Registrasi Domain ID

| 2 Comments | No TrackBacks

Efektif semenjak tanggal 18 November 2003, #direktif menggunakan nama domain sendiri, direktif.web.id. Selain bertujuan agar permalink artikel menjadi benar-benar permanen atau tidak menginduk kepada domain lain yang boleh jadi berubah, pemakaian nama domain baru ini sengaja dipilihkan dari tingkat domain utama (TLD) Indonesia, yakni .id. Proses registrasi untuk mendapatkan domain .id inilah yang akan dipaparkan pada tulisan berikut.

Domain .web.id dikelola oleh IDNIC dengan persyaratan dan biaya yang bervariasi. Secara umum, syarat utama administrasi yang paling penting adalah identitas pendaftar: surat keterangan pendirian bagi pendaftar yang mengatasnamakan organisasi, baik perusahaan atau yayasan, dan identitas pribadi bagi pendaftar atas nama perorangan. Dibanding registrasi domain utama semacam .com, .net, .org atau .edu sekalipun yang longgar, IDNIC berusaha menerapkan aturan lebih ketat. Memang hal ini oleh beberapa kalangan dianggap lebih repot, dan ongkos registrasi lebih mahal untuk kelompok tertentu dibanding menggunakan .com. Sisi positifnya, nama domain yang diberikan oleh IDNIC lebih menjamin identitas pendaftarnya. Sebagai misal, pada kasus pembuatan nama domain “plesetan” (typo site) KlikBCA beberapa tahun silam, Steven Haryanto, menunjukkan pentingnya menghindari resiko salah ketik yang potensial digunakan untuk maksud jahat dengan cara pendaftaran domain yang sangat mirip. Kondisi seperti ini lebih dimungkinkan untuk domain yang berakhiran .com karena pemilihan nama dan registrasi tidak dikontrol. Kendati demikian, selain prosedurnya dianggap lebih mudah, akhiran .com oleh banyak orang tampaknya masih lebih dianggap representatif terhadap bisnis dot-com.

Registrasi domain .id dapat langsung dilakukan oleh calon pemiliknya dengan mengisi formulir yang tersedia di situs Web IDNIC dan mengirimkan balik kepada mereka lewat email. Pembayaran via transfer ke rekening bank IDNIC baru akan ditagihkan setelah registrasi tersebut dinyatakan valid dan siap digunakan. Bagian penting yang perlu disiapkan adalah alamat IP komputer yang menjadi NS layanan Internet kita. Demikian pula halnya dengan MX jika server mail hendak dipasang. Semua deskripsi tersebut diisikan di formulir yang secara otomatis akan diolah setelah diterima via email oleh IDNIC. Oleh karena itu formulir tersebut diminta tidak diubah-ubah formatnya, termasuk metode pengiriman kembali lewat email yang cukup menggunakan modus teks. Informasi yang diperlukan ini umumnya difahami oleh administrator jaringan; diskusi dengan mereka merupakan langkah awal yang sangat membantu.

Bagaimana halnya dengan pemakai pribadi atau organisasi kecil yang tidak memiliki server sendiri atau koneksi Internet kontinu? Lebih-lebih di Indonesia yang umumnya kendala tersebut ada pada akses Internet yang terbatas atau mahal. Pertama, tentu saja, cari tempat hosting yang sesuai dengan rencana. Tempat hosting gratis jarang membolehkan ditempati domain milik kita sendiri, sehingga cara yang lebih mudah dan lebih fleksibel adalah dengan menggunakan layanan komersial. Untunglah, akhir-akhir ini penyedia jasa hosting kian banyak yang menyediakan paket “muriah meriah” sehingga dengan harga berkisar Rp 5.000/bulan sudah dapat dimiliki situs Web sendiri.

Pada kondisi yang saya hadapi untuk #direktif, saya menggunakan fasilitas sendiri untuk hosting, sehingga praktis hanya memerlukan prosedur registrasi dan DNS yang mengarahkan nama domain tersebut ke alamat IP yang saya gunakan. Sebelumnya, saya sempat menguruskan registrasi domain di Belanda (.nl) dan fasilitas DNS tersebut disediakan oleh penyedia jasa pendaftaran sebagai kompensasi ongkos tambahan prosedur registrasi. Dengan perkataan lain, saya mendaftar domain lewat perantara sekaligus berlangganan pemakaian DNS di tempat yang sama.

Saya berusaha mencari penyedia jasa serupa itu di Indonesia untuk domain web.id, namun tampaknya belum terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal biaya. Selain itu dalam pengamatan saya umumnya penyedia jasa pengurusan domain sekadar menguruskan registrasi atau menjadikan satu dengan paket hosting yang mereka miliki. Tentu saja hal ini sedikit merepotkan bagi saya, karena saya ingin jalan tengah berupa pengurusan domain dan DNS tempat saya mencantolkan nomor IP.

Jawaban dari salah seorang teman yang memiliki domain .id di Bandung juga sama: lebih baik saya membeli paket hosting yang muriah meriah sekalipun ruang (space) dan jatah lebar pita (bandwidth) yang mereka sediakan tidak digunakan. Alhasil saya cari penyedia jasa hosting yang ekonomis — kalau perlu paket “super pelit” — agar pengeluaran tambahan tidak terlalu besar. Berbekal hasil pencarian lewat Google, saya mendapatkan Murih, sebuah jasa hosting di Yogyakarta yang menyediakan layanan registrasi domain cukup beragam dan paket hemat mereka sangat murah. Saya jelaskan semua kondisi yang saya miliki dan inginkan.

Proses registrasi dimulai dengan mengirim hasil pemindai (scanner) identitas yang saya miliki, dalam hal ini paspor, dan transfer biaya keseluruhan ke rekening mereka. Sehari setelah formulir IDNIC dikirimkan oleh mereka, saya memperoleh berita balik bahwa masih terdapat kesalahan pada pengisian formulir. Karena perbaikannya mudah dan saya ingin segera beres, salinan email tersebut saya betulkan sendiri dan saya kirim lagi ke IDNIC. Pada hari kerja berikutnya saya masih mendapat pertanyaan dari IDNIC lewat email tentang kaitan nama domain yang saya daftarkan dengan materi situs Web itu sendiri. Wah, kok sampai sejauh ini investigasi gaya IDNIC? Padahal kedua nama yang saya daftarkan lebih merupakan nama “merk” yang saya pilih terhadap Weblog yang saya kelola. Jadi tidak terkait oleh sebuah alasan yang khusus, sekalipun tentu saja saya keberatan kalau merk tersebut diganti-ganti begitu saja.

Saya ingin mengemukakan hal tersebut kepada Murih yang bertanggung jawab menguruskan domain, dan tentunya lebih mudah dengan pengalaman mereka. Terbayang oleh saya cerita beberapa teman di Indonesia yang sempat “terkatung-katung” nama domainnya belum rampung juga. Sekalipun dari sisi personal pengelola IDNIC saya masih percaya kredibilitas dan komitmen mereka terhadap prosedur registrasi domain. Anehnya, beberapa jam kemudian saya mendapat email lagi dari IDNIC bahwa domain telah saya dapatkan dan tinggal menunggu dipropagasi dalam waktu beberapa jam mendatang.

Karena saya tidak mendapatkan cara mengubah setting DNS untuk mengisikan nomor IP lewat antarmuka Web, saya segera kontak staf dukungan teknis mereka lewat Yahoo! Messenger. Saya mendapat penjelasan bahwa nomor IP saya sudah dipasang di DNS mereka dan hal itu tidak dapat diubah begitu saja lewat antarmuka Web. Artinya, perubahan seperti itu harus lewat kontak ke admin Murih. Oke, tidak menjadi masalah, toh alamat IP yang saya gunakan juga hampir tidak pernah berubah. Hanya saja, “Dari mana kalian mendapatkan informasi IP yang saya gunakan?” Saya memperoleh penjelasan yang agak jenaka bahwa mereka mencari tahu identitas saya lewat mesin pencari dan mendapatkan situs Web yang saya urus dan — kebetulan — memang hendak saya pakaikan nama domain baru tersebut. Wah, bergaya Indonesia sekali: sampai dapat menduga rencana klien! Sekaligus saya diberitahu bahwa permintaan IDNIC tentang kaitan nama domain dan materi situs Web milik saya sudah diantisipasi oleh mereka, sehingga saya mendapat informasi berhasil terdaftar dari IDNIC beberapa jam setelah email pertanyaan.

Ah, memang urusan administrasi di Indonesia tidak langsung dapat diselesaikan semua secara online. Apalagi jika ingin segera mendapat respon. Untuk itulah jasa pengurusan registrasi domain diperlukan. Baik oleh mereka yang sibuk dan barangkali perlu bantuan penjelasan teknis; atau seperti saya, yang berdomisili di luar negeri sehingga agak repot melakukan transaksi sendiri dengan IDNIC.

Catatan:
Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai resensi atau penilaian. Pencantuman identitas, terutama IDNIC dan Murih, hanya sebagai bagian dari proses yang dipaparkan.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/96

2 Comments

Seru sekali proses registrasinya !!! Selamat dan sukses.

Terima kasih.

Negeri kita memang menyimpan banyak hal yang seru kan?

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on November 29, 2003 12:05 PM.

Penghargaan untuk Dua Situs Web Buatan Warga Indonesia was the previous entry in this blog.

Persoalan Keamanan di Akhir Tahun is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261