February 2006 Archives

"Amar Ma'ruf Nahi Munkar"

| 7 Comments | No TrackBacks

Hari Jumat, saat semua khotib mengingatkan jamaahnya nanti siang akan kewajiban di dunia: amar ma’ruf nahi munkar atau “mengajak manusia menjalankan kebajikan dan menjauhi perbuatan tidak terpuji”. Bagaimana di dunia maya?

Saya teringat pada rujukan yang berat seperti ungkapan “mencari Tuhan di Internet” atau tulisan lebih praktis dari Syahrani, Nge-blog dalam Perspektif Islam. Kendati keduanya tidak menyebut-nyebut amar ma’ruf secara eksplisit, Sherryl Turkel, profesor di MIT, menyebut, Orang melihat Net sebagai sebuah metafor baru untuk Tuhan, dan Syahrani menulis, blogging atau kegiatan nge-blog, atau membuat blog, atau apalah namanya asalkan menyangkut kebaikan dalam blog, maka menurut saya ia adalah termasuk ajaran Islam.

Hari-hari ini Internet kian mampu menjadi medium untuk menyuarakan kebaikan dan menolak kebatilan. Saya angkat topi untuk situs Malu Dong yang memasang slogan, Mari kita budayakan malu melanggar lalu lintas1 yang menampilkan aturan lalu lintas dan teladan pelanggarnya lewat bukti-bukti “sederhana” koleksi foto perilaku pemakai jalan sehari-hari. Kamera digital dan telepon seluler berkamera pada salah satu sisi positifnya.

Gmail for Your Domain

| 7 Comments | No TrackBacks

Gmail for your domain, untuk apa?

Kalau hanya dipakai buat satu-dua alamat email bernama domain sendiri, Gmail sudah menyediakan pengiriman email dengan nama domain berbeda (lebih tepat lagi: email dengan nama domain selain gmail.com) di halaman Settings mereka. Tinggal lakukan koordinasi dengan tempat registrasi domain — biasanya lewat panel kendali di sana — dan antarmuka Web Gmail dapat ditambahi penanganan untuk nama domain tersebut. Untuk domain ID perlu trik tambahan: registrasi lama di IDNIC hanya mengurus setting DNS, sehingga perlu dibelokkan terlebih dulu ke layanan pengelolaan nama domain — ZoneEdit yang gratis misalnya — dan baru forwarding email dilakukan di panel ZoneEdit. Saya belum tahu dengan fasilitas registrasi nama domain ID yang saat ini dikelola oleh Departemen Kominfo.

Saya coba mendaftar Gmail for your domain, namun kelihatannya permintaan jumlah akun yang saya sodorkan — yakni hanya dua alamat email — dianggap tidak layak diloloskan untuk layanan tersebut. Organisasi atau forum yang memerlukan alamat email dalam jumlah banyak seharusnya lebih cocok.

Logo-logo Komunitas Blog di Forum Blog Awards 2006

| 11 Comments | No TrackBacks

Logo komunitas penulis blog yang sudah dipasang di Blog Awards 2006:

Logo komunitas blog

Gambar berukuran lebih besar: 72 kB.


Ada yang belum terpasang?

Nama Domain dan Alokasi Dana untuk Situs Web Presiden

| 7 Comments | No TrackBacks

Tulisan kedua tentang situs Web Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: berisi kutipan perkembangan selanjutnya yang saya peroleh dari mailing list dan blog.

Perihal nama domain

Sebagian orang mempertanyakan TLD .info yang dipakai dan yang lain tentang akhiran “sby”. Untuk urusan TLD, sempat terdapat penjelasan yang panjang di Telematika, namun sayang karena arsip mailing list ditutup untuk publik dan penulis penjelasan tersebut tidak membalas permintaan izin saya untuk mengutip isi emailnya, saya tidak dapat menampilkan di sini1. I Made Wiryana “membocorkan” penjelasan tersebut di Teknologia sehingga dapat dilihat di arsip Teknologia.

Pertanyaan yang masih menggelayut dari penjelasan tersebut adalah pernyataan:

Pada saat persiapan terakhir peluncuran, wacana domain ini dibahas kembali, hingga didiskusikan secara panjang lebar, mana yg akan digunakan, domain: “www.presidenri.go.id” (yg sesuai standard kominfo) atau “www.presidensby.info” !? Pada saat itu juga, kami menemukan kenyataan bahwa domain: www.presidenri.or.id sudah dimiliki dan dikelola oleh sebuah lembaga LSM, hingga lebih menyurutkan minat tim untuk menggunakan domain “www.presidenri.go.id”, karena khawatir jg dengan hal2 yg bisa saja tdk terduga.

Jika memang presidenri.or.id sudah dimiliki oleh LSM, tentu tidak dapat disamaratakan dengan presidenri.go.id yang jelas-jelas dikelola oleh pemerintah (go.id). Hal ini berkait dengan pertanyaan sebagian kalangan akan nama “presidensby” dan bukan “presidenri”. Apabila situs tersebut memang dimaksudkan untuk lembaga kepresidenan, tentu presiden dan timnya punya kewenangan untuk memanfaatkan nama domain go.id yang sudah disediakan. Sedangkan jika memang dimaksudkan sebagai situs Web pribadi seorang Susilo Bambang Yudhoyono, tentu lain perkara dan sah saja menggunakan “presidensby”.

Situs Web Resmi Presiden

| 19 Comments | 2 TrackBacks

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyediakan situs Web resmi. Kabar tersebut beredar di beberapa mailing list hari ini. Mudah-mudahan tidak perlu acara peluncuran yang terlalu mewah: selain jika dilihat pengadaannya sudah menghabiskan Rp 84 juta, saya pribadi lebih suka tim redaksi situs Web tersebut berkompetisi dalam hal materi di dalamnya dibanding keluar ongkos lagi untuk seremonial. Situs pribadi yang menarik perlu merebut hati pengunjung dari komposisi situs Web itu sendiri dan ketersediannya dikaitkan dengan sekian alat bantu di Internet. Praktisnya begini: harus berani bersaing di mesin pencari. Bukan karena gengsi, melainkan agar terasa manfaatnya bagi semua pemakai Internet dan tidak dilupakan dengan berlalunya waktu.

Apakah situs Web tersebut sebuah blog? Kelengkapan berupa sindikasi dan podcasting sudah tersedia, jadi boleh dimasukkan sebagai “blog” dalam definisi Google Blog Search. Tunggu dulu, apakah penasehat TI Partai Demokrat setuju jika disebut “blog”?

Nama domain yang dipilih presidensby.info. Alamak, apakah hal ini cermin terhadap pengelolaan nama domain .id? Bagaimana dengan pengelolaan nama domain negeri kita, jika situs Web resmi presiden akhirnya melirik ke pilihan lain? Sulit pengurusannya seperti yang dikeluhkan oleh banyak kalangan?

Selamat mengelola situs resmi, Pak Presiden.
Dari taut yang disediakan Enda Nasution, saya peroleh tulisan Presiden di International Herald Tribune. Sekali-kali — di sela-sela pekerjaan “kantoran” seperti saya — tulis artikel untuk situs Web sendiri, Pak.

Yuk Mengobrol Lewat Webmail

| 4 Comments | No TrackBacks

Begitu dipromosikan di halaman depan Gmail, bagian paling menarik yang saya amati adalah janji bahwa Google Talk dapat digunakan bersama antarmuka web Gmail. Akhir-akhir ini saya kerap mendatangi kantor klien dan mendapati hak pemakaian komputer di sana sebagai tamu. Ringkasnya: hanya akses Web yang diizinkan. Alat bantu percakapan online seperti Yahoo! Messenger atau Gaim sering tidak tersedia atau pangkalan (port) untuk mereka diblok. Konfigurasi koneksi keduanya dibelokkan lewat proxy pun tidak selalu berhasil.

Now you can talk in Gmail (19 kB)

Untuk layanan Yahoo! Messenger lewat Web, saya pernah mencoba Meebo dan melihat teman menggunakan E-Messenger. Selain persoalan keandalan — Meebo sering perlu minta login ulang — karena disediakan oleh pihak ketiga, menyangkut otentikasi perlu keyakinan ekstra untuk menggunakan jasa seperti itu.

Lika-liku Lacak Balik Salah Bidik

| 3 Comments | No TrackBacks

Agak mengherankan: kira-kira sepekan terakhir ini, berdasarkan laporan statistik server Web, beberapa pengunjung datang ke blog ini dari bennychandra.com bertaut lengkap http://bennychandra.com/2006/01/20/lika-liku-geisha-mencari-cinta-sejati/. Lika-liku Geisha Mencari Cinta Sejati? Hmm… saya ingat pernah membaca judul tersebut dari beberapa email Benny Chandra; penulis blog satu ini saya amati paling rajin menuliskan URI entri terbaru di bagian akhir email (signature). Tapi ada apa dengan Lika-liku Geisha? Seingat saya pula, entri tersebut tidak saya baca dengan lengkap, lebih-lebih saya komentari.

Saya masih mengira-ngira bahwa ada beberapa pengunjung blog Benny pada tulisan tentang Geisha tersebut dan kebetulan melakukan klik di kolom-kanan yang memang antara lain berisi taut ke situs ini. Namun karena hingga laporan statistik server Web hari ini “kejanggalan” tersebut masih muncul, saya tergelitik untuk memeriksa. Barangkali saja Benny iseng “menyindir” saya lewat ulasan film Geisha tersebut…

Persoalan dengan MYI di MySQL

| 5 Comments | No TrackBacks

Setelah membaca tulisan Steven Haryanto yang berisi perbandingan tiga basisdata berlisensi bebas, MySQL, PostgreSQL, dan Firebird, saya segera teringat persoalan yang menimpa salah satu Web intranet di kantor beberapa hari lalu. Kebetulan kasus tersebut menimpa MySQL dan tulisan di bawah ini tidak dimaksudkan menambah bara api semangat “anti-MySQL”. Saya hanya mendapati kasus yang mirip dengan pengalaman Steven.

Salah satu situs Web intranet yang dipakai di lingkungan intranet kantor saya menggunakan Drupal dengan basisdata yang digunakan MySQL. Kendati situs Web ini dipakai menjadi semacam “papan buletin” versi online bersama, namun lalu lintas pemakaiannya masih rendah. Maklum, jumlah staf di kantor saya masih sedikit.

Nah, pada saat situs Web intranet tadi saya tinggal tugas ke luar kantor, terdapat gangguan. Pesan kesalahan yang muncul seperti menjelaskan bahwat terdapat berkas berekstensi MYI yang bermasalah. Menurut laporan teman, persoalan tersebut muncul setelah server Web dan sekaligus basisdatanya sempat mati akibat adanya pemutusan aliran listrik. Saya hanya menduga terdapat berkas dari Drupal yang bermasalah, corrupt atau hilang.

Beradu di Versi Express

| 10 Comments | No TrackBacks

Mereka berlaga di ceruk bisnis berskala kecil: IBM DB2 Express Edition V8.2, Microsoft SQL Server 2005 Express Edition, dan Oracle Database 10g Express Edition. Ketiganya menjanjikan bebas untuk dipakai pengembangan, penyebaran, dan distribusi aplikasi. Agaknya hal ini menjadi alternatif tambahan terhadap produk perangkat lunak bebas kategori basisdata semisal MySQL dan PostgreSQL, terutama jika dilihat semata-mata dari sisi ongkos yang cuma-cuma.

Hasil pengalaman beberapa teman yang menggunakan Oracle Express Edition (XE) untuk keperluan internal di kantor:

  1. Instalasi lebih mudah dibanding produk Oracle pada umumnya. Beberapa pertanyaan tentang setting khusus sebuah peladen basisdata jauh lebih sederhana.
  2. Kapasitas basisdata yang ditangani memang lebih rendah dibanding versi berskala-besar (enterprise), namun sudah sangat memadai untuk organisasi berskala kecil atau pengembang perorangan. Termasuk keperluan salah satu teman yang memasang Oracle XE di IBM Thinkpad berprosesor Pentium III.
  3. Aplikasi Web dibangun dari modul yang disediakan Zend, Zend Core for Oracle. Jika dilihat dari laman Web mereka, tersedia juga Zend Core untuk IBM. Bagaimana dengan SQL Server 2005 Express?

Persinggahan Shuttleworth dan Persoalan Cakram Optik Ubuntu

| No TrackBacks

Seperti telah diumumkan oleh para pengundangnya, acara Mark Shuttleworth di Jakarta telah berlangsung pada tanggal 1 Februari lalu. Saya memang tidak berencana datang, hanya kebetulan pada hari Rabu tersebut saya harus mendatangi tempat pekerjaan di Jakarta dan pada saat melihat gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Jalan Thamrin, teringat saya akan perhelatan Ubuntu Asia Business Tour.

Keesokan harinya, lewat Yahoo! Messenger, Eko Juniarto membenarkan adanya persepsi cakram optik berisi Ubuntu sebagai barang impor oleh petugas bea cukai di Semarang. Alhasil, oleh-oleh Eko dari acara di atas adalah persoalan penegahan oleh bea cukai. Saya sependapat dengan Priyadi Iman Nurcahyo, seandainya untuk sementara ini perolehan cakram optik Ubuntu dipersulit di Indonesia, marilah kita bantu “donasi” Shuttleworth dengan cara mengurangi jumlah pesanan cakram optik yang kita minta, menyebarkan paket yang diterima ke yang memerlukan, dan menyediakan distribusi tersendiri di dalam negeri. Bantu distribusi Ubuntu, karena terlihat para pemakai memperoleh banyak manfaat dan kemudahan.

Sedikit ada komplain dari Beast akan kejelasan undangan Ubuntu: hadirin haruslah mewakili organisasi ataukah bisa juga perorangan? Frans Thamura — yang menjadi objek pertanyaan tersebut — tentulah yang lebih berhak menjawab.

Tulisan tentang acara Ubuntu yang diperoleh dari Technorati: Bertemu dengan Boss Ubuntu, oleh Andi Darmawan, lengkap dengan foto bersama hadirin dan harapan dia akan adanya tour lain Ubuntu untuk komunitas.

About this Archive

This page is an archive of entries from February 2006 listed from newest to oldest.

January 2006 is the previous archive.

March 2006 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261