Hari-hari ini, dari sekelebat tajuk-tajuk berita harian di Bandung dan Jakarta, Warnet sedang disorot bak penjagaan superketat perbatasan di Amerika Serikat dengan dalih terorisme.
Jelas akan menambah hangat perdebatan di milis Asosiasi Warnet. Belum saya selisik semua, sekalipun sudah muncul opini setengah-sinis di kepala perihal CCTV dan semi-moderat dengan rencana penunjukan KTP buat pengunjung. Di mana-mana omong tentang kebijakan memang mengasyikkan, sekalipun seringkali alasan atau argumen-bantahannya sama-sama absurd atau semprul!
Seperti siang ini, percakapan dua orang pengelola Warnet dengan salah satu PJI, kira-kira begini:
Pengelola Warnet: bisakah saya minta agar situs-situs porno
diblok ke Warnet saya?
PJI: lho, bukannya Warnet untung dari sana?
Oh ya, bukannya… ah, tidak!
Kemudian sore ini, pas editor entri ini dibuka, Judith M.S. Lubis menyuguhi saya tautan dari Bisnis Indonesia, Pengusaha warnet keberatan kewajiban memasang CCTV. Terima kasih, Ibu Awari.
Belum lengkap artikel tersebut saya baca, jendela Gaim berkedip lagi,
Boy Avianto muncul dengan dua kalimat
pendek, CCTV di warnet. Bentar lagi finger scan di
keyboard.
Berapa skor statistik kebetulan ketiga peristiwa di atas?
pemerintah itu seharusnya buat regulasi yang menguntungkan industri sehingga ekonomi bisa bertumbuh tetapi yang ada dari tahun ketahun regulasi justru menyulitkan pertumbuhan ekonomi dan harga akses diindonesia sangat mahal .. disaat warnet menyajikan akses dengan swadana bukan di support justru di belenggu dengan aneka aturan yg menambah beban biaya ..
Lalu jalan alternatifnya apa untuk mencegah/mengurangi terjadinya fraud, abuse dan semacamnya yg dikerjakan di warnet (karena practically bisa anonymous)?
CCTV mungkin nambah biaya. Tapi kalo wajib daftar pake KTP/SIM/ID lain, saya rasa masih reasonable, “murah meriah”. Intinya kan harus bisa dilacak siapa yg menggunakan. Selama ini oknum2nya kan berani meng-abuse karena practically ya mereka anonymous, hampir tidak bisa dilacak.
kalau gue ceritain kisah dibalik regulasi cctv gak tau apa elo ngakak atau ngamuk :D tapi yah begitulah… kadang-kadang emang ajaib kalo hidup di Indonesia :p
mudah-mudahan aturan itu muncul bukan krn ada yg kesulitan nyari kambing hitam…
Berapa skor statistik kebetulan ketiga peristiwa di atas?
68%™
#3 Daripada ngakak sendirian mendingan bagi-bagi info, Win.
# Saya setuju, CCTV itu kelewat berlebihan. Untuk KTP bisa dimaklumi. Tidak 68% mencegah tapi paling tidak menghambat / mengurangi kemungkinan penyalahgunaan.
BTW, memangnya jadi pengusaha Warnet pasti kaya raya ya ? Sudah didera razia software, kasus fraud hingga sekarang soal CCTV. Apa ini gara-2 laptopnya Imam Samudera ya ?
Mas Amal, Sorry, saya barusan pakai simbol sharp kok tulisannya malah segede gajah ya :-). Jadi mualu kayak orang marah-marah aza :-D. Biasanya saya gunakan simbol tsb buat kasih tautan ke nomor comment.
Sudah saatnya memunculkan bisnis mini/medium ISP? Buka hotspot, jual voucher internet, mumpung banyak gadget wi-fi enabled…
Saya mendukung interkoneksi antar BTS deh.. Network boleh numpang, gateway masing2 pengelola, cost ditanggung bersama..
Plus kemaren baca artikel di kompas, kita ini didukung UUD 1945 lho!
Kalau saya sebagai pengurus fasilitas Internet public access, user saya harus dapat saya “mark” identitasnya. Bukan untuk apa-apa, bukannya saya nggak setuju dengan anonimity, tapi kalau terjadi abuse dengan akses network ini, saya bisa track dgn cepat.
Kalau misalnya saya jadi warnet, saya deploy aja kamera spt itu, toh setahu saya modalnya nggak terlalu mahal. Saya pernah coba webcam yang masuk ke komputer dan dipasangi aplikasi Dorgem (http://dorgem.sourceforge.net). Dia akan generate image snapshot secara reguler, file JPEG, ukurannya bisa diatur, dan masuk ke komputer. Siap jika seandainya ada audit. Kalau sudah terkumpul banyak, tinggal dibakar ke CD. Kalau urusan CCTV nya sendiri, toh jaman sekarang banyak kamera kecil2 yg harganya ratusan ribu, atau pake webcam aja.
Di tempat saya juga gitu kok. Squid proxy nya kita kumpulkan log nya, kita masukkan log analyzer, dan kita bisa tahu user ini buka apa, dst. Memang ini data pribadi, tapi tidak akan kita buka ke siapa2 kecuali pihak berwenang yang membutuhkan.
Ya baguslah kalau seperti ini. Lihat saja segi positifnya. Minimal menaikkan citra warnet, mengurangi orang2 yang suka abuse fasilitas warnet, dipake carding, ngehack dsb. Saya lihatnya juga orang yang buat jahat di Internet itu dia yakin bahwa dia nggak ada yang ngelihat. Dengan fasilitas ini, ya minimal dia agak sadar sedikit, bahwa orang lain juga bisa tahu kegiatan yg dia lakukan.
Bung Rivai: maaf, tanda “#” memang bermasalah jika muncul pada kolom pertama, dianggap mewakili H1 (heading 1) oleh Markdown. Perlu dicarikan perbaikannya, nih… :)
CCTV seharusnya sekedar rekomendasi, bukan kewajiban. Gak semua warnet itu kaya.
Saya termasuk yang setuju dengan keharusan pengunjung menyerahkan identitas untuk didata.
Sebenernya pemerintah itu mau ngga sih mencerdaskan bangsa. udah harga koneksi dari rumah (pribadi)mahal! ini mau warnet diutik-utik lagi. warnet bener-bener memberikan fasilitas yang berharga bagi anak bangsa yang “mengerti”. menurut saya, kalo alasannya masalah penyalah gunaan internet dalam hal pornografi. itu alasan klise banget. kalo mau anti pornografi ya silahkan saja beri pengetahuan budi pekerti dan pengajaran tatakrama yang bener-bener di tiap sekolah, saya yakin ini akan lebih ampuh dari firewall manapun dalam hal menanggulangi penyalahgunaan internet untuk pornografi. kalo untuk masalah keamanan (terorisme, dkk) saya rasa dengan KTP/ID saja itu juga nggak begitu efektif, jujur saja kita hidup di indonesia. buat KTP gampang banget, asal ada “pelicin” semua dapat diatasi, buktinya teman saya ada yang punya KTP lebih dari satu dengan proses yang sangat simple. Kalo gini jadi bingung kan jadinya? dengan KTP tak manjur. dengan log, privacy pelangaan dikorbankan, apalagi dengan webcam CCTV. “Negaraku” memang aneh! Tanya Kenapa ?
saya setuju sama Ronny dan Affan bahwa pada akhirnya kita tetep harus mikir bagaimana caranya mencegah fraud atau abuse karena sering sekali dilakukan anonymous. Saya pikir metode ktp/identitas diri itu masih logis kok.
Kalo memang ada cara lain untuk mencegah fraud/abuse itu ya silakan aja sih.
saya setuju dengan tuan galundeng, jaman sekarang mo usaha apa saja susah, termasuk usaha warnet, boro-boro cari untung, buat cari impas aja kayaknya susah, apa lagi mo ditambah peraturan yang memberatkan pengusaha Warnet, mending klo pemerintah kasih duit modal buat usaha warnet biar orang Indonesia tu pada pinter and ngk ketinggalan sama negara lain, sekarang boro-boro modal…? sekolah yang katanya gratis bayaran and buku tetap aja harus beli buku….ya …ngk …?
kenapa harus selalu warnet yg di jadikan sasaran ??? sudah aksi swepiing microsoft pun gila2an menjual produknya bagaimana mau ganti software asli dgn harga yg keterlaluan itu…
skrg.. CCTV akses internet ga selalu dr warnet aj … pakai CCTV pula … user membayar buat akses internet privacy merekalah mau buka apa !! klo pun mau mencegah kita pengusaha hnya bs memasang pelarangan
ini warnet bukan bisniss besarr.. perusahaan2 ga d jadikan sasaran
ribet neh negeri