Privasi pada Identitas Pribadi

| No TrackBacks

Saudara bergabung dengan sebuah organisasi atau kegiatan, oleh karena itu mereka meminta identitas lengkap tentang diri saudara. Belakangan, entah dengan alasan tertentu, data tersebut dipasang di situs Web bersama dengan puluhan anggota lainnya. Bagaimana reaksi saudara?

Sekalipun saya pribadi belum mengalami, namun begitu menemukan informasi lengkap tentang orang yang saya cari — kebetulan kenalan dan saudara — terpampang di halaman Web, terperanjat juga. Bisa-bisa saya disebut detektif yang punya kemampuan mengorek informasi yang cukup pribadi, semisal tanggal lahir, nomor HP, dan alamat rumah. Padahal yang saya lakukan hanya mengetik nama orang yang saya cari lewat Google atau mesin pencari lain. Semua pemakai Internet yang bisa mengoperasikan perambah (browser) tentulah sanggup melakukan hal yang sama dengan yang saya perbuat.

Dari sedikit penelusuran yang saya lakukan, terkumpullah halaman Web berisi informasi calon karyawan yang sedang mengikuti sebuah pelatihan di salah satu BUMN, daftar alumni sebuah perguruan tinggi negeri, dan daftar guru besar di sebuah Fakultas Kedokteran. Informasi tersebut berkisar pada nama, alamat, nomor telepon (rumah dan kantor), alamat email, tanggal lahir, dan tempat bekerja. Dilihat dari bentuknya, selain terdapat versi yang dibuat untuk Web, yakni lengkap dengan navigasi dan form pencarian, terdapat juga bentuk “kasar” yang tampaknya sebelumnya dimaksudkan untuk keperluan internal. Yang terakhir ini hanya berupa tabel polos tanpa navigasi.

Dengan meningkatnya pemakaian Internet di lingkungan organisasi kecil, boleh jadi kecenderungan untuk memasang publikasi lewat Web ikut bertambah pula. Selain praktis, ongkos juga dapat ditekan. Persoalannya sekarang adalah: mempublikasikan sesuatu lewat Internet sama dengan memasang pengumuman yang dapat diakses oleh semua pemakai Internet di seluruh dunia. Tidak semua orang bersedia identitasnya diperlakukan seperti itu. Entah karena alasan keamanan, seperti halnya alamat rumah atau nomor telepon, atau pertimbangan lain yang bervariasi. Singkatnya, identitas individu termasuk kategori privasi yang harus dilindungi. Menampilkan hal-hal yang masuk kategori tersebut perlu persetujuan dari pemiliknya. Lebih jauh, pengelola informasi sebaiknya memiliki arahan umum tentang persoalan privasi, sehingga dapat mengarahkan jenis informasi yang layak ditampilkan dan seandainya diperlukan persetujuan dari pemilik identitas tersebut, mereka juga memberi bekal informasi yang memadai konsekuensi dari pilihan yang diambil. Hal ini penting untuk menghindari sikap kurang peduli atau belum tahu dari pemilik identitas itu sendiri.

Untuk informasi yang ditampilkan secara temporer, misalnya pengumuman penerimaan pegawai baru, penting juga dipertimbangkan faktor mesin pencari. Informasi yang dikumpulkan oleh mesin pencari biasanya disimpan di tempat mereka dalam bentuk cache untuk periode yang cukup lama, sampai terdapat kepastian perubahan isi di halaman tersebut atau halaman Web tersebut tidak ditemukan. Artinya, sekalipun informasi di halaman Web yang dipasang temporer tadi sudah dihapus dari situs Web, boleh jadi informasi tersebut masih tersimpan di cache mesin pencari dan tetap dapat diakses oleh pengguna Internet. Pertimbangkan untuk menolak didatangi mesin pencari. Di Google misalnya, terdapat penjelasan tentang cara menambah atau mengubah URL.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/103

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on January 15, 2004 5:49 AM.

Persoalan Tampilan di IE 5.x was the previous entry in this blog.

Dukungan Terhadap Windows 98 SE Diperpanjang is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261