Sedemikian gemas membaca praktik ijon yang saya tulis mengomentari reaksi presiden Rumania tentang praktik ilegal pemakaian perangkat lunak di negaranya, seorang teman mengusulkan bahwa seharusnya vendor perangkat lunak juga “dipersalahkan” karena pada awalnya mereka membiarkan praktik ini berlangsung. Kira-kira serupa dengan lapak liar yang dibiarkan terus tumbuh (bahkan kadang malah dikenai retribusi juga) dan kemudian dihalau dengan alasan tempat tersebut bukan untuk berjualan. Saya tidak sependapat karena aturan hak cipta sudah jelas dan menjadi kelaziman — kendati negara kita “menyusul” aturan tadi secara bertahap — dan semua perangkat lunak menyediakan bahasa hukum dalam bentuk Persetujuan Lisensi untuk Pemakai Akhir (End User Lisence Agreement).
Memang pahit dan banyak negara harus menghadapi ini.
Buah manis kemajuan di bidang TI dan media sekarang ini harus menghadapi
sejumlah persoalan, salah satunya adalah isu hak cipta
, demikian
kira-kira yang ditulis Vietnam Net Bridge menggambarkan satu dari
sepuluh peristiwa TI penting yang dipilih
media di
Vietnam.
Malah Net Bridge menyebut Microsoft akan “memanen” pemasukan dalam
beberapa masa mendatang. Sebuah analogi panen raya, jika pada
ilustrasi sebelumnya di Rumania adalah praktik ijon.
Solusi akhir di Vietnam juga mirip dengan di negara kita: pemerintah berusaha melegalisasi perangkat lunak dengan melakukan negosiasi pengadaan dalam jumlah besar. Di tataran lebih bawah, Asosiasi Informasi Vietnam mengajak pemakaian dan pengembangan produk domestik, mengarahkan pada pemakaian perangkat lunak bebas, dan kemungkinan aplikasi dari teknologi baru seperti Web 2.0.