January 2006 Archives

Komunitas Blog Indosiar.com dan Pertemuan di Detik.com

| 11 Comments | 4 TrackBacks

Setelah perkenalan lewat Yahoo! Messenger dengan Ajeng atau Aning, saya diundang ke pertemuan kecil yang diselenggarakan oleh tim blog Indosiar.com. Sebelumnya saya diberi tahu tentang rencana mereka menyelenggarakan Blog Awards 2006 dan pertemuan pertama berisi pembicaraan langkah awal acara anugerah untuk blog tersebut.

Akhirnya pertemuan kecil pada tanggal 15 Januari lalu berlangsung di Plasa Semanggi. Di tengah kesibukan “piket” akhir pekan pekerjaan saya di Jakarta, kemeriahan acara BlogFam di Bandung (antara lain dihadiri oleh “bintang tamu” istimewa Enda Nasution) batal saya hadiri. Sebagai gantinya, saya putuskan untuk mendengarkan rencana tim Indosiar.com.

Di Plasa Semanggi, saya disambut oleh Benny Dewanto dan sambil menunggu, saya mendapat pengantar antusiasme dia dikaitkan dengan komunitas blog Indosiar.com. Jika dulu sekilas saya pernah menyinggahi Forum Indosiar.com, paparan Benny tentang blog komunitas Indosiar.com merupakan kelanjutan yang meriah. Anggota terdaftar blog Indosiar.com pada kisaran 5000 orang, rajin melakukan pertemuan jumpa anggota, dan melempar umpan balik positif pada Indosiar. Pada sisi ini, terlihat hubungan imbal-balik sebuah media besar dengan komunitasnya lewat blog — menarik dijadikan model dan pertimbangan tersendiri untuk media atau organisasi lain. Kedekatan yang erat di dalam komunitas seringkali mengatasi kendala-kendala teknis dan terdapat permakluman terhadap fasilitas yang belum lengkap, misalnya. Ini penting karena alat bantu yang digunakan oleh blog Indosiar.com adalah buatan sendiri dan harus sanggup menangani penulis blog sebanyak itu.

Spam dari Negeri Jiran

| 2 Comments | No TrackBacks

Riak spam dari negeri jiran Malaysia menghempas sampai ke kotak surat kita. Di mailing list Diskusi Hosting spam Malaysia muncul dengan subjek yang ditulis huruf kapital, “RAHSIA PENDAPATAN LUMAYAN DI RUMAH MELALUI PETI SURAT ANDA!”. Peti surat? Ah, ternyata terjemahan bahasa Melayu Malaysia untuk mailbox atau kotak surat di sini.

Selamat datang ke laman informasi kewangan rakyat Malaysia dan luar negara di seluruh dunia dengan bermodalkan US 6 atau RM24.00 sahaja. Tidak kira apa status,agama,keturunan,umur,dan warganegara, anda berpeluang merebut pendapatan yang lumayan ini. Wang akan mengalir masuk walaupun anda sedang tidur . Bersamalah kita saling membantu melalui Internet dalam perkhidmatan mail order.

KPLI, Nilai Tawar, dan Pemakai Linux

| 7 Comments | 1 TrackBack

Hari-hari persiapan perhelatan Ubuntu di Jakarta: saya ambilkan topik dari mailing list Linux Aktivis pertengahan bulan Januari ini, KPLI ditengarai “belum kompak”. Pernyataan yang dikemukakan Arie Wibowo tentang KPLI tadi termasuk jenis retorika dan jika dilihat dari perspektif positif adalah introspeksi terhadap KPLI sebagai organisasi. Oleh karena itu, saya ingin menulis pandangan yang lebih membesarkan hati.

KPLI adalah organisasi pemakai Linux berskala nasional dengan struktur yang rapi. Sebagai organisasi, tentu KPLI memiliki agenda kegiatan, yang jika dilihat di lapangan sekarang ini lebih banyak pada pekerjaan sosialisasi pemakaian GNU/Linux. Barangkali hal ini pula yang dijadikan tolok ukur capaian yang diraih KPLI, setidaknya dalam pandangan aktivis di dalamnya.

Pada kenyataan di lapangan, Linux mendapat pertumbuhan pemakainya lebih banyak lagi dari yang terlihat oleh anggota KPLI. Sosialisasi Linux lebih meluas dari “sekadar” pengunjung acara Installfest atau jumpa darat anggota KPLI yang diselenggarakan atas nama organisasi.

Acara Ubuntu Indonesia

| 4 Comments | No TrackBacks

Selain berita yang beragam tentang pengiriman CD Ubuntu oleh petugas PT Pos Indonesia, kabar lain yang beredar di beberapa mailing list adalah acara Ubuntu Indonesia yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini. Berdasarkan email yang dikirim oleh Ali Milis ke mailing list Debid - Debian Indonesia, acara Ubuntu Tour akan diselenggarakan pada tanggal 1 Februari 2006 pukul 14.00 s.d. 16.00 di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Gedung II Lantai 3 Ruang Komisi A dan B.

Kabar lain dari Frans Thamura: Mark Shuttleworth, pendiri Ubuntu, juga akan hadir. Saya belum mendapatkan berita resmi tentang kehadiran Mark dan pertanyaan saya lewat email kepada Frans tentang berita resmi tersebut belum dijawab. Di mailing list id-ubuntu, kabar tentang Mark adalah email Ananda Putra berisi taut ke sebuah artikel tentang salah satu sisi kehidupan Mark Shuttleworth.

Ubuntu Terkena Ketentuan Impor?

| 4 Comments | No TrackBacks

Kasus Ubuntu yang didistribusikan lewat pengiriman CD mencuat lagi. Setelah Ananda Putra mengirim salinan email dari mailing list id-ubuntu tentang kesulitan salah seorang penerima CD Ubuntu yang dikaitkan dengan alasan petugas pos yang mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan RI no. 05/M-DAG/PER/4/2005 tanggal 18 Juni 2005. Penjelasan pihak kantor pos dalam uraian tersebut terkesan tendensius: karena kesepakatan dengan Microsoft. Saya sendiri agak kurang percaya akan kebenaran alasan ini — entah penulis email tersebut salah tafsir atau si petugas sembrono memilih alasan. Apakah kesepakatan dengan Microsoft otomatis berlawanan dengan distribusi perangkat lunak bebas?

Berikutnya yang dibahas pada ulir diskusi di Teknologia tersebut adalah Peraturan Menteri Perdagangan Tentang Impor Mesin. Oleh beberapa peserta diskusi ketentuan tersebut disinyalir berkait dengan hambatan pada distribusi Ubuntu.

Akses ke Friendster

| 48 Comments | No TrackBacks

Bisikan dari dua teman: Friendster merupakan situs Web yang paling banyak menyita sumber daya koneksi Internet dari Indonesia. Jika angka ini ditambah jumlah WNI yang tinggal di manca negara, tentu lebih besar lagi. Dua teman tersebut memperoleh kabar dari sumber di PJI dan keterangan tidak resmi dari staf perusahaan telekomunikasi. Saya belum tahu angka persisnya, namun yang menarik adalah kejadian setelah saya diberi tahu fakta tersebut: di ruangan tenaga bantuan teknis kantor yang kami kunjungi, hampir separuh dari staf yang sedang memelototi komputer dan siaga di pinggir pesawat telepon membiarkan jendela Friendster tetap terbuka di samping jendela aplikasi pekerjaan mereka. Sebuah fakta yang nyata di depan mata membuktikan sinyalemen di atas.

Wah, Friendster! Barangkali karena sekumpulan orang merasa nyaman di sana kemudian mengundang teman lainnya, dan seterusnya, sehingga akhirnya berkumpullah “primordialisme” Indonesia. Menurut Enda Nasution dalam percakapan ringan di Plaza Semanggi hari Ahad, 15 Januari lalu, Filipina bersama Indonesia memenuhi Friendster, sehingga jika Friendster kolaps karena kompetisi, akan menghemat lalu lintas koneksi Internet dari Indonesia ke luar negeri. Tentu saja menghemat akses ke Friendster yang ada sekarang namun akan segera terjadi ramai-ramai pindahan mencari tempat baru atau justru langsung bedol desa ke tempat pembeli Friendster. Skenario tersebut tidak didukung fakta kondisi aktual Friendster saat ini, melainkan sekadar dilihat dari antusiasme anggota yang sepertinya mulai masuk fasa tunak (steady).

Penulisan Taut

| 4 Comments | No TrackBacks

Berdasarkan bahasan pada pertemuan teman-teman penulis blog tanggal 13 Desember lalu, taut yang dipasang di halaman Web memiliki konsekuensi hukum yang serius. Topik ini selanjutnya sempat dibicarakan di Teknologia, melanjutkan pendapat yang ditulis I Made Wiryana tentang situasi di Jerman.

Saya belum mempertimbangkan secara khusus aspek legal pemasangan taut di halaman Web. Pendekatan yang saya pakai selama ini lebih pada azas manfaat, standar Web, dan pertimbangan normatif pribadi. Berikut aturan main penyediaan taut yang saya gunakan:

Siapa Pendukung Impor Komputer Bekas?

| 3 Comments | No TrackBacks

Harry Sufehmi menuliskan pengalamannya dalam melakukan instalasi Linux dan LTSP yang perlu berebut untuk mendapatkan komputer bekas. Selain itu, dia merasakan bahwa pihak yang pro terhadap usulan komputer bekas jarang dijumpai. Sebelum menulis Impor Komputer Bekas atau Kedatangan Limbah?, saya mengikuti beberapa tanya-jawab di mailing list Telematika dan berikut persepsi yang saya peroleh:

  1. Peserta diskusi “impor komputer bekas” cukup beragam dan mewakili kedua kubu: mereka yang pro terhadap rencana tersebut dan mereka yang menolaknya. Di tulisan saya sebelumnya, sengaja pendapat yang disampaikan Pataka mendapat porsi lebih banyak karena ada dua alasan:
    1. Pataka rajin menjawab balik hampir semua pendapat lawan diskusinya (yaitu mereka yang pro terhadap rencana tersebut) lewat penjelasan yang lebih lengkap dan pandangan dalam skala makro, yaitu kondisi riil negara kita dan pengelolaannya.
    2. Saya pribadi menyetujui alasan yang dikemukakan Pataka, oleh karena itu pendapatnya yang lebih lengkap saya kutipkan dalam porsi lebih banyak.
  2. Dari alasan yang dikemukakan oleh pihak yang pro terhadap rencana impor tersebut di mailing list Telematika, hampir semua baru merupakan cetusan kasus pribadi, menyuarakan kepentingan yang lebih sedikit kuantitasnya (kira-kira seperti yang disinyalir oleh Dedhi dan Irwin Day). Kalaupun terdapat pandangan lain yang lebih global — seperti halnya kesenjangan digital yang menjadi keprihatinan Harry — keadaan tersebut ingin diatasi dengan cara lain tanpa harus membuka keran impor komputer bekas.

Bahasa Para Teroris

| 1 Comment | No TrackBacks

Saya tambahkan kategori Pemrograman di blog ini, karena inilah salah satu “dunia antik” di lingkungan TI yang sering diisi dengan adu pernyataan kocak antarpelaku, perang suci antarkubu, dan perpeloncoan generasi senior kepada “anak-anak pupuk bawang”.

Walaupun saya bukan seorang pemrogram sejati, ayo kita nikmati edisi pertama berupa kelakar Edwin Pratomo di bagian signature email dia untuk mailing list id-perl,

PHP is terrorist’s language of choice. It has explode() function.

Kilas Balik Blog: Perlu Lebih Komprehensif?

| 7 Comments | No TrackBacks

Komentar Priyadi Iman Nurcahyo tentang tulisan Adhika Dirgantara, Kilas Balik 2005: Ketika Blog Menjadi Sesuatu Yang (makin) Serius,

Saya lihat tulisan Dhika cukup komprehensif, tetapi sepertinya masih berpusat pada blog saya, Enda Nasution dan blog-blog lain di sekitarnya.

mengingatkan kita bahwa ranah blog sudah sedemikian luas, sehingga cukup sulit bagi penulis blog — dengan gaya kita bekerja — dapat menggambarkan situasi yang terjadi di lingkungan blog dengan memadai. Jumlah blog bertambah terus dengan angka yang mencengangkan dan untuk tingkat pemakaian Internet di Indonesia yang relatif rendah persentasenya pun, peningkatan kuantitas itu sudah membuat “kewalahan”.

Kalau Anda coba jalan-jalan menelusuri blog satu ke lainnya (atau dikenal dengan istilah blogwalking), baik dengan mendatangi langsung atau lewat pembaca sindikasi, berapa banyak waktu yang harus diluangkan?

Impor Komputer Bekas atau Kedatangan Limbah?

| 17 Comments | 1 TrackBack

Pada awalnya adalah sebuah tulisan di Kompas, Posisi Microsoft yang diangkat ke mailing list Asosiasi Warnet oleh Judith MS dan beredar lewat pengiriman email silang (cross posting) ke mailing list Telematika. Akhirnya saya hanya mengamati perjalanan diskusi ini di Telematika dengan tema yang berkembang selanjutnya tentang kebijakan impor komputer (atau, lebih sempit lagi PC) bekas. Pada beberapa pendapat, diskusi ini membawa nama Microsoft yang memang dari tulisan di Kompas tersebut meminta pemerintah agar membuka keran impor komputer bekas.

Kompas melihat keinginan Microsoft tersebut lebih pada campur tangan sebuah perusahaan terhadap kebijakan pemerintah,

Yang kita tidak mengerti, tidak pahami, dan tidak dukung adalah mencampuradukkan persoalan kesenjangan digital dengan memengaruhi kebijakan pemerintah tentang telekomunikasi dan impor komputer bekas. Dalam bahasa politik ini namanya intervensi kedaulatan.

Perkembangan selanjutnya yang saya pandang penting dan menarik adalah paparan Pataka di Telematika perihal kepedulian pemasok komputer untuk tidak serta-merta begitu saja tergiur mendatangkan komputer bekas dari negara lain. Hal ini dikemukakan pada salah satu email yang merespon contoh jaminan yang diberikan pemasok bahwa pihaknya, Tidak sembarangan mengambil barang. Yang saya ambil 100% jalan, bukan sampah seperti yang rekan-rekan khawatirkan.

About this Archive

This page is an archive of entries from January 2006 listed from newest to oldest.

December 2005 is the previous archive.

February 2006 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261