April 2006 Archives

Antarmuka Baru Yahoo! Mail

| 22 Comments | 1 TrackBack

Hampir tengah malam kemarin saya menerima email “hiburan” dari Fauziah Swasono tentang Yahoo! Mail berantarmuka baru. Fauziah, pemakai Yahoo! Mail yang tinggal di Tokyo, termasuk yang beruntung memperoleh kesempatan lebih dulu membuktikan janji Yahoo! akan antarmuka baru. Saya sebut “hiburan” karena dalam emailnya Fauziah menyebut perubahan ini masih dirasakan “lambat” olehnya.

Pengamatan yang dilakukan Fauziah dengan koneksi di Tokyo:

  • penampakan ala “Microsoft Outlook” perlu waktu 20—25 detik;
  • pesan sebuah email ditampilkan utuh perlu 1,6 detik (terima kasih Fau, sampai teliti satu digit setelah koma!);
  • email dengan lampiran 9 MB perlu 30 detik;

Kapan saya bisa menjajal versi Beta ini?

Ongkos Lebih Mahal, Urusan Lebih Ruwet

| 4 Comments | No TrackBacks

Kemarin dan hari ini saya baca tulisan tentang kondisi negara kita dalam hal menghadapi serbuan bisnis teknologi informasi (atau “telematika”? Istilah ini dipertanyakan Dudi Gurnadi). Ulasan kemarin di Form@t Kompas mengemukakan ironi akan sikap PT Telkom,

Kita pun teringat akan VoIP Merdeka yang memiliki potensi besar tapi dipasung oleh kepentingan bisnis industri telekomunikasi di Indonesia. Jenis VoIP baru ini bisa dikembangkan oleh siapa saja dan benar-benar akan menjadi sebuah pilihan murah komunikasi jarak jauh.

Memang ironis, VoIP Merdeka mati di negeri sendiri, sementara VoIP buatan luar negeri bebas leluasa menikmati pangsa pasar yang besar. Lebih ironis adalah PT Telkom tidak memiliki cara untuk mencegahnya. Kasihan!

Undangan dari detikINET dan Digital Islamic Library

| 11 Comments | No TrackBacks

Seperti yang telah dipublikasikan di detikINET, kemarin saya menghadiri acara Pemanfaatan Blog bagi Aktivis Masjid dan Pesantren yang diselenggarakan detikINET dan Digital Islamic Library. Kegiatan dilangsungkan dalam bentuk bengkel kerja (workshop) dan peserta secara umum adalah pendatang baru di dunia blog. Wicak Hidayat dari detikINET yang mengundang saya lewat email. Di lokasi acara, kantor detikINET, Jalan Warung Buncit, Jakarta, saya bertemu dengan Annisa M Zakir (detikINET) yang sibuk dengan kamera dan banyak membantu peserta selama pelatihan, dan Agus Syafii dari Digital Islamic Library yang memberi pengantar dan menyediakan sebuah contoh blog dengan fasilitas yang lengkap untuk didemokan — termasuk adanya “kotak sapa” (shoutbox) yang tidak pernah disediakan di blog saya.

Acara dimulai sekitar pukul 09.45, termasuk pengantar dari Donny BU, bos detikINET, yang dibawakan oleh Wicak. Untuk keperluan acara tersebut saya menyiapkan dua buah materi dalam format PDF: satu dalam bentuk artikel dan satu lagi untuk keperluan presentasi. Sebagian ilustrasi yang dipakai pada tulisan tersebut diambilkan dari khasanah keislaman dengan pertimbangan latar belakang peserta.

Jepret! Koleksi di Flickr Menjadi "Photoblog"

| 11 Comments | No TrackBacks

Dua tahun lalu, setelah saya mulai merasa bahwa menulis blog sudah menjadi kegiatan rutin, blog foto (photoblog) masih merupakan dunia lain yang belum terpikir untuk dieksplorasi lebih jauh. Koleksi foto yang disediakan oleh Boy Avianto (saat itu disediakan di photos.avianto.com) — sering saya intip kala itu — menyisakan dua hal yang belum dapat saya penuhi: sebuah kamera digital dan kesempatan keliling dunia. Sampai akhirnya saya dihadiahi kamera digital bekas oleh adik sepupu dan keputusan saya untuk mulai aktif di Flickr. Alhasil, keperluan kamera digital sudah terpenuhi dan… cerita tentang keliling dunia abaikan dulu, karena akhirnya saya lebih menikmati foto-foto jalanan di sekeliling saya.

Sebenarnya pada komentar di tulisan saya tentang album foto, Pipit sudah menyarankan agar saya bergabung dengan upaya Eric Setiawan dan Budi Sukmana di Bandung Photoblog. Namun saya yang baru menenteng kamera digital belum terlalu yakin sudah siap sampai sejauh itu. Beberapa foto yang saya ambil pada perjalanan ke Medan dan interior sebuah gedung di Jakarta masih belum sanggup “bercerita banyak”. Walaupun kamera tersebut menemani saya saat mondar-mandir Bandung-Rancaekek selama mengurus KTP, lanskap panorama alam dengan gunung kecil di timur laut dari stasiun Rancaekek gagal saya ambil dengan baik. Belasan foto stasiun kereta api itu sendiri juga akhirnya terhenti sampai di subdirektori komputer pribadi saya — rasanya tidak layak dipublikasikan.

"Dakwah" TI di Kabupaten dan Daerah Urban

| 10 Comments | No TrackBacks

Terselip sebagai berita kecil di Koran Tempo Sabtu kemarin: Internet mulai masuk di lingkungan pondok pesantren. Dikutip dari situs Web Koran Tempo edisi digital (hanya anggota yang boleh mengakses),

Rabu lalu, CAP di Pondok Tremas diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Tony Chen, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, melalui CAP diharapkan para santri dan guru dapat memanfaatkan Internet untuk memperluas pengetahuan. Kami sangat antusias mendukung program mengurangi kesenjangan digital di Indonesia, ujarnya.

CAP pada berita di atas adalah kependekan dari Community Access Point bagian dari program Unlimited Potential milik Microsoft. Delapan kabupaten akan didatangi Microsoft dan yang disebut pada berita di Koran Tempo: Madiun, Rembang, Situbondo, Trenggalek, dan Wonogiri.

Di sisi sebaliknya, saya teringat inisiatif sejumlah “santri perkotaan” yang tergabung di MIFTA (Muslim Information Technology Association). Dari edaran mereka via email, beberapa kali kegiatan mereka bersentuhan dengan pondok pesantren atau organisasi Islam di lingkungan urban.

Terus terang: saya heran dengan orang atau pihak yang begitu anti terhadap blog pada tahun 2006 ini. Sebuah anakronisme, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga diartikan salah satunya adalah penempatan tokoh, peristiwa percakapan, dan unsur latar yang tidak sesuai menurut waktu di dalam karya sastra.

Anakronisme tadi bukan karena blog sedemikian hebat dan perkasa. Yang justru mengherankan: untuk apa melawan sebuah aktivitas yang biasa-biasa saja, dilakukan oleh orang biasa, dibaca oleh orang biasa, dan dapat ditirukan oleh orang biasa lainnya? Semua orang bisa menulis di blog dan blog tidak menunggu seorang sohor untuk mengangkat kredibilitasnya. Karena penulis blog memang tidak berangkat berburu wawancara dengan tokoh penting, melainkan dalam banyak hal kami mewawancarai diri sendiri.

Jika kredibilitas dikaitkan begitu saja dengan figur penyampainya, kita akan terlalu melambungkan segelintir orang dan membuang begitu banyak pernik-pernik pemikiran. “Kredibilitas” semacam itu hanya dipegang oleh sekelompok orang dengan atribut tertentu dan tidak ada tempat untuk orang biasa yang (sayangnya) justru berperan pada aktivitas blog.

Pengalaman Rendy Berlangganan Speedy di Cilegon

| 8 Comments | No TrackBacks

Sekilas muncul di Web Clip Gmail: Pasang Speedy — Rendy Maulana, saya tergerak untuk membaca isinya. Dugaan saya Rendy memasang Speedy di tempat kosnya di Bandung, sehingga pengalaman dia dapat dijadikan rujukan bagi penduduk Bandung seperti saya. Ternyata meleset: Rendy memasang Speedy di Cilegon — yang entah alasannya, disebut “malu-malu” sebagai pinggiran Provinsi Banten.

Saya masih penasaran dengan koneksi Internet kontinu untuk pemakaian pribadi di Bandung, terutama di kawasan utara. Kendati belum akan segera memasang — saya masih termasuk kategori jamaah “Internet = kantor” — “rasa penasaran” di atas hasil dari pemeriksaan ketersediaan beberapa PJI yang sayangnya belum mencakup daerah utara Bandung. Saya pernah menulis tentang Quasar dan promosi berisi perkembangan lebih lanjut belum saya temui. Demikian halnya akses Internet yang ditumpangkan di atas layanan televisi kabel, dengar-dengar baru di beberapa kompleks perumahan menengah. Untuk koneksi Internet bersama televisi kabel ini, faktor anak-anak masih menjadi pertimbangan: karena mereka lebih baik menghabiskan waktu bermainnya di halaman rumah, alih-alih mencangkung di depan televisi. Melsa, PJI di Jalan Ir. H. Juanda (“Jalan Dago”) juga belum sampai “menjulurkan” kabelnya ke atas; keberatan lain terhadap PJI satu ini adalah harga untuk pemakaian personal yang relatif masih mahal.

Ardian Menang Lagi di "Google Code Jam"

| 12 Comments | No TrackBacks

Dari salah satu ulir diskusi di Teknologia, tersiar kabar Ardian Kristanto Poernomo kembali memenangi Google Code Jam. Priyadi Iman Nurcahyo menulis kutipan lengkap dari tiga media: Chennai Online, Techtree.com, dan CIOL.

Karena hari ini libur nasional, media cetak (atau yang berorientasi “cetak”) perlu waktu menunggu sehari untuk memuat berita tentang Ardian. Itu pun jika masuk kategori layak muat, karena pengalaman Ardian sebelumnya: sampai berhari-hari setelah kisah sukses dia dimuat di beberapa blog, media massa nasional seperti tidak mendengar gegap gempita kontes Google Code Jam.

Yang dapat dilakukan oleh media massa adalah mengirim reporter dan mewawancarai Ardian langsung. Jangan terlambat lagi.

Selamat untuk Ardian.

Sifat Wiki yang Terbuka: Jawaban untuk Bee

| 2 Comments | No TrackBacks

Entri ini semula saya tulis untuk menjawab komentar Bee di entri Delphindo Tampil di Blog: Media untuk Komunitas Pemrogram. Ternyata, bahan yang saya kumpulkan “terlalu panjang” untuk sebuah komentar, sehingga lebih baik dijadikan entri tersendiri. Sekaligus menjadi masukan tentang Wiki secara umum.

Saya ucapkan terima kasih kembali untuk Bee. Semoga blog Delphindo dapat menjadi seperti yang diharapkan kontributornya.

Pertama, perlu saya jelaskan bahwa di ulasan tersebut saya tidak sedang melakukan persuasi agar komunitas X menggunakan alat bantu Y dan sejenisnya. Saya sebutkan Wiki karena gaya yang digunakan “memaparkan”, mirip dengan blog (dan berbeda dengan forum semacam phpBB). Setiap alat bantu tentu memiliki lebih dan kurang, mengikuti konsep yang diimplementasikan. Belum lagi pertimbangan lain karakteristik komunitas itu sendiri. Tentu bisa panjang pembicaraan tentang hal tersebut dan saya bukan anggota komunitas Delphindo serta tidak mengikuti diskusi itu sendiri. Dengan kata lain: sila dibicarakan dengan komunitas pemrogram itu sendiri.

Kondisi komunitas juga membedakan dengan Weling yang saya sediakan dalam bentuk Wiki. Saya hanya peserta milis id-python. Karena milis tersebut lebih banyak “baru” berbicara persoalan teknis pemrograman — belum sampai pada kondisi anggota komunitas — saya langsung berinisiatif menyediakan Wiki tanpa berembug lewat milis terlebih dulu. Satu-satunya pemberitahuan saya lewat milis pun ditanggapi “biasa-biasa saja” (ini bukan keluhan, justru saya melihat tidak ada persoalan dengan inisiatif saya).

Spam dari Anggota "Apollo Asia"

| 2 Comments | No TrackBacks

Kotak email saya didatangi pesan dari seseorang yang mempromosikan SMS di Apollo Asia. Dengan subjek Modal SMS dapat Rp.230.717.700 per bulan si pengirim berharap penerima spam mengunjungi situs Web yang dimaksud. Saya sebut “spam” seperti penjelasan di Wikipedia, “dengan definisi populer, spam terjadi tanpa izin penerima [email].” Apalagi saya tidak kenal sama sekali dengan pengirim email yang sok akrab memanggil “prenz”.

Berikut salinan email yang saya terima,

Komunitas pengguna Delphi Indonesia akhirnya mengumpulkan artikel-artikel mereka tentang pemrograman Borland Delphi dalam bentuk blog, Delphindo on WordPress. Saya amati dari pembaca sindikasi dan menelusuri beberapa halaman, topik yang disuguhkan cukup membentang: dari kecemasan Jaimy Azle mewakili pikiran sejumlah pengembang produk Borland, koleksi kode sumber yang paling mendominasi entri blog (sudah terkumpul sebanyak 21 hanya untuk “setoran” bulan Maret lalu), sampai artikel FreePascal dari Mpu Gondrong.

Sebelum adanya blog bersama ini, Jaimy sudah lebih dulu menyusun blog khusus tentang Delphi. Dengan demikian, paguyuban yang dinaungi blog bukan hanya lingkungan berdasar habitat tempat tinggal penulisnya, melainkan sudah merambah pada “kesukuan bahasa pemrograman.” Karena Delphindo beranjak dari sebuah mailing list (termasuk milis bahasa pemrograman yang aktif dan beranggota banyak), fenomena penyajian yang lebih representatif lewat blog dibanding korespondensi via mailing list kian terbukti.

Kisah Sebuah Hoaks dan Plagiat

| 7 Comments | No TrackBacks

Cerita berawal dari upaya saya mengumpulkan hoaks yang lalu lalang di banyak milis. Benar, saya bosan menjadi tukang semprit di beberapa milis untuk menghalau berita dusta, cerita palsu, atau hikayat tanpa nas yang sahih. Salah satu email hoaks saya terima sebagai pertanyaan di milis Technomedia tentang resiko kanker bagi pemakai tetikus optik.

Saya cukup yakin isi email tersebut palsu, karena tidak ada rujukan memadai satu pun. Pencantuman identitas organisasi di dalamnya terkesan mengada-ada. Kendati demikian, tetap saja, perlu referensi yang cukup valid untuk membantahnya. Apa lagi kalau bukan ditelusuri lewat mesin pencari?

Dari Google, saya peroleh satu-satunya penjelasan tentang kanker akibat tetikus optik tersebut ditulis oleh Romi Nur Ismanto. Saya coba terjemahkan kata-kata kunci berita tadi untuk mendapatkan versi bahasa Inggrisnya: nihil. Jadilah blog Romi saya tulis sebagai rujukan untuk entri di Wiki. Tidak ada komplain atau modifikasi halaman Wiki setelah itu.

Musyawarah Nasional Awari 2006

| 2 Comments | No TrackBacks

Sampai dengan pukul 23.59 tanggal 31 Maret yang lalu, sudah 60 Warnet yang terdaftar sebagai undangan musyawarah nasional (munas) Awari. Dilihat dari senarai peserta, Warnet yang diwakili membentang dari Aceh s.d. Makassar. Pembicaraan lebih jauh tentang rencana munas ini dilakukan di milis tersendiri, milis Pra Munas Awari. Lokasi musyawarah sendiri tidak disebut secara eksplisit pada email-email terakhir undangan ke Warnet untuk bergabung. Satu-satunya informasi tempat munas dari arsip milis tanggal 22 Februari: tawaran Donny BU untuk menggunakan ruang di Detik.com. Barangkali Judith MS dapat menjelaskan lebih jauh atau sengaja tidak dipublikasikan.

Situs Web Awari sendiri sedang gagal diakses dan rasanya bukan dalam rangka acara April Mop. Pernyataan Judith terakhir berkaitan dengan rencana musyawarah nasional ini berupa penjelasan sikap presidium terhadap selentingan Awari dan Aswagi. Tidak ada yang perlu dirisaukan: untuk negara sebesar Indonesia, sebuah organisasi seringkali tidak mencukupi. Seringkali adanya partner atau kompetitor menjadi penyemangat. Salah satu slogan yang sempat saya baca: Sukses Reorganisasi Awari 2006.

Selamat menyelenggarakan musyawarah untuk Awari.

About this Archive

This page is an archive of entries from April 2006 listed from newest to oldest.

March 2006 is the previous archive.

May 2006 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261