Halo IGOS, Ada yang Sudah Siap Boikot

| 5 Comments | 1 TrackBack

Tiga pekan yang lalu, 2 Mei, Ditjen HaKI dan Microsoft menandatangani MoU kerja sama pengembangan cetak biru sistem online untuk registrasi paten, merk, dan hak cipta di Indonesia. I Made Wiryana mempertanyakan hari ini: apakah pemerintah masih ingat IGOS?

Halo IGOS, apa kabar?

Dalam diskusi tentang perbandingan TI Indonesia dan Vietnam di mailing list Telematika (akses hanya untuk anggota) nama IGOS disebut bersama dengan anggapan “itulah komitmen pemerintah Indonesia terhadap Open Source”. Realitanya, Open Source sendiri di Indonesia tumbuh pada banyak komunitas yang malah belum disentuh IGOS. Blog IGOS lebih banyak berisi kutipan berita dari media massa dan sangat sedikit menampilkan wajah pemakai Open Source di Indonesia. Artinya, kalau saya ingin mendapat gambaran nyata teman-teman yang mengembangkan atau menggunakan produk Open Source, lebih baik saya berkelana ke blog-blog pribadi atau komunitas. Masalah yang ditulis dan ungkapan yang disajikan lebih terasa dari orang yang memang merasa berkepentingan terhadap produk tersebut.

Apalagi di situs IGOS yang ditangani pemerintah: benar-benar “hanya” media berisi informasi statis dan saya seperti membaca sebuah baliho propaganda. Kemungkinan memang benar: siapa yang masih ingat IGOS hari ini? Pada saat tiga pekan setelah penandatanganan memorandum saling pengertian tersebut terjadi razia Warnet di beberapa lokasi — Linux sedang naik daun dan perlawanan terhadap Microsoft menjadi-jadi.

Akan kita lawan Microsoft?

Frans Thamura masih bertanya, So? Ada plan?

Adi Nugroho segera memberi rekomendasi: kalau tidak percaya alternatif Open Source, silakan bergabung ke mailing list Asosiasi Warnet, sudah lumayan banyak yang migrasi. Sedangkan wartawan TI yang bergabung di Technomedia mengusulkan boikot pemberitaan tentang Microsoft. Hmm, menarik: saya jadi teringat argumentasi Humas Microsoft, Robert Scoble, mengomentari perseteruan mereka dengan pemerintah Cina,

Speaking of anti-Microsoft stuff, yesterday Evermore showed off a copy of Microsoft Office that was coded in Java. Funded by Chinese government. Oh, great, not only are we competing against programmers who get paid $2500 per year (or less), but we’re competing against software funded by governments now too.

Saya tulis komentar di atas sebagai email berisi kemungkinan ‘GR’ ala Microsoft dan direspon Made Wiryana lewat salah satu ulir diskusi di Technomedia, Kalau boikot menjadi ‘No MS Day’, bukan jadi ‘GR’, yang ada adalah panik.

Sebelum Scobble mengomentari situasi di Indonesia (itu pun jika tertangkap oleh “radar” pembaca sindikasi dia), komentar Tony Chen, Presiden Direktur Microsoft Indonesia sudah seperti ‘GR’,

Dalam kesempatan itu MS memperlihatkan data survei IDC 2004 tentang kerugian yang diderita Indonesia akibat pembajakan piranti lunak. Angka itu mencapai US$ 187 juta, artinya lebih dari Rp 1,7 triliun. Kalau tidak kita proteksi, kapan Bill Gates-Bill Gates Indonesia akan berkembang?, tukas Tony.

Ah iya: kapan Bill Gates-Bill Gates Indonesia akan berkembang? Pertanyaan retorik tersebut mirip dengan slogan salah satu blog di Indonesia: Karena Indonesia masih perlu Roy Suryo Roy Suryo baru.

1 TrackBack

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/316

Cium Tangan Bill Gates from Geek Building The Bridge Part 2 on May 26, 2005 10:06 AM

Pagi-pagi baca milis jogja-linux, ketemu ma imel yang lumayan panjang dan lebar tentang kabar bahwa presiden mau ketemuan ma big boss micsosoft. 'Ketemuan'-nya ini memuat agenda membahsa penggunaan windows di Indonesia. Cuplikan yang saya sorot adalah ... Read More

5 Comments

kebetulan tadi sore saya ikut presentasi tentang IGOS di tempat menristek. setelah berbasa-basi (dan literally kena pukul di perut oleh menristek setelah ingat siapa saya), menristek memulai acara dengan mengkritik mengenai IGOS itu sendiri yang mestinya “GOES”, bukan “GO”, hehe. ada banyak yang hadir, seperti frans thamura, judith ms, pemilik warnet, perwakilan komunitas linux, perwakilan dari kominfo, dan lain-lain. namun yang terasa sekali kehadirannya adalah perwakilan dari Sun Microsystem yang meng-advokasikan JDS. dibumbui bahwa Microsoft mengklaim ada 260 intellectual property (IP) yang dipakai oleh komunitas open source, dan ditambah dengan Microsoft dan Sun sudah menyetujui saling bertukar IP antar keduanya, untuk menguatkan posisi Sun sebagai “sponsor” IGOS. akhirnya diputuskan bahwa masing-masing pihak harus mengerjakan pekerjaan rumah terdahulu, yaitu menyiapkan segala alternatif skenario menghadapi masalah lisensi Microsoft, dan besok Senin akan dilanjutkan kembali, dan diharapkan hari Senin itu juga sudah jelas langkah yang akan diambil.

Perlu aksi keprihatinan? :D

Sekedar unjuk gigi seberapa besar yang care masyarakat internet akan kebijakan yang diambil pemerintah, sekaligus menyatukan rasa, dan jika memungkinkan melakukan tindakan nyata di tiap daerah secara serentak?

Atau mungkin hal laen yang lebih bermanfaat dan berdampak nyata?

Soal IGOS tidak sesimple yg orang bayangkan. Kebetulan saya ikut dari era Menteri yang terdahulu, sampai sekarang. Banyak hal yang terjadi, banyak “lobby” yang terjadi. Pokoke.. rumiiiiiit deh :-)

Soal GOES atau GO, alasannya bukan “Indonesia goes open source”. tapi seperti imperativ “Indonesia, GO Open Source !”, Itu alasan yg saya dapat dari rekan-rekan waktu itu.

Kayak supporter bola itu lho .

Hmm… agaknya gerakan komunitas yang lincah lebih praktis untuk urusan Open Source. Walaupun saya juga tetap berharap pemerintah tetap punya komitmen di suprastruktur.

Perlu aksi keprihatinan? :D

ahhh tipikal ton ;)

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on May 25, 2005 12:22 PM.

Sikap Judith MS tentang Kondisi di Seputar Razia Warnet was the previous entry in this blog.

Selamat untuk MDAMT is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261