Setelah pemasangan iklan yang gila-gilaan sempat dijadikan alasan pada saat ribut persoalan pengambilan berita yang disebut grab di Detik.com, tampaknya media berita versi Web masih belum berubah dalam hal teknik menampilkan iklan. Detik.com misalnya, setelah pada periode awal kampanye Pemilu 2004 mengisi frame (ya, mereka masih pakai teknik frame!) bagian bawah dengan banner merah menyala, kapling dari salah satu partai besar, menjelang kampanye berakhir ikut all out menangguk pemasukan dari iklan. Di dua blok di kiri dan kanan bergelantungan banner partai lain dengan efek animasi berganti-ganti antara logo dan teks. Sayang saya tidak sempat mengambil hasil tangkapan tampilan di layar sebagai dokumentasi, karena pada saat saya berkunjung lagi keesokan harinya, masa kampanye sudah usai dan iklan-iklan kampanye tersebut sudah diturunkan.
Kalau semata-mata dilihat dari sisi artistik dan term aksesibilitas, yang sekarang mulai kuat ditekankan ke dalam desain halaman Web, hasilnya benar-benar jauh dari kenyamanan yang dijumpai pengunjung. Saya tidak menyangkal bahwa yang diharapkan pengunjung adalah sepotong blok teks di bagian tengah dan itu disediakan cuma-cuma, sementara Detik.com harus menghidupi puluhan tenaga teknis untuk menghasilkan berita tersebut. Yang juga saya bayangkan adalah sisi sebaliknya: betapa berat perjuangan pengunjung untuk mendapatkan bagian teks berita tersebut.
Perlu ditekankan bahwa persoalan ini bukan hanya muncul di Detik.com. Situs berita media besar dan memiliki versi cetak seperti Kompas Cyber Media pun masih menempatkan iklan dengan cara kurang artistik. Setidaknya jika saya bandingkan dengan gaya mereka menangani edisi cetak. Pada masa kampanye yang lalu kapling iklan mereka juga tidak tertinggal diisi banner logo partai dalam ukuran besar. Namun, yang paling “berkesan” dari iklan di Kompas adalah logo salah satu produk jasa GSM yang lalu-lalang dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Terus menerus di halaman utama! Hasilnya: batang penggulung (scroll bar) horizontal perambah Mozilla yang saya gunakan menjadi aktif dan bergerak sendiri menyesuaikan dengan ruang tambahan ke sebelah kanan yang dipakai oleh animasi bergerak tersebut. Entah sampai mana, karena jika “dikejar” ke arah kanan, ukuran horizontal halaman Web Kompas tersebut seolah tidak berujung.
Lebih terasa mengganggu lagi adalah sumber daya CPU yang dipakai akibat cara menampilkan iklan seperti di atas. Hasil yang tertulis di komputer saya: halaman muka Kompas Cyber Media menyita proses pada skala 1,2 s.d. 1,3 dan terjadi kenaikan sampai 1,5 pada saat logo animasi tersebut melakukan penggulungan (hilang di sisi kanan layar dan kemudian muncul lagi dari sisi kiri), sedangkan Detik.com menyita proses pada skala 0,9. Sebagai perbandingan, halaman depan BBC hanya menggunakan proses di komputer saya sebesar 0,5 pada saat pemuatan halaman Web dan setelah itu berangsur-angsur turun. Kompas dan Detik.com stabil pada angka mereka yang tinggi bahkan setelah halaman tersebut sudah utuh ditampilkan (tidak ada pengambilan berkas lagi ke server Web mereka).
Tes di atas saya lakukan dengan perambah Mozilla 1.0 di komputer dengan CPU AMD Athlon 1 GHz, RAM 640 MB, koneksi Internet lewat modem kabel 2560 kbit/s, dan ruang hard disk terpakai 15%. Sistem operasi yang saya gunakan Debian GNU/Linux 3.0, kernel versi 2.4.18, XFree86 4.1.0.1, dan window manager hemat sumber daya, Blackbox. Angka skala yang ditulis di atas diperoleh dari program Top. Di komputer tersebut terdapat server Web Apache yang aktif, namun demikian pada saat tes dilakukan aktivitas Web sedang sepi, sehingga tidak menggunakan CPU secara signifikan.
Tes kecil di atas belum dapat dijadikan sebagai sandaran berupa benchmark, namun sebagai pemakai saya merasakan efek proses komputer menjadi lebih lambat pada saat halaman muka Kompas sedang aktif di perambah.
mau nanya mas.. sebenernya proses cetak untuk iklan itu gimana sih mas? terima kasih
-Tofik-
Proses cetak di mana?
Saya hanya menguji coba tampilan di halaman Web, menggunakan perambah (browser), dan tidak melakukan uji coba pencetakan.