bukan ihwal saya membuat pembatas antara “kami” dan “kalian”, melainkan teladan yang dapat dipertimbangkan. Saya juga cukup yakin jika ditanyakan manfaat menyediakan blog kepada para penulis blog yang berbagi hasil kerja, mereka punya puluhan alasan.

Catatan dari "Bincang Speedy"

| 5 Comments | No TrackBacks

Setelah menikmati jamuan di Saung Angklung Udjo, Padasuka, Bandung, mengobrol dengan beberapa hadirin, dan pulang bersama perwakilan dua generasi klub Linux Bandung, Yulian F Hendriyana dan Andi Sugandi, saya mendulukan menulis tentang acara Bincang Speedy dalam bentuk blog foto di Flickr.

"Bincang Speedy" – First Evening Speedy Event in Bandung

Ringkasan bagian penting yang saya dengar di acara Bincang Speedy:

Pilih Berbasis Waktu atau Volume?

| 7 Comments | No TrackBacks

Jadi Anda hendak berlangganan koneksi Internet yang sekarang sedang ramai ditawarkan, pilih layanan berbasis waktu atau berbasis volume koneksi?

Pertimbangan dari hasil hitung-hitungan jatah yang diberikan setiap bulan: layanan berbasis waktu cocok untuk pemakai yang menghabiskan kapasitas lebar pita, tukang sedot penuh. Dengan rata-rata 128 kbps misalnya, volume yang lalu-lalang dapat sebesar 1,3 GB/hari. Tentu, ini dengan asumsi kecepatan akses kedua layanan yang diberikan sama kencang. Angka 128 kbps saya ambil moderat saja; Telkom Speedy menjanjikan hingga 384 kbps — di tempat saya sering tercapai 256 kbps, di luar jam kerja.

Razia Warnet di Malang

| 48 Comments | No TrackBacks

Kabar dari mailing list Asosiasi Warnet: hari Senin lalu terjadi razia di sejumlah Warnet di Malang, Jawa Timur. Jumlah komputer yang diangkut petugas untuk dijadikan barang bukti berjumlah lebih dari 400 unit. Konon operasi ini dikaitkan dengan penegakan UU Hak Cipta (HAKI). Hingga hari ini, anggota milis tersebut masih menunggu kabar langsung dari anggota mereka di Malang.

Saya mendapat kabar dari Judith MS via Yahoo! Messenger bahwa razia ini dikaitkan dengan materi pornografi. Keduanya memang sangat mungkin diangkat menjadi alasan acara razia seperti di atas. Media Indonesia Online melaporkan penutupan paksa di atas.

Pasar Baru Koneksi Internet

| 7 Comments | No TrackBacks

Apa ini tanda-tanda pasar jenis baru koneksi Internet mulai menggeliat?

Registrasi CentrinOnline di Bandung sampai ditutup sementara, berhubung modem GPRS untuk XL habis. Pemakai yang tidak ingin menunggu terlalu lama menggunakan modem CDMA kerja sama Centrin dengan Fren. Daftar tunggu terus berjalan.

Antarmuka Baru Google Analytics

| 3 Comments | No TrackBacks

Google Analytics meluncurkan antarmuka baru. Pemberitahuan dikirim lewat email ke pemilik akun di sana dan tersedia di blog mereka.

Saya dulu sempat patah arang dengan Analytics — dan lebih memilih memantau lewat Webmaster Tools — antara lain karena boks grafik Analytics tidak dapat ditampilkan dengan baik lewat kelengkapan Macromedia untuk Firefox 1.5 untuk Linux. Hari ini saya periksa di Firefox 2.0, Ubuntu 7.04, tampilan sudah lebih baik dan menyenangkan untuk digunakan kembali.

Beberapa blog grafik memang dipasangi label Adblock Plus, sehingga perlu dipastikan di konfigurasi Adblock agar melewatkan grafik dari Analytics.

Blog Tugas Sekolah: Buat Lebih Ceria!

| 8 Comments | No TrackBacks

Dari Technorati, saya mendapati tautan ke blog ini yang — setelah saya kunjungi situs yang bersangkutan — “agak berbeda” dengan kelaziman sebuah blog. Jenis pertama berupa situs dengan salinan utuh salah satu entri dalam format teks; jenis kedua: sebuah makalah panjang sekali tentang bisnis di sektor TI dan telekomunikasi.

Dari cara keduanya menampilkan materi blog atau malah semata-mata menyalin dan “mengejar setoran” jumlah entri, saya menduga aktivitas ini pekerjaan rumah dari sekolah. Oleh karena itu saya berangkat dari permakluman dan tidak terlalu memedulikan aturan main pemuatan ulang sebuah tulisan. Sedangkan blog yang berisi makalah tadi sedemikian panjangnya, sehingga dari tangkapan Screengrab! di Firefox dihasilkan berkas berformat PNG 1,8 MB dengan ukuran piksel 1254 x 13622.

Vi

| 23 Comments | No TrackBacks

Dengan berseloroh, Zaki Akhmad sedikit tidak menyangka bahwa saya masih menggunakan vi — ya, the six editor, karena seperti angka enam dalam lambang bilangan Romawi. Bagaikan bumi dengan langit tatkala penyaji materi berbinar-binar menampilkan OpenOffice dan aneka kelengkapan antarmuka grafis lain di Ubuntu, saya menyebut masih menggunakan vi.

Nama generiknya memang vi dan sohor dengan julukan tersebut kendati sudah banyak variannya. Yang lebih tepat: saya memilih Vim (Vi-improved) untuk konsol dan gVim jika sedang berada di komputer sendiri. Ada kompromi juga: jika saya yakin kondisi koneksi jaringan memadai dan di komputer remote terdapat instalasi X Window, saya jalankan gVim dari sana.

Ihwal kebahasaan sedikit marak pekan terakhir ini. Secara praktis, urusan yang masih akan banyak dikerjakan adalah penerjemahan. Kendati sudah tersedia Launchpad untuk Ubuntu, Zope, Creative Commons, dan Silva, ada yang menyebut alternatif yang bayak di sana dapat menyebabkan “sedikit membingungkan.” Risiko sebuah sistem terbuka yang dikeroyok banyak orang tanpa sebuah gugus tugas tertentu.

Di Linux Aktivis, Andika Triwidada menyampaikan pertanyaan dan antusiasme berkaitan dengan penerjemahan: pemutakhiran yang terlambat dan pekerjaan ganda, tumpang tindih, antara Ubuntu dan Debian Sid. Saya mengobrol langsung dengan Andika dan motivasi penting penerjemahan menurutnya adalah untuk pemakai akhir kebanyakan yang tidak berlatar belakang pengetahuan TI secara khusus.

Pasar Merekah dan Kesenjangan Digital

| 3 Comments | No TrackBacks

Secara berurutan saya mengikuti presentasi Armein Z.R. Langi dan Craig W Smith pekan lalu dengan tema besar pasar yang sedang merekah dan kesenjangan digital. Istilah merekah merupakan terjemahan bebas saya dalam konteks emerging market1; sedangkan kesenjangan untuk digital divide mengacu pada “jurang pemisah” di antara dua kelompok pengguna teknologi informasi.

Ungkapan “kesenjangan digital” sudah ditulis oleh Pujiono pada sebuah komentar tulisan saya, Proyektor Al-Hidayah, dan paparan kedua pembicara di atas mendorong saya untuk mengirim uluk salam lewat pesan singkat ke “bos proyektor” bahwa langkahnya adalah salah satu terobosan.

Linux di Kasir Borma

| 10 Comments | No TrackBacks

Borma adalah salah satu jaringan swalayan besar di Bandung, Jawa Barat. Cabang mereka di Jalan Ir. H. Juanda (Dago) baru direnovasi dan kemarin sore saya perhatikan alat bantu pembaca kode batang (barcode reader) sudah terpasang di komputer kasir. Saya amati tampilan di monitor tipis: tampaklah panel khas Gnome di RHEL (atau Fedora?) di bagian atas.

Nama aplikasi hanya terbaca MB Store.

Bahasa Pemrograman: Pilihan yang Sentimental

| 15 Comments | No TrackBacks

Memilih bahasa pemrograman dapat menjadi sulit — setidaknya demikian pengakuan Julius Sirait; memilih bingkai kerja (framework) sedikit lebih lunak jika dilakukan dalam sebuah komunitas bahasa pemrograman — Django atau TurboGears? Memilih alat bantu blog? Ah, para penulis blog saja ikut-ikutan dalam kontes pilih-memilih.

Yang paling berat dan bercucuran peluh jika sudah terjadi pengiriman silang (cross-posting), karena sangat mungkin terjadi kultur sebuah bahasa pemrograman dan komunitasnya tidak mudah diterima begitu saja di tempat lain. Seperti terjadi pekan lalu di id-python, id-perl, dan id-ruby. Karena memang dimotivasi (ini penghargaan saya untuk “pancingan”) oleh Steven Haryanto yang sudah sampai pada makam “meloncat-loncat antarbahasa”, Hasanuddin Tamir menjulukinya sebagai “si mahir banyak bahasa”. Pengakuan Hasan tentang kecintaan yang sulit dijelaskan terhadap Perl seperti pengakuan Julius, dan tetap menyisakan sebuah romantisme yang mengharukan.

About this Archive

This page is an archive of entries from May 2007 listed from newest to oldest.

April 2007 is the previous archive.

June 2007 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261