Ada dua hal penting yang ingin saya sampaikan kepada pengelola detiki-Net. Tulisan ini bukan resensi serius yang disusun oleh ahli Web, sehingga bukan sebuah ulasan yang komprehensif.
Pertama, kenapa judul artikel tidak diikutkan sebagai judul halamah Web? Coba lihat hasil temuan mesin pencari tentang situs KPU dari detiki-Net, hasilnya: semua berisi entri dengan judul hanya detiki-Net. Selain tidak membantu pembaca memperoleh judul langsung dari daftar tersebut, peringkat di mesin pencari terhadap topik yang dibahas artikel tersebut menjadi lebih rendah dibanding situs lain yang secara eksplisit menggunakan judul tulisan sebagai bagian dari judul halaman Web. W3C menyebut <title> sebagai elemen paling penting dalam kualitas sebuah halaman Web.
Kedua, yang sangat penting, dan dengan kondisi sekarang ini pembaca sangat terganggu, adalah tidak tersedianya tanggal pemuatan artikel. Sebagai contoh, hari ini saya baca Menengok Situs Para Capres dan di halaman tersebut hanya tertulis sebuah tanggal, yakni 12 Juni 2004 (WIB). Tanggal 12 Juni adalah tanggal hari ini, bukan tanggal artikel tersebut dimuat. Tidak ada informasi di halaman tersebut yang dapat digunakan sebagai acuan tanggal pemuatan artikel. Apakah pembaca harus memecahkan kode (decode) dari URL yang panjang dan tampaknya berisi informasi tanggal artikel dimuat?
Ayo detiki-Net, lebih baik lagi.
Kedua hal tersebut mudah diperbaiki kan?
itu pun kalo smpat hehehe.. kayaknya mereka tetep sibuk cari berita… kalo mas amal bisa meyakinkan bahwa usul ini dapat menguntungkan dari segi finansial pasti langsung digarap…:p bukan menuduh $-) tapi lihat … iklannya seabrek
wah percuma mas amal, banyak banget yg bisa dikerjain untuk detik.com padahal, ga usah optimization untuk search engine dulu, demi web usability nya aja.
saya rasa karena ga ada kompetitor yg dianggap setara, makanya dia cuek. makanya sebenarnya ada peluang besar kalo mau buat online media menggantikan detik
soal SEO, saya rasa lebih “menyenangkan untuk diliat” sekarang…
1. Iya juga yah, kalo cuman title… repot juga itu… 2. Penulisan tanggal pada “permalink” tidak terlihat, hanya saja pada sidebar, memang dituliskan… tapi ya, kembali ke detik nya kali yah…eh iya, saya bingung juga soal sistem peng-arsipan… dan hal ini, sebenernya perlu gak sih?
Sridewa, saya tidak berencana meyakinkan persoalan ini kepada mereka, melainkan cukup sebagai catatan saja. Apalagi jika sampai urusan prospek finansial, tentu lebih tepat dilakukan oleh pihak yang punya keahlian.
Hal itu juga yang menjadi latar belakang cukup dua hal penting di atas saya kemukakan. Karena keduanya juga yang saya rasa paling mengganggu dalam kapasitas sebagai pengunjung biasa. Lagi pula, Enda, saya bukan ahli desain antarmuka Web. :)
Tanggal di blok kiri (itu kan maksud sidebar Thomas?) berisi tanggal hari ini! Padahal saya perlu tahu tanggal artikel tersebut dipasang.
mungkin karena wacana yang dibawa bahwa ‘mereka’ adalah flashnews, sedikit trik psiko-design “hwoaa lihat saya melahirkan istilah baru lagi” :)) lol
sama seperti penelitian bahwa guru2 lebih sering melihat sisi kiri dibanding sisi kanan saat mengajar, mungkin orang2 lebih giat membaca isi berita dengan bentuk tanggal seperti itu dibanding dengan tanggal tulisan tersebut diposting…. jadi waktu tayang iklan di ‘mata’ kita lebih lama mas amal… kecuali yang menggunakan lynx sebagai web browser nya; —contohnya, mas amal! Jelas anda bukan sasaran pasar gambar2 berformat .gif! :))
Dulu saya sempet merasakah duduk 1 bulan di sebelah para reporter/programmer detik. Komentar saya menanggapi Tulisan Mas Amal: 1. Terlalu sibuk memang benar. Kerjaan mereka banyakkk banget dan programmer nya dikit banget. Tapi ini alasan klise. 2. Detik udah jadi leading market di portal berita. kayak PKB itu, ngga usah kampanye pengikut nya sudah banyak. Kesimpulan saya, kalo cuman mau dicela, kita rugi, karena ngga bakal ditanggapi. Sebaiknya kita petik pelajaran berharga, setidaknya bagi saya: Belum tentu perfeksionis itu berhasil. Dalam melakukan suatu hal, yang pertama dikejar sebaiknya bagaimana hal itu berjalan. Terlalu lama mikir kesempurnaan, malah keduluan competitor, deadline ngga kesampaian, tenaga terkuras habis. Nah.. baru setelah pasti hal tersebut ada return value nya. Kita harus segera menyempurnakannya. Btw, saya kira Microsoft pun demikian.
ini hanya opiniku, gak setuju ya monggo, aku ngga peduli :p pisss..
Sekali lagi, tulisan saya bukan mencela atau komplain: mencela tidak ada untungnya dan komplain juga bukan hak saya sebagai pembaca gratis. :)
Saya hanya memberi catatan, oleh karena itu saya masukkan ke dalam kategori Anotasi. Jadi soal Detik mau berubah atau tidak, itu hak penuh mereka, sebagaimana saya menyadari bahwa catatan saya juga jauh dari lengkap, karena dikerjakan oleh amatir.
Setuju, jangan terlalu lama dengan perfeksionisme: situs Web yang saya gunakan ini juga masih sering ketemu bolongnya. Saya juga tidak terlalu mempermasalahkan beberapa kondisi lain yang barangkali bagi kritikus desain dianggap lebih parah lagi, namun dua hal yang saya tulis di atas menurut saya adalah bagian yang paling mendesak untuk diubah. Sudah gawat darurat siaga satu. :)
Waktu saya menulis tentang Windows XP Berbahasa Indonesia, saya benar-benar mengira tanggal 7 Juni tersebut adalah tanggal pemuatan artikel dari Detik tentang Windows XP tersebut, ternyata saya salah menggunakan tanggal yang terdapat di bagian kiri itu.
Memang bisnis di atas segala galanya. Tapi kalau penampilan lebih sempurna (termasuk tgl. pemuatan) maka akan lebih baik lagi. Detik.com boleh saja berbangga dengan posisinya sebagai leading news source, tapi bila tidak hati hati nanti akan ada competitor yang lebih baik. Jadi saran saran dari pengguna perlu diperhatikan. Saya rasa tugas editor harus lebih berat. Salam.