December 2006 Archives

Internet dan Nama Domain

| 20 Comments | No TrackBacks

Agaknya penjelasan tentang Internet dan nama domain yang ditulis media massa masih kurang pas dan potensial menimbulkan “kebingungan” baru. Apalagi penjelasan tersebut muncul tatkala gangguan koneksi Internet terjadi pada lapisan bawah, fisik, yaitu kabel optik bawah laut di Taiwan.

Kemarin Jawa Pos dengan terlalu bersemangat menyebut .id menambahi pendapat nara sumber yang sudah terlanjur menceburkan diri dengan jargon “gratisan” dan “server nasional”. (Kedua terminologi itu juga kurang pas dijabarkan, tapi itu urusan lain lagi.)

Kutipan dari Jawa Pos,

Dengan kejadian itu, seharusnya server nasional bisa terlecut untuk memberdayakan diri. “Terbukti kan yang pakai server nasional (.id, Red) seperti saya, komunikasi internet tidak terganggu,” katanya.

Apa-Saja-Dibeli-Microsoft

| 11 Comments | No TrackBacks

Hanya cerita ringkas namun terlalu sayang ditampung begitu saja di Selipan: bahkan teman pun dibeli oleh Microsoft.

Beberapa kali saya tulis tentang notebook Acer, beberapa kali juga tentang AMD, namun saya memilih menulis Ubuntu atau Debian GNU/Linux, bukan keluarga Microsoft Windows, terutama Vista.

Bukan apa-apa, menurut Michael Calore di Monkey Bites — Wired Blogs, Microsoft bekerja sama dengan AMD memberi hadiah natal berupa komputer jinjing Acer berprosesor AMD kepada penulis blog terkemuka agar menggunakan Vista. Calore menggunakan judul sedikit heboh, Microsoft Berusaha Membeli Teman Baru.

Memberi hadiah atau icip-icip produk sudah lazim, terutama untuk pihak yang dianggap berpengaruh. Konon, jika sebelumnya hadiah seperti ini lazim dikirim kepada jurnalis, sekarang penulis blog pun sudah diperhitungkan.

Nah, karena produk Microsoft adalah perangkat lunak — sistem operasi dalam cerita promosi Vista ini — mengapa yang dihadiahkan justru notebook?

Apakah penulis blog di Indonesia sudah dapat dianggap berpengaruh sehingga kemungkinan mendapat icip-icip Vista-terpasang-di-notebook? Dugaan saya belum: Hewlett-Packard saja memilih Tukul Arwana dengan teriakan lantangnya, … kembali ke laptop!

Ubuntu untuk Pemula?

| 6 Comments | No TrackBacks

Pertama: pertanyaan ini dimuat di Slashdot.
Kedua: tentang distribusi Linux favorit.

Tugas utama: untuk keperluan pekerjaan matematika tingkat lanjut disertai pemutakhiran spek teknis komputer desktop.
Aktivitas tambahan: belajar pemrograman tingkat menengah, pengelolaan Web, beberapa komputasi linguistik, dan sangat banyak pekerjaan di atas LaTeX untuk publikasi.

Terbayang di awal adalah reaksi para pemancing kegaduhan atau lazim disebut troll, yang ditulis di Wikipedia sebagai, “Seseorang yang mendatangi komunitas mapan seperti di forum diskusi online dan dengan sengaja berusaha menciptakan kericuhan.”

Gempa Taiwan

| 21 Comments | No TrackBacks

Koneksi Internet terganggu, demikian kabar yang saya dengar pada saat sedang menjelaskan instalasi MoinMoin di tempat klien di Jakarta. Kami hanya sempat membaca satu berita dari detikINET dan saya masih belum menyimpulkan pengaruhnya karena sepengetahuan saya koneksi Internet (terutama ke “jalur internasional”) dari tempat klien tersebut memang pas-pasan. Saat rehat saya kirim pesan singkat lewat telepon genggam ke dua teman di Bandung, setengah bercanda menyebut “kesedihan” saya jika kecelakaan di Taiwan tersebut akan berpengaruh besar pada kondisi Internet kita.

Teman dekat di kantor segera membalas bahwa memang saya yang dia jadikan “simbol kesedihan”. Sebenarnya kami semua di kantor penggemar Internet, namun saya sering mengungkapkan kelakar seakan-akan Internet adalah segalanya. Misalnya saya pernah “ditegur” agar melakukan rekreasi, mencari hiburan segar, dan jangan di depan Internet terus-menerus. Saya jawab balik: justru Internet itulah hiburan yang murah-meriah dan menyenangkan. Taruhlah hiburan dugem semalam, berapa ongkosnya? Sedangkan paket Warnet tengah malam sampai subuh di sepanjang Dago berani menawarkan Rp 10.000! Mana ada rekreasi selama lima jam, keliling dunia, bergelak tawa dengan sekian ragam teman, semurah itu!

Blog Semantik Web Ismail

| 7 Comments | No TrackBacks

Salah satu hal yang menyenangkan dalam keseharian kita adalah disapa karib lama — apalagi jika kemudian bercengkerama perihal blog. Sebuah email tengah malam tadi datang dari Groningen, Belanda, dari sahabat lama saat kami bahu-membahu mengurus server Web “rumahan” sebagai tanda syukur merasakan koneksi 2 Mbps. Rupanya derau “seleb blog” sampai juga di “Pantura” Negeri Hujan Angin dan demikianlah Ismail Fahmi beruluk salam lewat Gmail.

Ismail bukan nama asing di lingkungan TI. Saya amati nama dia muncul di beberapa blogroll dan pada saat saya diundang di salah satu acara di ITB, namanya saya jadikan katebelece untuk memulai obrolan dengan para pengelola infrastruktur jaringan dan situs Web ITB. Disambut antusias oleh Basuki Suhardiman dan Widianto Nugroho. Selain tentang perpustakaan digital di blog ini, saya membawa-bawa nama Ismail atau figur yang diceritakan pada beberapa tulisan permenungan.

Apa yang Dapat Kita Lakukan?

| 9 Comments | No TrackBacks

Hanya menuntut pemerintah beralih ke perangkat lunak bebas terasa kurang bijaksana. Sebagian dari keperluan aparat pemerintah memang memerlukan perangkat lunak proprietary yang belum tersedia substitusinya. Hal lainnya adalah pertimbangan hitung-hitungan ongkos secara keseluruhan.

Yang tidak kalah penting adalah teladan dari kita sendiri, pemakai komputer di Indonesia — yang sering komplain bahwa produk Microsoft bermasalah namun acapkali belum tergerak untuk berubah.

Apa yang dapat kita lakukan?

Kita memang bukan pengembang di lingkungan perangkat lunak bebas seperti halnya Mohammad DAMT atau Ariya Hidayat; bukan juga figur sentral seperti I Made Wiryana; pengalaman kita tertinggal jauh di belakang Budi Rahardjo atau Andika Triwidada; dan kita belum berbicara seperti Onno W. Purbo yang membawa Linux Mandriva di setiap acara.

Asap Memorandum Misterius

| 18 Comments | 1 TrackBack

Akhirnya keluar juga asap siluman materi memorandum saling pengertian pemerintah dan Microsoft yang sudah memenuhi media massa dalam pekan ini lewat blog. Aplaus untuk Priyadi Iman Nurcahyo; sebagian “amanat” yang dituntut oleh I Made Wiryana dari tanah yang sedang dingin-pucat sana (atau, sedang menikmati Rendang di Jakarta, Bli?) dapat dilaksanakan. Saya amati di Koran Tempo, kendati berita ini sudah menjadi topik utama hari inikemarin, namun isinya masih malu-malu dalam pengungkapan identitas, lebih-lebih isi gamblang dokumen itu sendiri.

Priyadi sudah menulis analisis dan konsekuensi yang dihadapi pemerintah terutama dalam jangka panjang, seperti absurditas lisensi hanya untuk komputer berprosesor Pentium III dan cakupan memorandum tersebut ke semua instansi. Ketinggalan zaman dan meniadakan pilihan di semua lini pemerintahan kita. Dengan persetujuan seperti itu, kewenangan instansi dalam hal teknis pupus dan kita kembali pada era “ukuran pasak rumah Perumnas di Merauke pun ditentukan oleh Jakarta.” Ini yang membedakan dengan “harga korting” produk Microsoft di sejumlah lembaga pendidikan karena tidak diembel-embeli dengan komitmen harus “semua Microsoft”. Belum lagi National Single Window[s] Project dengan Microsoft InfoPath dan kerja sama Microsoft dengan Depdiknas.

"Jablai"

| 9 Comments | No TrackBacks

Propaganda tentang Blog Jablai cenderung sarkas dan kemungkinan mencederai perasaan para penulis baru. Dalam perang jargon sudah masuk Sinisme-Masokis — semacam kepuasan berkreasi lewat sinisme-pedih tiada tara.

Para peminat teori konspirasi dapat menciptakan khayalan luar biasa bahwa istilah ini diembuskan oleh pedagang layanan hosting karena Blog Jablai berayun-ayun dari satu tempat gratisan ke tempat tumpangan dan penulis blog dibekali candu, “mengelola blog itu murah, yang masih mahal koneksi Internet…” Blog Jablai redup dan agar meriah ditambahi ornamen yang terkadang justru dipasang-tanpa-boleh-dilepas oleh penyedia blog gratisan. Penulis Blog Jablai membayar jerih-payahnya dalam bentuk konsesi tempat untuk AdSense — itu minimal.

Perempuan dan TI

| 10 Comments | No TrackBacks

Sudah baca Majalah Tempo edisi pekan ini? Dengan laporan utama Bukan Perempuan Biasa, edisi khusus Hari Ibu menampilkan sepuluh perempuan “pilihan” Tempo ditambah beberapa orang lagi mewakili “peluh di sudut negeri” — yakni mereka yang bekerja di lapangan dan benar-benar bersimbah peluh — saya bolak-balik lembar-lembar majalah tersebut dengan satu rasa penasaran: belum ada perwakilan dari sektor TI.

Bukan menuntut, melainkan berkelebat ingatan saya perihal kejadian di Oracle Magazine tahun lalu. Saat itu mereka sedang memberi anugerah kepada para figur yang berkait dengan aneka ragam produk Oracle (atau sesuatu yang terkait dengannya). Ada sekitar belasan orang terpilih dan pada edisi berikutnya di sebuah surat pembaca dilayangkan uneg-uneg: bagaimana mungkin tiada satu perempuan pun terpilih? Redaksi Oracle Magazine langsung membalas dengan bijak — setengah menyadari “sesuatu yang kurang lengkap”. Pada perhelatan berikutnya, perubahan sudah terjadi: beberapa perempuan pemegang posisi manajerial di lingkungan TI dipilih sebagai penerima anugerah Oracle.

Quran Elektronik dan Prasangka

| 7 Comments | No TrackBacks

Begitu potongan sindikasi dari Engadget siang ini menyebut Intel sedang mengembangkan Al Quran elektronik untuk Saudi Arabia, serta-merta saya ingat cerita lama tentang Intel yang dikait-kaitkan dengan Israel. Betul: Intel termasuk yang kerap terkena isu boikot produk Israel dan orang lebih mudah mengingat merk mikroprosesor ini dibanding PHP misalnya.

Engadget dengan jelas menyebut dua hal penting: ini bukan pertama kali perusahaan barang elektronik membidik Muslim lewat barang keperluan mereka; kedua, hal ini juga bukan pertama kali Intel melakukan pengayaan keragaman budaya. Pertemuan dua hal tersebut: sekarang inilah Intel masuk ke Saudi Arabia dan bersentuhan dengan keperluan umat Islam terutama di Saudi.

Sayang sekali bahkan tulisan yang benar-benar teknis berisi ulasan gadget seperti di Engadget pun akhirnya terkena imbas ungkapan penuh kebencian dan prasangka. Alhasil, pengelola situs mereka terpaksa menghapus komentar tak berkait dengan tulisan yang masuk dan menutup fasilitas komentar. Apa penebar kalimat panas itu tak bisa bersikap lebih santai sedikit?

Jawaban

| 20 Comments | No TrackBacks

Dua hari lebih sedikit saya anggap cukup untuk mengakhiri Happening kali ini. Karena saya ikut parade dan sedikit bersolek untuk hadirin, saya tutup keikutsertaan saya pada acara tersebut dengan ucapan terima kasih kepada semua teman yang telah merespon dan berikut jawaban saya.

Harry Sufehmi: memang saya tidak terlalu awas dengan kategori yang digunakan Andry S. Huzain — namun saya agak nekat menganggap kenal baik kelakuan adik satu ini. Jika dia beruntung saat menonjok pencopet di kereta listrik, seperti itulah batas antara tulisan serius dan humor dia. Jangan khawatir, saya juga memasukkan entri Komentar tersebut pada kategori Rehat, satu kelompok dengan acara April Mop atau parade jenaka lain di lingkungan TI.

Perihal tempat komentar yang saya batasi dibuka selama seratus hari, memang itu preferensi pribadi. Agaknya saya terpengaruh oleh beberapa penulis blog manca negara. Seingat saya, Douglas Bowman di Stopdesign dan Mark Pilgrim — pada periode lalu — termasuk yang memilih pembatasan tersebut dengan beberapa alasan yang menurut saya “elegan” untuk diikuti. Kebetulan juga, dari beberapa rujukan tersebut adalah penulis blog di lingkungan Movable Type. Saya mendapat banyak penjelasan yang bersifat estetis dan berprofil tinggi dari para penulis blog di lingkungan Movable Type pada periode lalu dan sedikit-banyak hal tersebut mempengaruhi cara saya memahami atmosfir blog.

Nota Kesepahaman Tanpa Tender

| 1 Comment | No TrackBacks

Kesepakatan pemerintah dengan Microsoft untuk pembelian lisensi produk Microsoft mulai diungkap. Koran Tempo hari ini menyebut perolehan nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan Djalil, dan Presiden Microsoft Asia Tenggara, Chris Atkinson. Selain disebut “tanpa tender”, dari tulisan di Koran Tempo tersebut terbaca dokumen tadi diterima pihak Tempo lewat jalur seorang birokrat yang tidak disebutkan namanya. Cukup misterius untuk hitung-hitungan total ongkos Rp 377,6 milyar.

Pendapat Menkominfo,

Legalisasi ini tidak hanya terbatas dengan Microsoft, tapi juga dengan pengembang lain

You.

| 11 Comments | No TrackBacks

Jika tahun lalu Bill Gates yang sangat masyhur pun masih perlu berbagi tempat dengan dua orang lain — Bono dan Melinda Gates — di sampul majalah Time untuk Person of the Year 2005, di edisi kali ini sampul Time hanya digambari sebuah komputer personal dengan judul tiga huruf: You. (empat karakter tepatnya, jika dilihat dari pengertian di komputer).

Komentar

Akhirnya Andry S. Huzain lagi yang memecahkan “kebekuan” saya terhadap persoalan komentar di blog yang sekonyong-konyong muncul — dan agak aneh menurut saya — seperti menggalang sentimen tertentu. Ada berapa hal dalam “teori ekonomi” tautan masuk (inlink) Andry yang perlu dipertimbangkan agar jangan digeneralisir:

Inkubator Bisnis di "Polman"

| 2 Comments | No TrackBacks

Dua hari, tanggal 13 dan hari ini, saya mendapat kesempatan datang di acara workshop internal Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (atau sering disebut “Polman”) di Jalan Kanayakan, daerah Dago. Dengan hadirin dari lingkungan internal mereka, saya menyajikan materi Keamanan Akses Internet. Materi tersebut berisi aspek dasar keamanan yang perlu dipedulikan oleh pengguna akhir, sehingga belum terlalu jauh dari kemampuan saya dalam memahami ilmu keamanan komputer.

Setelah acara usai, saya berkesempatan mengobrol cukup lama dengan Dede Sujana, Staf Unit Inkubator Bisnis, tentang kegiatan inkubator di Polman dan kaitannya dengan TI. Alasan lain saya untuk mendengar lebih banyak lagi adalah binaan mereka, yakni Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Inkubator di Polman menjadi mediator bagian-bagian di dalam perguruan tinggi dengan pelaku bisnis di luar. Dalam paparan Dede tadi siang, dia menjelaskan target untuk saat ini adalah Asia Timur. Mereka sudah pernah mengirim produk rumput laut ke Thailand dan hari-hari ini sedang bernegosiasi dengan Cina.

BREW

| 7 Comments | No TrackBacks

Kelihatannya saya tertinggal kereta dan kurang teliti lagi pada saat kami, tim Blog Fun Day, makan malan dan mengobrol dalam spektrum sangat lebar di Dakken Coffee & Steak, Jalan Riau, Bandung. Budi Putra yang berorientasi Jepang berbalas pandangan dengan Deni Wahyudi yang sedang menikmati program S-2 di Elektro ITB, hasilnya: BREW. Setelah FORTRAN dan BASIC, inilah bahasa pemrograman dengan nama ditulis menggunakan huruf kapital untuk kependekan Binary Runtime Environment for Wireless. Sayang, telepon genggam saya belum dapat digunakan untuk akses GPRS (gagal terus di bagian setting), sehingga percakapan keduanya tentang BREW saya rekam saja dengan pasif.

Di hari kerja berikutnya baru saya cari informasi tentang BREW lebih rinci di Wikipedia bahasa Inggris dan melakukan sejumlah obrolan dengan teman-teman pengembang di kantor. Promosi Budi Putra bahwa BREW adalah kompetitor Java dan sangat potensial “menghentikan langkah Java” di lingkungan piranti genggam (handheld device) sudah cukup untuk membangkitkan rasa penasaran dan sempat terpikir dengan demikian Java lebih baik bertengger di aplikasi enterprise.

Promo Warnet LegOS

| 14 Comments | No TrackBacks

Ada promo Warnet LegOS di situs Web Microsoft Indonesia. Berlaku s.d. akhir tahun ini, pembeli mendapat hadiah balik yang ditandai sebagai “hemat 5,3 juta” dan “hemat 6,2 juta”.

Teman saya pengelola Warnet siang ini memberi kabar tentang promosi tersebut. Saya periksa di mailing list Asosiasi Warnet, hanya diperoleh keterangan seputar program diskon hari raya.

Yang agak janggal: teman tadi sudah kontak ke tiga distributor produk Microsoft di Jakarta, hasilnya nihil. Ketiganya menjawab tidak tahu-menahu program tersebut. Distributor di Bandung malah menyebut tidak dapat dijual ke konsumen langsung; berbeda dengan keterangan di iklan yang menyebutkan hadiah hanya dapat diklaim oleh pembeli atau pengguna PC untuk Warnet.

Bagaimana, Microsoft Indonesia?

Telkom Speedy vs XL 3G

| 19 Comments | No TrackBacks

Tulisan saya Akses Internet lewat GPRS mendapat respon cukup meriah dari para pemakai layanan XL Corporate. Umumnya para penulis blog — apa memang mereka pangsa pasar pemakai pribadi yang atraktif saat ini? Ingat, acara Blog Fun Day akhir pekan lalu juga melibatkan Telkom Speedy. XL perlu punya humas informal seperti Kuncoro Wastuwibowo dengan Speedy-nya dan Adinoto Kadir yang masih saja berlagak salah instal Vista di MacBook padahal kita semua tahu jelas-jelas dia memanfaatkan “kerajaan” Mac-nya untuk diversifikasi usaha ke arah bandar baterai notebook.

XL Corporate vs Telkom Speedy dapat menjadi lebih hangat lagi setelah “campur tangan” ulasan singkat Menristek Kusmayanto Kadiman yang dimuat di mailing list Asosiasi Warnet hari ini,

2,2 Trilyun di Tahun Depan

| 7 Comments | No TrackBacks

Kabar dari Ketua Asosiasi Peranti Lunak Indonesia (Aspiluki), Djarot Subiantoro: rencana pemerintah melegalkan perangkat lunak di setiap komputer di kantor pemerintah mendorong peningkatan industri teknologi informasi. Pemerintah dan BUMN berbelanja mencapai 60% dari Rp 2,2 trilyun transaksi bisnis TI tahun 2007 nanti. Prospek lain adalah rencana pemerintah menetapkan tahun 2007 sebagai tahun teknologi informasi.

Sumber: Bisnis Teknologi Informasi 2007 Cerah, Koran Tempo bagian Bisnis edisi 6 Desember kemarin.

Dengan kenaikan Rp 300 milyar dibanding tahun ini, apakah prospek cerah di atas lebih besar porsinya benar-benar untuk “peningkatan industri” atau “peningkatan perdagangan” (baca: kita sebagai pembeli) teknologi informasi?

Tahun 2007 sebagai tahun teknologi informasi: dari kemungkinan peningkatan belanja di sektor TI tahun depan, berapa bagian yang benar-benar terserap ke peningkatan produktivitas?

"E-Accessibility"

| 3 Comments | No TrackBacks

Salah seorang teman berdiskusi dan sesekali berdebat cukup keras di mailing list waktu kami di Groningen, Belanda, adalah Bahrul Fuad, atau akrab dipanggil Cak Fu. Saya ingat kami pernah seperti mengerahkan banyak rujukan pada saat membicarakan syariah Islam, sehingga hampir dicemaskan oleh anggota mailing list akan kemungkinan kami “bertengkar”. Tentu saja tidak: kami tertawa bersama melihat dia mengenakan sarung di atas kursi roda pada saat Jumatan di Masjid Selwerd, Groningen. Sebelum kamar di asrama dia dilengkapi koneksi Internet, teman berdebat ini sering datang ke rumah saya (bezoek), dan hasilnya: selain koneksi Internet gratis (1 Mbps saat itu tentu perlu disedekahkan), akhirnya Cak Fu menulis blog. Segala urusan teknis di belakang blog dia saya siapkan.

Prinsip persahabatan kami sederhana: pada saat bertemu di darat, jangan melanjutkan perdebatan keras di ranah maya.

Sekarang Cak Fu tinggal di Surabaya dan salah satu kegiatan utama dia berkecimpung dengan sahabat-sahabatnya, para penyandang cacat atau sekarang ini digunakan istilah “difabel”. Cak Fu sendiri menjinjing notebook Toshibanya di sepanjang jalan di Groningen dengan kendaraan listrik khusus yang biasanya digunakan oleh kelompok difabel dan orang tua. Kabarnya “motor istimewa” tersebut diangkut juga ke Jawa Timur. Entahlah, karena saya belum pernah bertemu dia setelah di tanah air dan jarak Bandung—Surabaya sama dengan dari Groningen di ujung utara Belanda ke Paris di Prancis, melewati Belgia.

Memorandum Pemerintah: Masih Pagi

| 5 Comments | No TrackBacks

Kendati memorandum saling pengertian antara pemerintah dan Microsoft belum tersedia secara online — dan ditengarai oleh Irwin Day tidak akan mungkin disediakan, persetujuan “semi rahasia” ini mulai dibicarakan oleh Irwin dan Budi Rahardjo. Betul, baru berupa lontaran pembicaraan: Irwin menyalin analisis Judith Lubis dan Pak Budi mengulang kembali “perseteruan” pengguna produk Microsoft dan Linux. Setidaknya pengguna Internet generasi saya sudah pernah mengikuti perdebatan lama ini.

Seharusnya kita dapat lebih baik lagi membicarakan persoalan memorandum tersebut dengan membatasi lingkupnya. Kebetulan hari-hari ini tulisan online — baik blog atau media arus utama — penuh dengan pengulangan klise (dan membosankan) tentang poligami hingga perbudakan dan analisis video mesum.

Usul saya: pertama, lebih baik diskusi tentang memorandum diarahkan pada perolehan isi dokumen yang dimaksud. Sekalipun terlihat seperti muskil, dengan dorongan tulisan-tulisan di blog, kita dapat menekan pihak-pihak yang terkait untuk lebih terbuka. Hal ini agar jelas, seperti argumen Ronny Haryanto di Linux Aktivis,

Bertemu Para Penulis Blog di Sabuga

| 2 Comments | No TrackBacks

Sependek pengalaman saya bertemu dengan penulis blog atau hadir di acara yang berkaitan dengan blog, Blog Fun Day di Sasana Budaya Ganesa, ITB, hari ini, merupakan yang “paling meriah”. Diawali dengan pesan singkat Rendy Maulana sekitar pukul 07.30, saya sudah akan datang tepat pada waktunya, yakni 09.00. Budi Putra, jurnalis Koran Tempo dari Jakarta, malah sudah datang lebih dulu pada saat saya berada di perjalanan setengah jam sebelum acara dimulai.

Blog Fun Day /01

Benarlah, di tempat perhelatan tidak lama kemudian datang Kuncoro Wastuwibowo. Kuncoro adalah “teman” yang tidak asing lewat Planet Terasi atau pembaca sindikasi blog saya, namun baru kali ini saya bertemu langsung. Seperti tulisan dia yang penuh keriangan tentang tokoh-tokoh Rusia, ahli Fisika, dan musik klasik Wagner, Kuncoro adalah tuan rumah acara (bersama dengan Rendy) yang hangat. Kami berempat malah sempat berakrab ria pada saat rehat siang dan di sela-sela acara. Terima kasih, semuanya!

Lewat materi, saya mencoba membahas landasan dan memberikan ilustrasi di seputar kegiatan blog dan berharap ini dapat menyemangati peserta. Materi dalam format PDF tersebut akan sudah disediakan untuk publik (1,46 MB) (sesuai lisensi yang telah dipasang). Sedangkan foto-foto yang saya ambil belum diolah dan belum diketahui bagian yang layak dipasang di Flickr. Budi Putra sudah menulis liputan acara ini lebih awal sekaligus melengkapi dengan foto-foto. Acara sekarang sedang berlangsung. Yulian F. Hendriyana sedang didaulat mengisi cara instalasi WordPress.

About this Archive

This page is an archive of entries from December 2006 listed from newest to oldest.

November 2006 is the previous archive.

January 2007 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261