May 2005 Archives

Gerakan Nasional Open Source (GNOS)

| 2 Comments | No TrackBacks

Dimaksudkan untuk melengkapi IGOS, Dani Firman Syah berpendapat perlunya langkah tambahan dan dicetuskanlah Gerakan Nasional Open Source (GNOS). Dalam gambaran yang disebutkan di emailnya, terdapat tiga tim yang perlu dibentuk:

  1. Tim pengembang Open Source, dengan tugas memberi solusi yang baik dengan membuat aplikasi Open Source;
  2. Tim distribusi Open Source, yang melakukan sosialisasi ke masyarakat; dan
  3. Tim dukungan (teknis) Open Source.

Dari diskusi di Technomedia Dani menyebut rencana dia masih sangat bergantung pada komunitas, termasuk dia sendiri belum menjelaskan misi dan visinya secara gamblang. Kemungkinan dari sisi ini gagasan tersebut akan mendapat pertanyaan yang boleh jadi terdengar ‘sinis’. Baik dari kalangan pengelola Warnet di lapangan yang sekarang sedang mencari Linux yang cocok untuk mereka pakai atau juga dari ‘kalangan terdidik’ yang biasanya berhati-hati sebelum mendukung sesuatu atas dasar pertimbangan rasional.

Tip

| 8 Comments | No TrackBacks

Jika anda datang ke situs Web ini untuk membaca dan merasa “janggal” dengan bahasa baku yang saya gunakan — sebagian menyebut berbahasa resmi, dikaitkan dengan EYD, atau berusaha menerjemahkan ungkapan asing ke dalam Bahasa Indonesia — saya kutipkan tip dari Priyadi Iman Nurcahyo tentang hal tersebut,

Tulisan [National Geographic edisi Indonesia] kerasa kaku karena sedikit sekali tulisan macam itu. Kalau tulisan teknis semacam itu sudah banyak dan juga banyak dibaca orang, lama-kelamaan gak bakalan kaku. Coba aja baca http://direktif.web.id, yang gak biasa pasti “kagok”, tapi lama-lama juga biasa.

Agar berimbang, saya tunjukkan juga tulisan Keith Robinson berisi tip menjadi penulis blog yang lebih produktif: Be A More Productive Blogger. Tiga di bagian akhir berkait dengan cara pengungkapan:

  • Jangan takut dengan kekeliruan;
  • Jangan terlalu terpaku dengan tata bahasa (atau pengucapan untuk penyaji podcasting);
  • Tetap bersikap positif.

Sila mempelajari tip-tip lainnya yang menarik.

Pernyataan Sun tentang klaim Microsoft atas dua ratus lebih Intellectual Property (IP) yang digunakan oleh komunitas Open Source menjadi pembahasan oleh Priyadi Iman Nurcahyo dan Dedhi dari sisi WTO dan pernyataan Steve Balmer di Singapura. Setelah membaca komentar Ryo Saeba saya sempat “heran” dengan pernyataan Sun: apa konteks pernyataan tentang IP dibawa dalam urusan IGOS sekarang ini? Sempat saya tanyakan ke Ryo, pada saat membicarakan perihal komentarnya lewat Yahoo! Messenger dan sekali lagi ditekankan oleh dia bahwa yang menyebut-nyebut itu adalah Sun, bukan “dicetuskan” oleh IGOS. Sepertinya ada keuntungan tersendiri bagi Sun untuk mengingatkan persoalan IP.

Saya bukan ahli dalam persoalan WTO dan perdagangan multilateral, namun demikian dikaitkan dengan kedatangan Balmer — jika memang ini rujukan dalam konteks pembicaraan Intellectual Property yang diingatkan oleh Sun — menarik mencarikan artikel yang berkait. Hasilnya: saya mendapat sebuah tulisan di ZDNet UK bahwa Microsoft sendiri membantah “peringatan” yang dikeluarkan Ballmer, Microsoft denies Ballmer Linux ‘warning’.

Webmail Gratisan

| 3 Comments | 1 TrackBack

Akhir bulan ini, kami akan berhenti langganan koneksi Internet lewat modem kabel dan berarti layanan yang mereka berikan, yakni kotak email berkapasitas 50 MB, harus saya tinggalkan. Karena ruang email di tempat hosting terbatas ukurannya dan sayang jika dipakai untuk menyimpan email, saya harus kembali ke metode lama jika terjadi transisi: gunakan akun email gratisan.

  1. Gratisan sering dapat diandalkan. Benar, karena saya belum sanggup mengelola “investasi” di dunia maya secara profesional penuh. Apabila ada gangguan dengan infrastruktur berbayar yang baru bisa saya penuhi di level dasar, kembali lagi tempat gratisan menjadi alternatif.

  2. Webmail masih kurang nyaman dipakai untuk mengelola email, terutama dari mailing list. Kebiasaan mengikuti diskusi berdasarkan ulir (thread view) yang dengan mudah diikuti di Mutt, menyebabkan saya lebih berhati-hati (baca: lebih lambat) menelusuri puluhan email di kotak surat Webmail.

  3. Saya harus mengucapkan salut kepada para pemakai Yahoo! Mail (atau Webmail lain selain Gmail) karena menurut saya mereka adalah para pemakai yang sabar berpindah dari satu pesan ke pesan yang lain. Dengan koneksi berkualitas baik yang saya pakai pun sudah “melelahkan” melakukan sekian klik untuk pindah antarpesan. Gmail benar-benar terasa fantastis dalam hal ini. Kendati tentu saja saya tetap kehilangan Vim sebagai editor untuk menulis email.

Wah, gratisan! Jangan khawatir: saya masih menyebut identitas dengan lengkap.

Selamat untuk MDAMT

| 1 Comment | No TrackBacks

Mohammad DAMT menunggu tengah hari waktu New York hari ini untuk mengumumkan kejutannya: Nokia 770 Internet Tablet bersama dengan platform pengembangan berbasis Open Source, Maemo. “Pengumuman” yang ditulis oleh MDAMT muncul beberapa jam sebelum dimuat di Slashdot.

Apa kaitan MDAMT dengan produk ini? Belum ada keterangan resmi satu pun yang saya temukan, namun demikian dengan kapasitasnya sebagai “orang dalam” yang membuka cerita ini sebelum produk diluncurkan besar kemungkinan “posisi penting” yang disandang. Apalagi jauh-jauh dia telah migrasi ke Helsinski.

Selamat, Bang!
Termasuk atas kelahiran putra pertama pada hari-hari indah ini.

Halo IGOS, Ada yang Sudah Siap Boikot

| 5 Comments | 1 TrackBack

Tiga pekan yang lalu, 2 Mei, Ditjen HaKI dan Microsoft menandatangani MoU kerja sama pengembangan cetak biru sistem online untuk registrasi paten, merk, dan hak cipta di Indonesia. I Made Wiryana mempertanyakan hari ini: apakah pemerintah masih ingat IGOS?

Halo IGOS, apa kabar?

Dalam diskusi tentang perbandingan TI Indonesia dan Vietnam di mailing list Telematika (akses hanya untuk anggota) nama IGOS disebut bersama dengan anggapan “itulah komitmen pemerintah Indonesia terhadap Open Source”. Realitanya, Open Source sendiri di Indonesia tumbuh pada banyak komunitas yang malah belum disentuh IGOS. Blog IGOS lebih banyak berisi kutipan berita dari media massa dan sangat sedikit menampilkan wajah pemakai Open Source di Indonesia. Artinya, kalau saya ingin mendapat gambaran nyata teman-teman yang mengembangkan atau menggunakan produk Open Source, lebih baik saya berkelana ke blog-blog pribadi atau komunitas. Masalah yang ditulis dan ungkapan yang disajikan lebih terasa dari orang yang memang merasa berkepentingan terhadap produk tersebut.

Hari-hari yang sibuk di mailing list Asosiasi Warnet karena forum itulah yang diandalkan untuk bertukar informasi tentang berita razia Warnet di beberapa tempat. Jumlah razia masih meningkat.

Judith MS menulis sikapnya lewat mailing list akan hal berikut,

  1. ketidakpedulian beberapa Warnet sebelumnya berkaitan dengan kemungkinan adanya razia, terutama di Depok dan Bandung;
  2. ketidaksetujuan akan sikap kompromi terhadap aparat keamanan dalam bentuk suap, “uang damai”, yang sebenarnya tidak menyelesaikan persoalan. Sebagai gantinya ia mengajak pengusaha Warnet untuk berjuang bersama;
  3. kemungkinan pemakaian perangkat lunak Open Source sebagai alternatif satu-satunya saat ini bagi pemilik Warnet.

Lowongan Kerja: Migrasi ke Linux

| 4 Comments | No TrackBacks

Menyusul penertiban “razia” Warnet yang meluas, muncul keperluan migrasi sistem ke Linux,

Saya cari outsourcing untuk Warnet saya di Bandung, untuk migrasi ke Linux. Silahkan ajukan proposal, distro yang akan digunakan, perangkat lunak yang akan diinstall, serta biaya yang diajukan, via japri. Dimohon responnya As Soon As Possible.

Dengan demikian sudah saatnya Open Source diperhitungkan. Perangkat lunak produk komunitas berskala dunia dan menggunakan tenaga dukungan teknis dalam negeri. Aktivis Linux siap terjun ke lapangan?

Pada hari yang sama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut bangsa Indonesia perlu memperbaiki diri untuk bisa berdiri sebagai bangsa yang maju, sejajar, disegani, dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain — dan anjuran ini dikutip sebagai “jawaban” atas diskusi Indonesia dan Vietnam di mailing list Telematika — sebuah email yang dikirim oleh Pieter di Depok berisi “jeritan” perihal “kuburan Warnet” di Depok. Jeritan ini kemudian menjadi ulir diskusi yang ramai di mailing list Asosiasi Warnet, melengkapi kabar-kabar tentang operasi penertiban (sweeping) oleh aparat keamanan di sejumlah Warnet, dan berita dari Depok tersebut diteruskan oleh Onno W. Purbo ke sejumlah mailing list TI.

Secara terpisah tercetus dampak tidak langsung yang menimpa anggota mailing list: ada mahasiswa yang kesulitan mencari Warnet untuk menyelesaikan laporan atau wartawan yang terpaksa lama mencari Warnet untuk menulis berita — dan setelah ketemu sebuah Warnet kecil, si wartawan seperti menjerit, Pakai Open Source! Entah gembira atau sempat kerepotan.

Blog di Asia: Menyiasati Keadaan di Cina

| 3 Comments | No TrackBacks

Gelombang blog mulai masuk daerah baru: Asia! Slashdot memilih topik ini dengan bekal tulisan dari Japan Today, Bloggers top 3 mil in Japan, dan salah satu kutipan dari artikel di Wired News, Ready or Not, China Gets Blogged. Saya agak mengernyitkan dahi dengan penyebutan “Asia” pada entri tersebut. Artikel yang dirujuk bercerita tentang gelombang blog di Jepang (jelas, karena dimuat di Japan Today) dan Cina, yang ditulis oleh koresponden rubrik Media Hack di Wired News, diikuti oleh komentator Slashdot yang sebagian menyebut kondisi di Korea Selatan dan India. Negara-negara tersebut memang mewakili masyarakat dan industri TI di Asia akhir-akhir ini, namun untuk gerakan menulis lewat blog, saya rasa Iran lebih awal. Catatan dari World Summit on the Information Society pada bulan Desember 2003 lalu merupakan prestasi tersendiri bagi Negara Mullah tersebut.

Memang benar blog di Iran disebut marak sebagai konsumsi pemakai Internet, sedangkan yang diangkat oleh dua tulisan di atas sudah masuk tingkatan lebih lanjut, yakni bisnis layanan blog. Jika dikaitkan dengan reportase yang serupa terjadi di Jepang dan Cina, catatan dari Belanda lima bulan lalu, yang mengukur antusiasme penulis blog di Belanda dari sisi penyedia layanan lokal, lebih sebanding. Kemungkinan lainnya: entri di Slashdot tersebut memang terbawa stereotip khas Barat bahwa Asia cenderung merujuk pada Oriental.

Hotmail 250 MB Bulan Juli Nanti

| 12 Comments | No TrackBacks

Febdian Rusydi mengirim salinan email yang dia terima dari MSN Hotmail berisi keterangan bahwa kapasitas pemilik akun MSN Hotmail akan dinaikkan dari 2 MB menjadi 250 MB, sebagai berikut:

As part of our on-going commitment to improving our customers’ experience, by the end of July we’ll increase the storage capacity of your MSNĀ® HotmailĀ® account from 2 MB to 250 MB, and increase your attachment size from 1 MB to 10 MB, at no cost to you.

So what does this mean for you? Well, you’ll be able store even more e-mail and share larger attachments, such as photos, music, video clips and more. You don’t have to take any action — we’ll automatically upgrade your storage to 250 MB by the end of July.

Lisensi yang Lebih Longgar untuk Produk Seni

| 1 Comment | No TrackBacks

Dua tahun silam, MUI mengeluarkan fatwa tentang keharaman produk rekaman bajakan. Saya yang keberatan dengan latar belakang fatwa tersebut dan berpendapat seharusnya MUI dapat melakukan proses yang lebih baik dalam menyikapi produk di media digital, menuliskan sikap di Fatwa Produk Rekaman Bajakan. Masih berkaitan dengan lisensi pemakaian produk rekaman di media digital, tulisan kali ini saya tujukan kepada teman-teman, para pekerja seni dan mereka yang berkecimpung di industri kesenian, akan kemungkinan menyediakan lisensi yang lebih longgar terhadap produk seni yang dihasilkan.

Lisensi adalah faktor penting dikaitkan dengan izin yang diberikan oleh penyedia materi kepada orang lain, dalam hal ini pemakai. Dengan menyediakan lisensi yang memungkinkan produk seni digunakan lebih mudah oleh orang lain, kita dapat memulai hubungan yang lebih baik antara penyedia materi dan penggunanya — sebuah solusi saling menguntungkan. Latar belakang yang mendorong kepentingan ini antara lain:

Lima Penyedia Webmail

| 9 Comments | 1 TrackBack

Kapasitas ruang lima penyedia Webmail di Internet; gambar diambil hari ini:

GMX dengan ruang 1 GB

GMX

Meyakinkan Pengirim Komentar Spam

| 12 Comments | No TrackBacks

Tertarik dengan penjelasan Ryo Saeba tentang Abadi Purwadaksina yang mengirim spam dalam bentuk komentar sekitar tanggal 23 April lalu, saya masih ingin lebih memastikan bahwa memang benar Abadi yang menggunakan alamat IP tersebut. Lima hari kemudian, 28 April, Abadi mengirim email ke mailing list Genetika dengan identitas lengkap seperti keterangan Ryo, Abadi Purwadaksina <abadi@mydelima.com>.

Dalam email untuk Genetika tersebut1 terbaca dia menggunakan alamat IP yang sama dengan yang digunakan untuk mengirim komentar spam, yakni 202.155.146.87. Email tersebut kemudian diterima oleh server mail Indosat, yakni kelud.indosat.net.id (202.155.50.2). Lengkap di bagian akhir email terdapat signature,

Raib Sepuluh Hari

| 4 Comments | No TrackBacks

Hanya selang satu-dua jam setelah saya mengucapkan selamat datang untuk Tiger, materi blog ini tidak dapat diakses dan muncul informasi bahwa akun saya ditahan (suspended) oleh tempat hosting. Tentu saja mengejutkan karena setahu saya ruang penyimpanan dan kapasitas lebar pita (bandwidth) yang terpakai masih dalam batas yang menjadi hak saya dan belum ada pemberitahuan sebelumnya bahwa #direktif bermasalah. Semua gagal diakses — termasuk empat buah subdomain dan akses ke CPanel serta FTP. Alhasil, kalaupun ada persoalan dengan halaman Web situs ini, tentu saya tidak dapat memperbaikinya.

Sempat saya duga fasilitas rebuild dengan modus proses background yang disediakan MT LaunchBackgroundTasks menjadi penyebabnya. Karena baru dua hari sebelumnya diaktifkan. Namun jika dilihat proses tersebut hanya sibuk apabila terdapat pengisian entri baru atau pengunjung berkomentar.

Setelah kontak lewat Yahoo! Messenger, email, dan terakhir kirim SMS kepada penyedia tempat hosting, saya memperoleh penjelasan bahwa akses ke situs ini diblok karena dianggap ada bagian yang mengganggu lalu lintas di tempat hosting. Kurang jelas bentuk gangguan ini: apakah pengunjung #direktif sudah dianggap cukup ramai untuk layanan hosting bersama? Menurut saya belum karena dibanding prestasi beberapa penulis blog terkemuka di Indonesia yang sudah menghabiskan lebih banyak lebar pita koneksi dan lebih ramai komentar (yang setidaknya mengindikasikan lebih banyak pengunjung), situs ini belum sampai taraf seperti itu.

About this Archive

This page is an archive of entries from May 2005 listed from newest to oldest.

April 2005 is the previous archive.

June 2005 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261