December 2004 Archives

Gempa di Aceh

| 1 Comment | No TrackBacks

Berarti pada saat saya sedang memasang tulisan sebelum ini, Lonjakan Lalu-lintas Internet di Akhir Tahun, yakni pada pukul 02:31 CET (UTC+1) sebuah tenaga luar biasa, yang kemudian disebut bencana tsunami, mulai bekerja di Lautan Hindia. Sebelum meninggalkan komputer, saya tidak menyempatkan melihat email peringatan (alert) yang diperoleh dari Google News.

Keesokan paginya (berarti sudah siang hari di Indonesia Bagian Barat), saya juga kebetulan absen mengikuti berita lewat Web dan televisi, sehingga sesiang Ahad tersebut terlewat semua kabar yang mulai lalu-lalang di segenap penjuru dunia. Barulah sorenya setelah menghidupkan Yahoo! Messenger, muncul jendela berisi peringatan yang memang salah satunya saya set untuk menampilkan berita tentang Indonesia. Benarlah, di Google News gempa dan tsunami sudah muncul pada bagian atas berita utama.

Sambil bercakap lewat Yahoo! Messenger dengan Boy Avianto secara tidak sengaja saya sampai pada halaman Wikipedia tentang gempa bumi di Samudra Hindia ini, 2004 Indian Ocean earthquake. Sedikit kejutan bagi saya melihat penulis Wikipedia dengan antusias langsung menyusun entri tentang bencana tersebut. Tulisan bergaya ensiklopedia di Wikipedia dan berita di Wikinews membuktikan pekerjaan relawan menyuguhkan informasi di kedua situs ini menghasilkan kualitas yang tidak kalah komprehensif dibanding media online komersial.

Lonjakan Lalu-lintas Internet di Akhir Tahun

| 1 Comment | No TrackBacks

Tidak salah: akhir tahun selain dirayakan sebagai Hari Natal juga merupakan liburan yang mengesankan terutama di Amerika dan Eropa. Kado dan acara pemberian rabat bagi pembeli merupakan daya tarik tersendiri. Dengan adanya kemudahan belanja lewat Web dan barang diantar ke alamat tujuan, sebagian hiruk-pikuk tersebut beralih ke ruang server. Jika etalase di pusat perbelanjaan punya jadwal waktu buka, tidak demikian dengan belanja online.

Penyedia gerai lewat Web justru “mati-matian” memperbaiki prestasi dari tahun sebelumnya dalam keandalan menghadapi lonjakan pengunjung. Jumlahnya bukan main-main: 128 juta pengunjung mendatangi situs-situs dengan kategori Retail yang disusun oleh Media Matrix. Atau sejumlah 80% dari populasi pemakai Internet di Amerika. Statistik tersebut baru untuk perhitungan bulan November yang merupakan awal periode awal musim belanja.

Telkom Speedy yang "Sedemikian Cepat"

| 5 Comments | No TrackBacks

Lagi-lagi markup language!

Bukan HTML si Hypertext Markup Language, melainkan cara berbisnis dengan membulatkan ongkos ke atas. Sementara perhitungan di komputer kita sudah bisa dibuat kian presisi sampai puluhan digit, cara menghitung ongkos yang diminta dari konsumen, Digitnya masih kurang. Menyedihkan. Barangkali jika Godot Praesta tidak disodori bukti menggunakan koneksi superfantastisGB dalam waktu lima detik, para pemakai Telkom Speedy tidak dapat membuktikan dengan gamblang klaim kekacauan penghitungan tagihan.

Seberapa cepat Telkom Speedy sehingga staf mereka sedemikian yakin angka aneh tersebut benar? Tukang unduh film dan game dari Web paling maniak di Belanda pun hanya sanggup mengambil 80 GB/bulan — dan satu bulan itu 2.592.000 detik! Kalaupun angka tersebut hanya sebuah lonjakan istimewa dalam lima detik, bagaimana mungkin peralatan masukan/keluaran (I/O) di komputer kita bisa menangani bah data sebanyak itu? Tanggul komputer sekelas PC akan jebol!

Diancam Spam atau Dibujuk Ganti Alat Bantu

| 1 Comment | No TrackBacks

Kendati Yulian F. Hendriyana menyebut kemungkinan pekan kali ini sebagai bugs week of the month berkaitan dengan sejumlah persoalan di PHP, mari kita nikmati beberapa persoalan yang berada di ujung tahun dengan santai. Ambil rehatlah! Sekalipun Idban Secandri sudah mengeluarkan instruksi agar pemakai WordPress segera pasang versi baru — jauh lebih lantang dibanding kabar dari Matthew Mullenweg…

Bug dan spam, dua hal potensial penyebab pemilik situs Web meringis kesal. Hanya satu bulan setelah Harry Sufehmi menekan tombol alarm, tamu tidak diundang (dan harus diusir!) dari Brazil menerobos lewat phpBB. Karena Harry mengurus server Web sendiri, mau tidak mau pekerjaan tambal atap bocor dengan versi baru harus dilakukan sendiri. Semenjak saya pindah tempat hosting perbaikan versi menjadi urusan pemilik server — saya hanya anak kos.

Namun anak kos bisa kelimpungan: Jay Allen dengan mengharukan menulis persoalan yang muncul berkaitan dengan spam dan mekanisme rebuild di Movable Type. Jumlah kedatangan spam yang sangat agresif memicu eskalasi proses penanganan komentar dan sejumlah tempat hosting bersama sudah kewalahan. Resikonya: pemakai Movable Type bisa suatu waktu diusir.

Reviewland: Situs Pengulas atau Provokator?

| 5 Comments | No TrackBacks

Saya bukan penggemar seluk-beluk perangkat keras, sehingga hampir tidak pernah menyempatkan mendatangi situs pengulas perangkat keras secara khusus. Kalau pun membaca materi perangkat keras dari majalah komputer atau situs umum, saya cukup melihat bagian Best Buy dan alasan yang disebutkan penulisnya. Kendati sekarang saya juga mulai jarang membaca ulasan perangkat lunak komersial, sesekali singgah lebih lama dan lebih antusias dibanding halaman tentang perangkat keras.

Tulisan dua kali oleh Priyadi Iman Nurcahyo tentang Reviewland mengundang saya untuk melihat lebih jauh situs yang menyebut dirinya dikunjungi oleh, lebih dari 500 maniak hardware setiap hari. Seperti saya tulis sebagai komentar, saya tidak terganggu dengan sikap fanatik pemakai sebuah merk apapun. Silakan saja berkoar-koar senyaring mungkin, paling saya anggap angin lalu seperti halnya saat Steve Ballmer berteriak di Singapura. Tentu saja dapat dimaklumi orang seperti Balmer bersikap seperti itu, sekalipun tetap saja saya lebih salut terhadap mereka yang lebih terbuka, akomodatif, seperti halnya penulis blog yang juga karyawan Microsoft, Robert Scoble.

Nyatanya tidak semua orang yang berteriak urakan, ugal-ugalan, kemudian serta-merta dapat mengendalikan diri pada saat menulis. Hal ini yang sangat saya sesalkan dengan isi materi di Reviewland.

Lisensi Creative Commons

| 3 Comments | No TrackBacks

Pada masa kuliah lebih dari sepuluh tahun lalu, saya dan beberapa teman suka meniru tulisan Copyright yang sering dipasang di perangkat lunak atau dokumentasinya. Tanpa berpikir terlalu jauh, di bagian awal kode sumber, setelah sekian baris bla-bla-bla tentang program tersebut, ditambahi (c) Copyright by Ikhlasul Amal misalnya. Waktu itu kami belum mengenal bermacam-macam lisensi — yang ternyata cukup rumit dan banyak variasinya — sehingga praktis penulisan di atas tanpa pretensi apapun.

Penjelasan tentang paten konyol cara menyembunyikan kursor juga baru kami dengar dua tahun berikutnya. Kode sumber yang kami buat juga hanya beredar antardisket atau hasil cetakan, sehingga belum terbayang sebuah repositori raksasa seperti SourceForge. Namun saya ingat sekali salah satu dosen, Dr. Inggriani Liem, sempat mempertanyakan di depan kelas, kira-kira begini, Apakah kalian tahu konsekuensi hukum dengan mencantumkan tulisan copyright tersebut? Tentu saja, kami yang belum membaca perjuangan Richard Stallman saat itu hanya bisa saling berpandangan.

Setelah berhasil mengurangi ketergantungan pada kertas dan mesin cetak Gutenberg, publikasi online memerlukan cara lisensi yang dipermudah, terutama untuk mereka yang ingin berbagi hasil karya namun tetap terlindung hak-haknya. Dalam hal ini saya cenderung memilih Creative Commons yang menyediakan pemilihan lisensi fleksibel. Lebih-lebih jika dilihat dari tiga buah cara penyajian lisensi: bahasa pengguna akhir, bahasa ahli hukum, dan format mesin. Ini penting karena tidak sedikit dari pemakai komputer yang langsung mengernyitkan dahi pada saat membaca Term of Usage.

Dicari: Penulis Wiki

| No TrackBacks

Setelah melaporkan hasil transisi Wiki KPLI Zakaria antara lain menyebut bahwa kontributor Wiki masih sedikit, dan perlu promosi. Boleh jadi peminat aktivitas menulis masih rendah di lingkungan kita dan kemungkinan lainnya adalah sebagian orang masih belum tahu cara kerja alat bantu bernama Wiki. Kelompok pertama dapat ditingkatkan minatnya lewat ajakan persuasif, sedangkan untuk kelompok kedua tulisan ini berusaha mengenalkan Wiki.

Jika blog meledak pemakaiannya untuk situs Web personal dan penulis materinya ingin menyusun rangkaian materi terutama dalam alur kronologis, Wiki lebih ditujukan untuk pemakaian kolektif. Penyedia situs Web berbasis Wiki ingin materi tentang sebuah topik dikerjakan oleh banyak orang dengan cara sebebas mungkin. Ini yang membedakan dengan blog kolektif yang umumnya setiap artikel ditulis secara utuh oleh seorang penulis. Identitas penulis di blog kolektif jelas, sedangkan di halaman Wiki, identitas tersebut menjadi samar.

Yahoo! Mail Tanpa Kulit

| 3 Comments | No TrackBacks

Ada apa dengan CSS Yahoo! Mail?

Setelah kapasitas kotak email dinaikkan menjadi 250 MB beberapa hari lalu dan ukuran huruf yang digunakan menjadi lebih besar, dua hari ini saya perlu melakukan pembaruan (refresh) halaman untuk mengganti halaman “tanpa kulit” di bawah ini.

Yahoo! Mail tanpa kulit

Apakah sedang dikerjakan perubahan frontal terhadap tata letak Yahoo! Mail?

[07 Des] Perambah yang saya gunakan Firefox 0.9.1 di atas Debian GNU/Linux

Ledakan Blog

| 4 Comments | 1 TrackBack

Barangkali sudah disangka oleh banyak orang: kata “blog” meledak di tahun ini, sehingga Merriam-Webster memilihnya sebagai “Word of The Year 2004”. Penyedia blog gratis membludak dan kemungkinan melimpah-ruah melebihi jumlah calon penulis. Baik hendak menggunakan tempat gratis dan tinggal menulis atau mau sedikit repot mengurus sendiri dan bahkan keluar ongkos dengan imbalan kustomisasi yang lebih personal, semua dimungkinkan. Tidak perlu menunggu menjadi Hamzah Haz untuk memiliki situs berisi pemikiran pribadi.

Tulisan tentang blog dari Belanda juga menarik disimak: penyedia blog terbesar, web-log.nl, menyebut jumlah pemakai layanan mereka sekitar 50 ribu, pengunjung unik 250 ribu setiap hari, dan sekitar 1,2 juta halaman dikunjungi per hari. Dengan jumlah penduduk 16 juta, jumlah tersebut berarti 0,3%, atau jika dilihat dari usia aktif (15-64 tahun) yang mengisi 67,8% dari populasi Belanda, berarti 0,4%. Salah satu situs berita di Belanda, nu.nl, menyebut situasi ini sebagai, Orang Belanda secara massal ngeblog. [Weblog] bersifat interaktif, tidak ada sensor, dan mudah digunakan, demikian menurut Michiel Houben, manajer komunikasi Ilse Media.

Blog Cak Fu untuk Membangun Kesetaraan

| No TrackBacks

Hari ini, 3 Desember, diperingati sebagai Hari Penyandang Cacat Internasional. Salah seorang teman yang sedang mengikuti program Master Humanitarian Assistance di Rijksuniversiteit Groningen dan sebelumnya aktivis LSM di Surabaya, semenjak perkenalan sudah menyampaikan uneg-unegnya ingin menyusun situs Web yang berisi ungkapan pemikirannya. Tidak pelak lagi, model blog akan memudahkan orang-orang seperti dia menyusun situs Web sendiri. Tidak perlu banyak bekal teknis kecakapan HTML.

Akhirnya dengan persiapan dua pekan sebelumnya — terutama untuk keperluan registrasi domain dan pemesanan tempat hosting — blog Cak Fu dengan tema Berbagi Gagasan untuk Membangun Kesetaraan diluncurkan resmi menyambut Hari Penyandang Cacat Internasional. Cak Fu, demikian panggilan akrab Bahrul Fuad, teman yang saya maksud di atas, sudah nawaitu, memanjatkan niat, untuk menulis lewat media Web.

Saya yang membantu menyusunkan sedikit bagian teknis persiapan blog tersebut turut senang terutama karena kemudahan pemilik gagasan menyuarakan pendapatnya. Apalagi untuk seseorang yang ingin menulis hal-hal yang positif, saya pikir jangan sampai gagasan dia tersumbat oleh kesulitan media penyampai. Pada sisi ini blog punya peran membantu.

Alternatif Versi "Offline"

| 5 Comments | No TrackBacks

Salah satu realita perkembangan media online di Indonesia adalah seperti yang dipaparkan oleh Benny Chandra,

Para pengakses Internet di Indonesia masih terbebani dengan biaya akses Internet dari rumah yang cukup mahal.
[…]
Selama hal itu belum teratasi, situs Web lokal sebagus apapun bisa jadi akan selalu menjadi kurang berkembang karena kekurangan pengakses.

Dilihat dari berita terakhir ini tentang kenaikan harga dan kerugian sejumlah badan usaha pemerintah, saya masih meragukan ongkos akses Internet dapat segera menjadi lebih murah di Indonesia. Seberapa jauh para pembaca dapat lebih menikmati materi yang disajikan gratis dan bermanfaat dalam kondisi seperti penumpang taksi yang berdebar-debar melihat argometer jalan dengan kencang?

About this Archive

This page is an archive of entries from December 2004 listed from newest to oldest.

November 2004 is the previous archive.

January 2005 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261