Akhirnya Andry S. Huzain lagi yang memecahkan “kebekuan” saya terhadap persoalan komentar di blog yang sekonyong-konyong muncul — dan agak aneh menurut saya — seperti menggalang sentimen tertentu. Ada berapa hal dalam “teori ekonomi” tautan masuk (inlink) Andry yang perlu dipertimbangkan agar jangan digeneralisir:
- Saya termasuk yang membiarkan tautan penulis komentar tidak direcoki oleh tag nofollow. Keputusan ini sudah sangat jelas saya tulis setelah ide nofollow diluncurkan oleh Google. Ada perkecualian (dan sangat jarang terjadi): tautan penulis komentar spam terpaksa dimodifikasi karena saya ingin mempertahankan bukti komentar mereka namun saya keberatan memberi hadiah peringkat di mesin pencari kepada mereka. Dengan demikian, komentar di situs ini justru menambah tautan masuk bagi penulisnya — karena saya memang ingin menghargai para penulis komentar.
- Komentar di situs ini juga dibatasi hanya dibuka sampai 100 hari setelah pemuatan artikel — setelah itu ditutup. Selain menurut saya topik tersebut sudah sepantasnya masuk bagian arsip, dengan adanya fenomena hari-hari ini, akan meredam jumlah komentar agar tidak berlebih. Ada komplain tentang entri tersebut? Sila kontak saya via email.
- Saya juga tidak pernah memasang blogroll untuk situs lain, teman, atau pengunjung. Keputusan ini juga pernah saya jelaskan dan tampaknya sampai hari ini belum akan saya ubah. Oleh karena itu, jika Anda keberatan dengan kebijakan yang saya terapkan dan merasa tidak adil menyediakan entri blogroll untuk saya, sila dihapus saja. Rasa keadilan lebih penting buat kita bersama. Sebagai bahan pertimbangan: saya tetap menyediakan cara bersosialisasi dengan teman-teman lewat blok Selipan di halaman depan bagian kanan. Komitmen saya sederhana: blok tersebut sedapat mungkin bercerita tentang orang lain yang saya anggap relevan dengan misi #direktif.
- Akan halnya penulis blog yang hanya berkisar-kisar di lingkungannya, saya akui acapkali saya mengalami kondisi seperti itu. Diversifikasi saya untuk topik yang dibahas di blog ini malah ke mailing list, forum keahlian, wiki, atau hasil pencarian Technorati. Saya sangat jarang membawa #direktif untuk acara sosialiasi ke blog lain karena saya punya komitmen materi yang dibahas di sini bertema seperti yang ditulis di jargon di atas. Sosialisasi saya justru dengan blog-blog saya lainnya (sila diperiksa sendiri lewat mesin pencari) — dan saya juga “pendatang baru” (jika Anda menyukai istilah tersebut) di tempat lain.
- Agak aneh juga jika sampai ada yang menduga Planet Terasi untuk urusan ini. Saya mohon tidak perlu membawa-bawa inisiatif agregat Ronny Haryanto tersebut. Sedikit yang saya fahami: beberapa penulis di Planet Terasi memang tidak memulai menulis blog untuk fungsi sosialiasi (blog punya beberapa fungsi, demikian yang selalu saya paparkan di acara-acara tentang blog). Dengan demikian, biarlah mereka (blog ini juga terdaftar di Planet Terasi) memilih alasan masing-masing karena toh “anggota” (sebenarnya istilah ini tidak ada secara formal) Planet Terasi hanya sejumput sangat kecil dibanding puluhan ribu blog yang mekar di halaman… (mengutip Mao Tse-tung).
Betul, kita semua sedang memperbaiki cara membangun atmosfir blog agar dapat lebih baik lagi sebagai media berkomunikasi dan urun pendapat — demikian pula sama perlunya membangun jejaring sosial di atasnya. Untuk itu saya tutup komentar entri ini dari awal agar kita semua cukup jernih untuk melihat persoalan ini bukan semata-mata dari jumlah komentar.
Jika tetap ingin berkomentar, tulis pendapat Anda di blog masing-masing. Apabila Anda keberatan memberi tautan masuk ke entri ini, tetap gunakan tautan dengan a href, namun imbuhi dengan nofollow sehingga saya tidak serta-merta beroleh keuntungan peringkat di mesin pencari. Dengan demikian, kita semua lebih bersih di hati masing-masing tanpa perlu kasak-kusuk mencari selebritas blog… Saya akan baca respon Anda lewat Technorati.
Terima kasih.