January 2005 Archives

Ajaran Agama, Identitas Agama, atau Spam Religius

| 1 Comment | No TrackBacks

Sarah Gilbert mempertanyakan, Apakah Tuhan memiliki email? dalam komentarnya tentang email spam yang berisi materi agama. Jumlah spam ini, dikutip dari angka yang dipaparkan direktur manajer Email Systems, Neil Hamerton, sekitar 1% dari total spam saat ini.

Spam atau sekadar email ajakan, sudah mulai saya terima lewat beberapa jalur hari-hari terakhir ini. Yang pertama adalah kiriman dua ayat dari Injil lewat Halaman Kontak,

Getok Tular

| 4 Comments | No TrackBacks

Dari artikel empat bulan lalu di Church of Customer, disebutkan definisi baru dari Word of Mouth Marketing, yakni Kekayaan bersih dari semua orang, perusahaan, organisasi atau entitas, didasarkan pada pengantaran nilai dan cara nilai tersebut dikomunikasikan di antara para teman, kolega, klien, dan pelanggan. Ungkapan yang “lebih tradisional” dari word of mouth adalah getok tular, sebuah istilah yang diambil dari Bahasa Jawa dan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu-Zain, 1994, Penyebaran berita, fitnah, dsb. dari mulut ke mulut. Getok tular yang disebut akhir-akhir ini adalah lewat media blog, ditulis oleh para relawan yang memasang promosi diri mereka sendiri, sikap yang ingin mereka sampaikan, atau organisasi tempat mereka aktif.

Siapa penulis blog di Indonesia yang menyuarakan organisasi tempat dia bekerja? Umumnya di dalam blog memang disebutkan nama dan aktivitas di tempat kerja, namun hanya sebagai latar belakang, ilustrasi sebuah artikel. Sebaliknya, organisasi pun belum menyediakan tempat blog resmi, lebih-lebih menonjolkan staf mereka sebagai penulis.

Pembebasan Pemakaian Frekuensi 2,4 GHz

| No TrackBacks

Inilah tragedi — atau karena sering terjadi, kemungkinan sudah menjadi komedi — yang umum di Indonesia: dikekang protes, dilepas saling memangsa. Setelah bertahun-tahun diteriaki lantang agar frekuensi 2,4 GHz dibebaskan, akhirnya Departemen Perhubungan RI mengeluarkan Kepmen No. 2/2005 tentang Pembebasan Frekuensi 2,4 GHz. Keputusan ini berlaku mundur semenjak tanggal 1 Januari 2005. Tragedi itu sendiri adalah sejumlah indikasi “hukum rimba” pihak yang kuat memangsa yang lemah — dan tanpa kesadaran akan konsekuensi, akhirnya jor-joran pada kekuatan sumber daya fisik, yakni kekuatan daya pancar.

Budi Rahardjo mengingatkan kondisi ini pada awal November tahun lalu, 2.4 GHz: tragedy of the commons, dengan mengambil judul tulisan Garrett Hardin, The Tragedy of the Commons, di Science, 162(1968):1243-1248. Hardin menulis penutup yang menarik tentang perang nuklir, Kedua sisi pada adu kekuatan… berhadapan dengan dilema peningkatan kekuatan militer secara terus-menerus dan penurunan keamanan nasional secara terus-menerus. Menurut pertimbangan profesional kami dilema ini tidak memiliki solusi teknis. Apabila kekuatan-kekuatan besar terus mencari solusi hanya di area sains dan teknologi, hasilnya akan memburukkan situasi.

"Nofollow" yang Belum Saya Perlukan

| 4 Comments | 1 TrackBack

Kendati Six Apart sudah menyediakan plugin “nofollow” sebagai reaksi terhadap trik tag nofollow yang digunakan oleh beberapa mesin pencari — terutama Google yang dianggap paling berpengaruh dalam hal ini, saya masih melihat bukan sebagai keperluan untuk situs ini. Setidaknya untuk sekarang.

Sebelum ini saya amati implementasi yang digunakan Ryosaeba dengan mengubah URL di komentar menjadi berawalan URL Google. Misalnya http://example.com menjadi http://www.google.com/url?sa=D&q=http://example.com. Alhasil, siapapun yang menulis URL di sana, baik URL penulis komentar sendiri atau situs lain di dalam isi komentar, dibelokkan ke Google. Cara ini semacam yang digunakan di Blogger untuk halaman Blogspot mereka. Harap maklum, Blogger ada di bawah payung Google.

Nofollow merupakan nilai dari parameter rel yang ditambahkan ke tag <a href="">. Kode HTML yang dihasilkan tetap akan valid1 dan Google menjamin bahwa mereka tidak akan memberi nilai terhadap taut yang dilengkapi dengan parameter tersebut.

RT/RW-Net dalam Dua Pandangan yang Berbeda

| 1 Comment | No TrackBacks

Dari diskusi yang menghangat di antara dua kubu: jurnalis media massa teknologi yang banyak bergabung di Technomedia dan “tempat para hacker” — demikian ungkapan yang disodorkan oleh Budi Rahardjo — di Teknologia, tercetus silang pendapat tentang RT/RW-Net. Karena menarik, saya kutipkan di sini beserta salinan utuh dua email, atas dasar izin dari kedua penulisnya, Yanuar Rizky dan Budi Rahardjo.

Bermula dari cetusan Yanuar Rizky tentang keinginan dia menuliskan semacam peta perjalanan “Dari RT/RW ke Internet Menuju Pasar Modal”,

Ongkos Instalasi Ulang Windows XP di Notebook

| No TrackBacks

Kendati saya sudah agak sinis menyebut instalasi ulang di Windows XP adalah ritual tahunan, sesekali saya kedatangan “korban-korban” persoalan di notebook mereka dan dalam beberapa kasus instalasi ulang adalah obat paling praktis. Misalnya virus atau worm berkecamuk, campur aduk dengan spyware dan notebook hang, atau mati semaunya sendiri. Mencari pola kemunculan persoalan saja sudah tidak jelas, alih-alih mencarikan penyembuhnya.

Padahal ongkos — dilihat dari sumber daya yang dikerahkan — untuk instalasi ulang Windows XP di notebook mahal.

APIPA 169.254 dan Reset Router

| 1 Comment | No TrackBacks

Windows XP lagi!

Karena persoalan jaringan di satu komputer desktop dan dua notebook, saya menikmati akhir pekan kemarin bersama Windows XP. Bukan soal mudah: tidak ada /etc/init.d/networking atau /etc/network/interfaces di sana. Bonus yang saya peroleh: setiap selesai mengubah sebuah konfigurasi dan menyimpannya, saya punya waktu untuk mengobrol, karena komputer harus di-restart.

Di komputer desktop, modul jaringan gagal memanggil DHCP dan alamat IP diset menjadi 169.254.x.y (dua ruas terakhir bisa berubah-ubah). Karena disambungkan ke router dan si router yang menjalankan permintaan DHCP berhasil, saya menduga modul klien DHCP bermasalah. Ditambah dengan Internet Explorer yang aktif sendiri setiap pemakai login, dugaan saya mengarah kepada spyware. Dengan membandingkan kepraktisan memperbaiki komputer desktop tersebut, saya memutuskan untuk melakukan instalasi ulang Windows XP. Terserah penyebabnya apa, yang penting pemilik komputer dapat segera menggunakan mesinnya untuk akses Internet.

Kesempatan juga untuk segera memasangkan Mozilla Firefox dan memberi penjelasan kepada mereka agar pindah alat bantu.

Google.co.id

| 1 Comment | No TrackBacks

Google sudah tampil dengan domain “yang lebih meyakinkan” untuk kalangan Indonesia, yakni CO.ID, lengkapnya, http://google.co.id. Jika dilihat dari prosedur registrasi domain, CO.ID memerlukan Surat Bukti Kepemilikan Merk yang disahkan Departemen Kehakiman RI, alhasil mengurangi resiko pendaftaran oleh perusahaan fiktif. Dilihat dari Whois, organisasi yang mendaftarkan google.co.id adalah Firma Hukum Kinantan Advokat. Penjelasan pemilihan nama domain baru ini diungkapkan pada entri tanggal 14 Januari di Google Blog.

Apa yang menarik dari perkembangan ini, selain bendera Indonesia dipasang di Visit Google’s Site in Your Local Domain?

Halaman pembuka langsung ditampilkan dalam bahasa pengantar Bahasa Indonesia — kendati hal ini sebenarnya sudah tersedia sebelumnya di Use the Google Interface in Your Language. Dibuka dari tempat saya di Belanda, tawaran bahasa yang diajukan di halaman depan: Bahasa Inggris, Nederlands, dan Boso Jowo.

Apakah google.co.id otomatis dijadikan halaman depan bagi pemakai komputer di Indonesia, atau yang mengisikan lokasi di Indonesia ke sistem operasi, atau bagi pemakai Windows XP Edisi Bahasa Indonesia? Perlu kita dengar dari pengunjung Google yang memenuhi salah satu dari tiga kriteria di atas. Sayangnya saya tidak masuk di antara ketiganya.

Rencana Pemetaan Blogger Indonesia

| No TrackBacks

Idban Secandri sedang mengerjakan projek Pemetaan Blogger Indonesia dengan dukungan sumber daya sekelas pasukan khusus. Tidak tanggung-tanggung, untuk keperluan data lokasi diambil dari National Geospatial Intelligence Agency (NGA).

Menurut perhitungan Idban sendiri, data untuk Indonesia tersedia sebesar 14 MB dengan jumlah lokasi sebanyak 108.714 buah. Bandingkan dengan jumlah pemilik blog yang terdaftar di Blogbugs: “hanya” 958 buah. Katakanlah ditambah pemilik blog yang tidak terdaftar di sana dan kemungkinan penambahan data baru, dengan dikali 10, hasilnya masih 9.580 buah.

Jadi agaknya jerih-payah Idban menelateni 108 ribu lebih data dapat digunakan untuk keperluan lain berikutnya yang lebih proporsional. Rencana lain data lokasi tersebut akan digunakan untuk mencacah pemakai Linux di Indonesia, namun saya kira sebarannya tidak terlalu jauh berbeda dengan pemilik blog, yakni ibu kota propinsi, dan lebih menggerombol di Pulau Jawa.

Sambungan Baru Telkom Speedy di Surabaya

| 4 Comments | No TrackBacks

Dari pesan yang dikirim Eddy Prasetyo dari Suara Surabaya ke mailing list Technomedia, saya memperoleh kabar tentang peluncuran Telkom Speedy di Surabaya. Telkom Divre V telah meluncurkan 5000 satuan sambungan layanan.

Berkaitan dengan tagihan yang sempat menjadi persoalan besar di Telkom Divre II pada kasus yang dialami Godot Praesta, Tri Agus Joko, Manajer Pengembangan Infrastruktur Telkom Divre V menyebut,

Sistem pembulatan yang kami gunakan berbeda dengan Jakarta. Pembulatan dilakukan pada tagihan akhir bulan, bukan pembulatan perkoneksi. Pembulatan yang kami terapkan tidak akan membebankan pelanggan.

Sumberdaya TI Masih ke Aceh dan Permalink

| 1 Comment | No TrackBacks

Tahun Baru 2005: apa yang menjadi harapan bagi kita dengan TI di Indonesia?

Pada awal tahun ini tentulah keprihatinan terhadap bencana alam yang menimpa propinsi NAD menyita perhatian nyaris semua aktivitas. Semua sumber daya TI pun digunakan semaksimal mungkin untuk membantu di lapangan dan juga penggalangan bantuan dari berbagai sumber. Penulis kawakan seperti Farid Gaban dengan Pena Indonesia pun menggunakan halaman Web untuk publikasi hasil reportase dari lapangan. Penempatan hasil terjemahan dalam berbagai bahasa asing juga relatif mudah dikelola.

Diseminasi informasi dalam berbagai bentuk menyebar lewat jurnal dari lapangan, reportase, situs Web berita tentunya, dan berbagai cara penyajian informasi penggalangan donasi. Karena tahun 2004 yang baru lewat ditandai dengan kata populer “blog” sebagai pilihan, alat bantu penyusun blog ini yang tampaknya paling praktis digunakan untuk membangun situs Web baru dalam kaitan dengan bencana alam di NAD.

About this Archive

This page is an archive of entries from January 2005 listed from newest to oldest.

December 2004 is the previous archive.

February 2005 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261