March 2006 Archives

Artikel tentang Joomla! oleh K. Y. Antonius

| 6 Comments | No TrackBacks

Dari status yang dipasang oleh Kemas Yunus Antonius di Yahoo! Messenger hari ini bahwa artikel yang ditulis tentang Joomla! sudah disetujui oleh redaksi, saya tindak lanjuti kabar baik tersebut. Hasilnya: Kemas segera merampungkan abstrak artikel tersebut dan tersedia untuk publik di laman Articles and Publications blog dia.

Abstrak tersebut ditulis dalam format PDF berjudul Membangun Komunitas Online dengan Joomla! dan akan dipublikasikan di PC Magazine Indonesia edisi mendatang. Dalam abstrak tersebut Kemas menyebut bahwa Joomla! siap untuk digunakan sebagai alat bantu mewujudkan komunitas online. Tidak mahal dan tidak sulit dioperasikan adalah keuntungan lain.

Artikel tentang Joomla tadi terdiri atas enam bagian:

  • Pengantar
  • Joomla! — CMS siap pakai
  • Instalasi dan Konfigurasi
  • Membangun Komunitas Online dengan Community Builder
  • Kesimpulan
  • Referensi

Barangkali CMS ini dapat dijadikan alternatif, tentu akan lebih jelas dengan membaca artikel tersebut.

Akun Yahoo! Terlama di Indonesia

| 4 Comments | No TrackBacks

Hanya seorang Sridewa yang demikian istimewa sudah berselancar di Web semenjak 31 Desember 1969, bahkan sempat mendapat akun dari Yahoo!. Benar-benar istimewa, saya baru menggunakan Yahoo! pada tahun 1995 — pada saat Internet mulai dipasang di kampus — dan Yahoo! masih menggunakan nama domain yahoo.stanford.edu.

Sridewa, tokoh penulis blog dengan alat bantu autodidak (dibuat dengan belajar sendiri) yang menyebut di situsnya, Curang.com, mewakili kaum yang menjadi korban kecurangan. Sepengetahuan saya, penulis blog yang membuat alat bantu sendiri di Indonesia ada dua: kelompok autodidak dan autodidats, karena secara terang-terangan Didats Triadi sering mendatangi Scratch-Pad Curang.com.

Kembali tentang akun Sridewa di Yahoo!, sila amati hasil tangkapan layar dari http://profiles.yahoo.com/sridewa.rm. Klik gambar untuk mendapatkan salinan berukuran utuh (105 kB).

Oh ya, hari ini belum April Mop. Menurut Sridewa sendiri, angka aneh dari Yahoo! tersebut sudah muncul cukup lama. Baru hari ini diumumkan di status Yahoo! Messenger dia.

Ulang Tahun Pertama Yahoo! 360°

| 2 Comments | No TrackBacks

Kendati bukan kebiasaan saya melongok entri-entri yang lalu, laman Home di Yahoo! 360° saya berisi sindikasi dua teman yang berlangganan Yahoo! 360° Product Blog dan entri kemarin menarik: Yahoo! 360° berusia satu tahun.

Saya masih ingat kisah memergoki Enda Nasution antri undangan di blog Jeremy Zawodny (saya komentari sebagai “antri beras” di milis Id-Gmail). Tidak lama setelah itu Thomas Arie Setiawan menghadiahi saya undangan bergabung ke Yahoo! 360°. Thomas memperoleh dari William Pramana di Australia, dan William langsung dari Jeremy. Sampai beberapa hari setelah acara peluncuran tersebut, tidak ada tanda-tanda peluncuran produk dari situs Web Yahoo!. Undangan Jeremy sudah menjadi perpanjangan tangan pihak manajemen Yahoo! untuk publikasi sebuah produk.

Topik Mutakhir di BlogPedia untuk Andry

| 9 Comments | No TrackBacks

Andry S. Huzain, penulis blog dari “kawasan timur” yang tidak sengaja saya jumpai pada acara obrolan malam ala Id-Gmail (istilah yang biasa digunakan: “arisan”), menulis komentar berisi pertanyaan tentang ceruk pengunjung yang dibidik BlogPedia. Menurutnya, materi di BlogPedia saat ini masih berkutat pada pengetahuan umum yang memang perlu diketahui semua penulis blog dan dari sisi kapasitas Andry yang banyak menulis tema-tema serius tentang aktivitas blog, topik tersebut, “untuk pemula.”

Andry, temanku yang baik — ternyata kami satu almamater sekolah menengah atas di Jember, Jawa Timur, dan tempat tinggal “pacar pertamanya” dekat dengan salah satu lokasi pada foto saya — mohon bersabar: BlogPedia baru berusia dalam hitungan hari. Priyadi Iman Nurcahyo baru mengumumkan kepada khalayak pada tanggal 2 bulan ini. Untuk sebuah Wiki — kendati disediakan guna dikerjakan bersama oleh komunitas — perkembangannya seringkali terukur pada hit pengunjung seperti kumpulan paku tajam. Lancip ujungnya pada hari-hari tertentu setelah itu landai lagi. Tentu saja, Wikipedia tidak ikut kategori ini karena sudah punya nama tersendiri di lingkungan Wiki. Kedekatan kontributor dengan Wiki yang diikuti belum benar-benar bisa intens seperti halnya blog, karena Wiki secara alamiah adalah “milik bersama.”

Persoalan dengan Editor Visual

| 3 Comments | No TrackBacks

Walaupun banyak modul alat bantu sekarang ini menyediakan editor versi “Apa yang Anda Lihat itulah Yang Anda Peroleh”, What You See Is What You Get (WYSIWYG), menurut saya seringkali merepotkan pemakaiannya. Akan saya jelaskan di bawah ini diikuti oleh permasalahan yang sering saya hadapi.

Editor WYSIWYG menggunakan kelengkapan tertentu untuk menampilkan berkaitan dengan format dokumen yang ditampilkan langsung pada saat diketik. Misalnya, editor teks seperti Microsoft Word menggunakan format DOC, OpenOffice memilih format XML yang dikumpulkan dalam kondisi terkompresi dan Microsoft Write menyimpan format dalam berkas berformat RTF.

Pemakaian editor WYSIWYG juga merambah dalam bentuk modul yang ditambahkan pada sistem. Antara lain dalam bentuk editor-kotak (tag textarea di HTML) yang jamak dijumpai di halaman Web. Editor entri di WordPress, Blogger, Yahoo! 360° adalah tiga contoh pemakaian modul editor WYSIWYG dengan bekal tambahan dijalankan berbasis tag HTML. Istilah yang digunakan pun beragam: editor visual, editor teks berformat, dan editor teks kaya dengan variasi (rich text editor).

Bagi penulis blog, terutama yang tidak memulai penulisan dengan HTML atau ogah menyediakan sendiri tag HTML, kehadiran editor dalam bentuk bagian dari form seperti disebut di atas adalah alternatif yang sering disebut “memudahkan.” Promosi situs Web gratisan yang menyediakan alat bantu visual pun kerap menyebut penulisan “secara visual” ini sebagai fasilitas yang disediakan oleh mereka.

Pekan Baca Tulis 2006 di Kampus ITB

| 13 Comments | No TrackBacks

Atas “katebelece” Enda Nasution, siang hari ini saya diundang panitia acara Pekan Baca Tulis ITB 2006 yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa ITB. Salah satu sesi acara mereka bertema Fenomena Blog dan Pengaruhnya terhadap Realitas Sosiokultural, berlangsung pada pukul 14.00—16.00 di Campus Center. Pembicara lain yang diundang adalah Adi Nugroho Onggoboyo, peneliti blog yang pernah memenangi lomba penelitian di LIPI (URI merujuk ke berkas simpanan di Google, di situs asalnya tidak ditemukan).

Untuk keperluan acara ini, saya sediakan materi yang dibagikan kepada hadirin, berjudul Sebuah Blog untuk Seribu Ungkapan: Publikasi Swadaya dengan Motivasi Berbagi. Materi tersebut terdiri atas dua bagian: sedikit cerita tentang sejarah blog, pengalaman saya mulai menulis blog, dan bagian kedua berisi “ajakan” saya untuk menggunakan blog sebagai sarana berbagi agar manfaatnya terasa oleh publik. Agar pembaca mendapatkan gambaran atmosfir blog yang berkembang di Indonesia, saya tambahkan apendiks tulisan saya pada tanggal 23 Maret 2005 di Coret Moret, Sebuah Cara (tidak) Penting untuk Memahami Atmosfir Blog.

Saya sudah minta izin kepada panitia untuk memasang materi di atas untuk publik dan tersedia dalam format PDF di Atijembar (158 kB). Lisensi yang saya pasang untuk materi tersebut Creative Commons Share-Alike 2.5.

Persiapan Pendirian Sebuah Warnet (1)

| 20 Comments | No TrackBacks

Selain disampaikan lewat komentar di beberapa artikel di blog ini, beberapa pertanyaan tentang cara menyiapkan sebuah Warnet sampai di kotak surat elektronik saya. Perlu saya tegaskan di sini bahwa saya bukan pengusaha Warnet, belum pernah bekerja di/untuk Warnet, dan tulisan saya tentang Warnet lebih berdasarkan pada kabar yang saya terima dari media massa atau mailing list. Tambahan lainnya: jika sedang di luar kantor dan ada waktu luang, saya kerap menyempatkan mengunjungi Warnet terdekat. Ongkos yang saya keluarkan untuk akses Internet lewat Warnet terasa lebih bermanfaat dibanding dibelanjakan untuk “hiburan” lain. Alhasil, pada saat menjenguk ibu dan kerabat di sebuah kecamatan di Jember, Jawa Timur, saya perlukan mendatangi ibukota kabupaten untuk mencari Warnet karena belum ada investor yang mendirikan Warnet di kampung kami.

Apa saja yang perlu disiapkan untuk mendirikan sebuah Warnet? Untuk sampai benar-benar layak dan siap beroperasi, tentu perlu konsultasi serius dengan mereka yang berpengalaman (atau, barangkali sudah ada profesi “konsultan Warnet”?). Di tulisan ini hanya beberapa pertimbangan yang saya amati di lapangan dan dengar dari salah satu teman pengelola Warnet.

Pemilihan lokasi

Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Contoh: di Simpang Dago, Bandung, yang tidak jauh dari kampus ITB, ada sebuah Warnet besar yang juga punya cabang di Jatinangor, lingkungan kampus ramai di daerah Bandung Timur. Begitu pula di seputar Jalan Tamansari, Bandung, yang dekat dengan kampus Unisba dan Unpas. Demikian halnya Warnet yang konon terbesar di Kota Jember berada di daerah Tegalboto, kawasan kampus Universitas Negeri Jember.

Agregat Blog dan Sindikasi

| 6 Comments | No TrackBacks

Koran Tempo edisi Selasa kemarin memuat tulisan tentang agregat blog. Budi Putra — penulisnya — memilih id-Gmail Junkyard, Merdeka, dan Planet Terasi; ditambah dengan kotak khusus berisi wawancara dengan Ronny Haryanto, pengelola Planet Terasi. Seperti disebut di artikel tersebut, terdapat dua jenis agregat blog: [untuk keperluan] personal dan publik. Ketiga agregat yang ditulis Budi adalah jenis kedua, publik. Sedangkan agregat personal yang saya tahu adalah koleksi Jaimy Azle di Log.web.id, dan Blogger.web.id yang dikumpulkan oleh Ady Permadi alias Bi[G]. Dulu juga sempat ada Zine Warnadunia. Sedangkan dua hari lalu Julius Sirait mengumumkan agregat personal yang dirancang dan dibuat sendiri.

Dari agregat blog yang tersedia untuk publik — setidaknya yang diliput oleh Budi Putra — ketiganya disediakan oleh penulis blog topik-topik teknologi atau si penulis bersentuhan dengan teknologi informasi. Kendati pemasangan Planet (salah satu perangkat lunak agregat yang sohor) relatif mudah, bagi penulis blog “non-teknologi” instalasi dan perawatan perangkat lunak seperti ini boleh jadi menambah persoalan tersendiri. Apakah hal ini dapat dijadikan ladang jasa berbayar? Belum saya dengar Planet Keluarga atau Planet Budaya misalnya, walaupun saya yakin topik-topik blog di seputar keluarga dan budaya punya komunitas yang juga riuh.

Selain Grup Pemusik "Indie", Ada Juga Pengamen

| 10 Comments | No TrackBacks

Apabila Budi Rahardjo sedang bersiap-siap dengan bisnis musik menggaet musisi indie, saya masih tergelitik dengan potensi para pengamen di perempatan yang banyak saya temui di Bandung. Dengan rentang waktu sangat pendek saat Angkutan Kota menunggu lampu merah di perempatan berganti, mereka unjuk aksi: sebagian sudah kompak dengan gitar dan lagu yang dibawakan, pernah ada yang bermodal biola, dan sering juga dilengkapi dengan tetabuhan gendang atau tifa.

Dalam bayangan saya: bagaimana jika lagu yang mereka bawakan direkam dengan kualitas memadai (sedikit di atas ala kadarnya), disimpan dalam format MP3, dan disediakan dengan lisensi terbuka untuk keperluan personal? Target yang lebih khusus adalah penyedia podcasting. Saya ingat pengakuan Boy Avianto pada saat bereksperimen dengan podcasting: dia menggunakan latar belakang musik dari grup band indie, diambil dari Garage Band.

"Pengokot" dan Email-Email Sejenisnya

| 3 Comments | No TrackBacks

Hanya sehari setelah saya mendapat pertanyaan lewat Yahoo! Messenger dari seorang teman di Bandung tentang “staples” yang kemudian dikaitkan dengan “okot”, “mengokot”, dan “pengokot”, esoknya di mailing list yang beranggota aktif teman-teman di Groningen, Belanda, email tersebut muncul. Saya yang sebelumnya tidak menyangka bahwa pertanyaan teman lewat Yahoo! Messenger tadi berasal dari email, langsung membayangkan: berarti sedang terjadi gelombang penyebaran email berisi “inovasi” dari sebuah surat pembaca di Majalah Tempo.

Untuk sementara semua email yang bersubjek Bahasa Indonesia-nya STAPLER, JEKREKAN, JEPRETAN atau variannya saya biarkan lewat, hanya sekali saya komentari dalam bentuk “catatan” 1. Sampai akhirnya di mailing list Technomedia saya peroleh taut ke blog penulis “stapler” tadi, yaitu Agung atau Mbot, di Mbot’s HQ. Agung menceritakan tanggapan yang diterima dan dari salah satu bagian paragrafnya,

Keengganan Menyediakan URI

| 2 Comments | No TrackBacks

Budi Putra, wartawan Tempo, menulis Anda Sudah Punya Blog? di Koran Tempo edisi cetak Minggu, 5 Maret 2006, halaman B51. Dengan ilustrasi blog Budi Rahardjo yang dipaparkan pada tiga paragraf pertama, mengapa penulis “setengah hati” menyebut taut dalam bentuk URI?

Bagi pembaca yang belum mengenal dunia blog atau belum mengikuti sepak terjang Budi Rahardjo di dunia maya, tentu menjadi pertanyaan: di mana dosen ITB tersebut menyimpan kesembilan belas blognya? Atau, di mana pernyataan sembilan belas itu disebut? Lebih-lebih penulis artikel mengutip salah satu penjelasan Budi Rahardjo, Suka aja. Apalagi blog yang bisa diutak-atik; di mana pernyataan tersebut dipasang?

Di paragraf selanjutnya terdapat penjelasan,

Sebuah situs khusus yang mampu menarik posting-posting terbaru dari semua blognya.

"Mailing List" untuk Penulis Blog?

| 14 Comments | No TrackBacks

Apakah masih perlu mailing list untuk penulis blog di Indonesia? Pertanyaan ini muncul di benak saya setelah menjenguk halaman depan dan ulir diskusi pertama di ID-Blog, sebuah mailing list baru untuk “tempat diskusi aktivis blog Indonesia”. Supaya tulisan ini tidak disalahartikan sebagai sebuah sikap pro atau kontra, pandangan saya di bawah ini lebih merupakan gambaran umum dan bukan menilai kasus per kasus atau suatu reaksi terhadap rencana teman-teman penulis blog dengan mailing list ID-Blog.

Sekarang ini, blog adalah media baru bagi banyak kalangan di Indonesia. Pekerjaan besar yang sedang berlangsung adalah memperkenalkan blog kepada khalayak, memperkaya isinya, menjadikan dia “hidup”, dan — sampai tingkatan tertentu — mengupayakannya menjadi sarana berkomunikasi atau berdiskusi. Karena bertumpu pada blog itu sendiri sebagai media, dalam pandangan saya seyogyanya media tersebut mempunyai kemampuan untuk “mengurus dirinya” sendiri, menciptakan dunia yang dikembangkan secara swadaya, dan para pelakunya dapat cukup intens terlibat dalam lingkaran tersebut. Ringkasnya, penulis blog harus cukup “percaya diri” untuk mengembangkan komunikasi dengan media yang sedang dikendalikan, yaitu blog.

Kelebihan blog dibanding mailing list justru terletak pada pengorganisasian materi yang lebih rapi, diskusi yang lebih termoderasi — karena penulis menyajikan topik yang akan dibahas serta bagian komentar dan topik utama jelas terlihat berbeda. Dengan demikian, dalam bayangan saya: jika memang sesama penulis blog hendak berdiskusi seharusnya lebih mudah menggunakan blog itu sendiri. Pasang pembaca sindikasi Anda dan arahkan ke kandidat mitra diskusi. Tidak perlu ada pemuatan materi ke beberapa tujuan (cross posting) seperti yang jamak dijumpai di mailing list.

Rekrutmen dari Hasil Ujian di Brainbench

| 3 Comments | No TrackBacks

Brainbench terbukti dijadikan sebagai salah satu acuan rekrutmen perusahaan perangkat lunak ternama di Amerika Serikat. Ruslan Nuryadin, salah seorang teman di kantor yang masih telaten menekuni C dan C++, sempat diundang untuk wawancara tahap pertama lewat telepon berdasarkan saringan dari hasil ujian dia di Brainbench.

Proses yang dialami Ruslan menarik karena semua inisiatif rekrutmen tersebut datang dari pihak perusahaan dan boleh dikatakan pemilik sertifikat Brainbench belum melakukan apapun untuk “menjual” hasil ujiannya. Selama ini saya masih melihat dengan separuh mata bahwa usaha mengisi lowongan pekerjaan — lebih-lebih yang berkedudukan di manca negara — dapat dilakukan tanpa perjuangan ekstra keras lewat media seperti Internet. Pengalaman saya pada tahun 2001-an yang menyibukkan diri berputar-putar di bursa lowongan pekerjaan seperti di HotJobs dan Monster umumnya mengecewakan: belum ada satu pun yang berujung sampai dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan.

Apakah jerih-payah peserta ujian di Brainbench dapat dijadikan modal yang lebih efektif untuk masuk pasar tenaga kerja global, setidaknya sampai pada tahap awal yakni dilakukan kontak langsung dengan pihak perusahaan lewat wawancara? Pertanyaan yang perlu pengakuan dari pemilik sertifikat Brainbench, karena seharusnya pada hari-hari ini ada sebagian dari mereka yang dikontak oleh perekrut seperti kasus Ruslan tadi. Salah satu keterangan yang disampaikan perekrut adalah rencana perusahaan mereka untuk menjaring kandidat di negara-negara sekitar Australia.

Selamat mempersiapkan wawancara bagi Anda yang beruntung dikontak tim perekrutan.

About this Archive

This page is an archive of entries from March 2006 listed from newest to oldest.

February 2006 is the previous archive.

April 2006 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261