May 2006 Archives

Sistem Peringatan Dini Bencana Alam

| 2 Comments | No TrackBacks

Benarkah sebuah sistem peringatan dini untuk gempa bumi tidak dapat direalisasikan? Pertanyaan ini menjadi pembicaraan saya dan beberapa kolega kemarin, antara lain atas reaksi komentar pendek Adinoto di blog miliknya tentang upaya penyediaan sistem peringatan dini untuk gempa berkaitan dengan bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Seperti juga ditulis Adinoto, gempa bumi terjadi dalam waktu yang sangat singkat — Koran Tempo menulis judul 57 Detik yang Mematikan untuk peristiwa hari Sabtu lalu — dan, konon, negara yang sudah menjadi pelanggan gempa dan mengalokasikan dana sangat besar seperti Jepang pun masih kesulitan menyediakan sistem peringatan dini. The Headquarters for Earthquake Research Promotion di Jepang menuliskan anggaran 4.942 juta Yen (sekitar 3,8 trilyun Rupiah dengan kurs hari ini) oleh pemerintah Jepang untuk riset gempa pada tahun 2006.

Sedangkan informasi yang diperoleh dari hasil pencarian di Google dengan kata kunci early warning quake -tsunami (kata “tsunami” tidak diikutkan) menghasilkan jumlah hasil pencarian yang cukup banyak — sebagian iklan produk dan sebagian lagi sejumlah inisiatif. Salah satunya adalah tulisan John McLaughin di Industry Standard yang dipublikasikan lagi oleh CNN/Sci-Tech, Internet-enabled earthquake alert system coming. Berisi beberapa ilustrasi tentang upaya penyediaan “informasi satu menit” (atau kurang), tulisan tersebut lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi lewat Internet — cocok untuk negara yang sudah memiliki tingkat pemakaian Internet tinggi.

Penunjuk Waktu yang Akurat

| 4 Comments | No TrackBacks

Membaca penjelasan Badan Hisab Rukyat (BHR) Jawa Barat tentang kesempatan memperbaiki arah kiblat (arah yang digunakan untuk ibadah sholat) pada hari Jumat, 26 Mei besok, salah satu pesan mereka menarik disimak, Cocokkan arloji setepat mungkin. Untuk mendapatkan waktu yang sesuai, pukul 16.18 WIB yang tepat, bagaimana caranya?

Ini mengingatkan saya pada pentingnya melakukan sinkronisasi jam komputer dengan server-jam — sesuatu yang kian mudah dilakukan sekarang dengan ketersediaan koneksi Internet sekarang dan fasilitas jam-sistem di komputer. Bandingkan dengan pengalaman di zaman komputer PC XT tahun 1980-an, saat pengguna harus memasukkan sendiri tanggal dan jam untuk sistem pada saat sistem operasi mulai dijalankan. Karena ingin sistem berjalan dengan penunjuk waktu yang betul, saya berusaha selalu mengisi pertanyaan jam dan tangal tersebut dengan benar. Memang, sebagian PC sudah dilengkapi dengan baterai yang memungkinkan penyimpanan tanggal dan jam pada saat komputer tidak beroperasi.

Penulis Wiki

| 5 Comments | No TrackBacks

Karena sering saya tulis “penulis blog dan wiki” pada penjelasan identitas pribadi, beberapa pihak kemudian mengaitkan wiki tersebut dengan Wikipedia — misalnya dengan menyediakan taut wiki tersebut ke situs Web wikipedia.org. Kendati bukan kesalahan fatal, namun perlu diluruskan agar pengertian “wiki” tadi lebih jelas.

Hal ini berkaitan dengan digunakannya tiga istilah yang sebenarnya mengacu pada entitas yang berbeda dan kemungkinan diartikan secara rancu, yaitu wiki, MediaWiki, dan Wikipedia.

Wiki: Sebuah konsep

Kita mulai dengan wiki — sebuah konsep yang diberi pengertian oleh penggagasnya, Ward Cunningham, sebagai berikut,

Basisdata online paling sederhana yang kemungkinan dapat beroperasi.

Ulir Diskusi Pemrograman

| 4 Comments | No TrackBacks

Entah karena termotivasi oleh prestasi sejumlah pemrogram asal Indonesia yang sudah menebar pesona di manca negara, di dua mailing list, Technomedia dan Teknologia, sedang dibicarakan pemrograman dan perjalanan si pemrogram. Jika di Teknologia diselingi oleh diskusi “warung kopi” dengan racikan Lembah Silikon dan kemilau Cina dan India, di Technomedia Budi Rahardjo dan I Made Wiryana melangsungkan reli panjang pragmatisme Bojong Koneng versus idealisme Bielefeld.

Dalam pengamatan saya, Teknologia lebih banyak diisi profil-profil baru di lingkungan TI Indonesia dibanding Technomedia yang lebih menekankan fungsinya sebagai mailing list untuk berdiskusi dengan nara sumber TI. Paparan dari email yang dikirim Felix Halim di Teknologia tentang pengalaman mengikuti kompetisi pemrograman menarik untuk dilihat sebagai rekaman perjuangan para peserta dari Indonesia, sehingga kita semua dapat melihat tidak hanya sebagai kotak hitam simsalabim langsung jadi, melainkan harus ditambahi penghargaan yang memadai untuk “proses menjadi pengembang perangkat lunak”.

Spam dengan Pengirim Terurut Alfabetis

| 6 Comments | No TrackBacks

Secara bergelombang, saya menerima spam komentar untuk sekitar tiga entri di blog ini, semenjak tanggal 10 lalu. Sebagian spam tersebut berisi taut situs Web, sebagian berisi ucapan semisal Nice site! atau Great work!, dan sisanya dalam jumlah yang berimbang, berisi untai karakter sekenanya, misal olqvqvctte, mrotjangrs.

SpamLookup yang disertakan di Movable Type gagal mengatasi beberapa entri, sehingga saya harus mengidentifikasi komentar-komentar baru ini secara manual sebagai junk. Setelah cukup lama saya mempercayai SpamLookup untuk menghadang spam, kedatangan spam bertubi-tubi ini memunculkan tanda tanya. Baik yang sudah lolos menjadi komentar sebuah entri atau baru masuk status dimoderasi harus ditangani dengan baik agar komentar yang sesungguhnya tidak tenggelam di antara komentar sampah.

Tangkapan layar pengirim spam (41 kB)

"Oleh-oleh" Internet

| 9 Comments | No TrackBacks

Masih tentang iklan Telkom Internet: ada salah satu fragmen pada tayangan tersebut yang mengingatkan saya pada sebuah peristiwa jenaka sekitar dua tahun lalu. Bagian yang saya maksud pada saat petugas dari Telkom mendatangi sekolah dengan mendekap beberapa dus yang kemungkinan besar dimaksudkan: mereka membawa peralatan untuk mengakses Internet, semisal modem dan kabel koneksi.

Koneksi Internet sendiri tentu tidak datang dalam bentuk fisik seperti itu; lebih baik penjelasan Achmad Husni Thamrin pada obrolan tengah malam lewat Yahoo! Messenger bahwa lebar pita koneksi Internet itu seperti waktu, tidak dapat ditabung namun dapat digunakan.

Iklan "Telkom Internet" dan Internet di Pedesaan

| 20 Comments | No TrackBacks

Telkom sedang menebar harapan lewat iklan: promosi mereka tentang Telkom Internet Goes To School (hai, sasaran pemasaran ini adalah masyarakat secara umum, mengapa bukan Telkom Internet Sahabat Siswa?) berulang-ulang muncul di sesi pariwara televisi swasta. Kendati disebut di akhir iklan bahwa target mereka 70.000 sekolah di nusantara, gambaran yang disodorkan justru segenap lapisan masyarakat: pemetik butir kelapa mengobrol tentang Internet dengan rekan kerja, seorang gadis menyindir pacarnya akan menggaet gadis lain lewat Internet, pertanyaan kehalalan Internet di surau, hingga mimpi Internet datang sehari sebelum boks-boks Internet dipasang.

Rendy Maulana menyambut dengan harapan umum layaknya pemakai Internet di negeri ini sambil sedikit mengernyitkan dahi, Semua informasi bisa kita dapatkan di internet? Ah, tumben fans Hermawan Kartajaya satu ini seolah lupa dengan bahasa pemasaran?

Sindunata Memenangi TopCoder Bagian Pengembangan

| 12 Comments | No TrackBacks

Tampaknya negeri kita masih punya hoki dalam kompetisi pemrograman. Kendati seringkali nama-nama harum yang melanglang di manca negara untuk pemrograman belum dapat sama sohornya seperti Peter Pan di negeri jiran dan di kandang sendiri, inilah pertaruhan penting dunia TI kita yang masih sporadis.

Felix Halim yang membocorkan di Teknologia: Sindunata Sudarmaji memenangi TopCoder Open 2006 di bagian pengembangan (development), yang disebutkan pada berita situs Web mereka bertanggal 5 Mei lalu. Cerita lengkap tentang proses kemenangan Sindunata disebut dengan rinci di halaman ringkasan Final Pengembangan Komponen (Component Development Finals).

Telkom Speedy di Bandung

| 9 Comments | No TrackBacks

Menurut salah satu spanduk di perempatan Simpang Dago, Bandung, Jawa Barat, Telkom Speedy untuk Bandung sudah diluncurkan secara resmi pada tanggal 29—30 April kemarin di Cihampelas Walk. Lengkap dengan mendatangkan Andre Hehanusa untuk acara peluncuran ini. Kalaupun sampai diluncurkan dengan acara “gemerlap” seperti di Cihampelas Walk, mudah-mudahan koneksi Internet di negeri kita tidak datang terlalu kental dengan sudut pandang “budaya hidup yang gemerlap”, melainkan keniscayaan salah satu keperluan publik.

Jika dilihat di situs Web Speedy, pada peluncuran kali ini hanya disebutkan untuk Bandung, belum ada keterangan provinsi Jawa Barat.

Dari hampir semua diskusi tentang koneksi Internet, kata kunci yang disebut berkali-kali adalah: ketersediaan layanan dan keterjangkauan oleh isi kantong masyarakat. Jadi, jika koneksi Internet memang dapat tersedia dengan mudah dan murah (dan seharusnya bisa), mudahkan dan murahkan.

Selamat menikmati Speedy di Bandung!

About this Archive

This page is an archive of entries from May 2006 listed from newest to oldest.

April 2006 is the previous archive.

June 2006 is the next archive.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261