April 2010 Archives

Membaca dan Menyampaikan di Mikroblog

| No TrackBacks

Dua hal yang sering saya pertimbangkan di depan mikroblog, tentang membaca dan menyampaikan.

Dalam hal membaca:

Jika akun di mikroblog tersebut memiliki situs yang menyediakan sindikasi, saya memilih berlangganan lewat Google Reader. Walaupun saya belum dapat berjanji cukup rajin membaca pemutakhiran yang bersangkutan di sana, namun terasa lebih mudah “dikendalikan.”

Mikroblog, Narablog, dan Fotoblog

| 2 Comments | No TrackBacks

Saya pernah menjanjikan akan menuliskan dan memilih padanan yang lebih tepat untuk microblog pada tulisan saya tentang Jejaring Sosial dan Blog-Mikro. Ivan Lanin dengan baik hati mengingatkan saya akan pemakaian bentuk terikat mikro disertai tautan di Kateglo.

Padanan mikroblog tampaknya sesuai mengikuti para pendahulu seperti mikrobiologi dan mikroanalisis yang dijadikan teladan di halaman Kateglo. Bentuk terikat ini diserap utuh dari istilah asalnya, dalam bahasa Inggris, microblog. Sebagai catatan: penyerapan dalam bentuk utuh atau diimpor “bahan baku” istilahnya kemudian dirakit di dalam negeri, memang salah satu dialektika menarik dalam ranah penyusunan padanan. Contoh kasus ini: efektivitas (bukan efektifitas!) dan keefektifan.

Bundel Murah dan Memadai "Smart"

| 2 Comments | No TrackBacks

Bulan Maret dan April saya melakukan perjalanan dinas beberapa kali ke Surabaya hingga Jember, Jawa Timur, dengan kereta api dan bus. Kesempatan kali ini saya dibekali telepon seluler (ponsel) bundel Smart yang juga berfungsi sebagai modem. Lewat tulisan ini saya akan menceritakan pengalaman tsb.

Pilihan Smart

Biasanya saya menggunakan modem Huawei dan paket IM2 Broom, yang menurut saya kurang optimal dipakai di daerah Ketintang dan Darmo Kali, tempat kerja dan penginapan kami, di Surabaya. Karena adanya IM2, ya saya gunakan saja; akan tetapi kali ini perangkat modem tersebut tidak dapat saya bawa pergi. Dari beberapa promo perangkat Internet seluler yang gencar di media massa, ada kecondongan untuk mencoba CDMA. Sebenarnya lebih tepat disebut “alasan coba-coba” dengan risiko daerah jangkauan namun berkeuntungan murah di investasi. Di pameran Open House ITB, saya sempat menimang-nimang Flexi namun urung mengambil ketetapan untuk membeli. Salah satu pemikiran saya saat itu: layar ponsel masih jauh dari memadai untuk digunakan di perjalanan.

Saya percaya salah satu cara penting untuk mengapresiasi jejaring sosial dan suasana di dalamnya adalah dengan cara mengikutinya secara intens. Walaupun kemungkinan yang ditemui “teman yang itu-itu lagi”, namun beda panggung akan beda lakon. Demikianlah, selama perjalanan ke Jawa Timur pekan lalu saya coba Koprol. Secara khusus tentang Koprol akan ditulis terpisah, yang ingin saya tekankan pada tulisan ini adalah fasilitas check in di sebuah lokasi. Beberapa hari sebelumnya saya juga mendaftar di foursquare yang juga berbasis lokasi.

Ringkasnya begini: Koprol dan foursquare menggunakan lokasi sebagai daya pikat di jejaring sosial. Sebagai perbandingan, Facebook menghidupkan nostalgia. Kendati Koprol lebih berperilaku seperti mikroblog dibanding foursquare, keduanya mengangkat keberadaan pengguna di suatu lokasi.

About this Archive

This page is an archive of entries from April 2010 listed from newest to oldest.

March 2010 is the previous archive.

May 2010 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261