Tidak bisa disangkal lagi bintang Open Source adalah Linux, baik dari sisi popularitas nama, fanatisme pemakainya, sampai dengan persoalan serius seperti pemakaian di lingkungan korporasi dan aspek legal. Walaupun seperti disadari oleh banyak pihak bahwa Linux sendiri hanyalah kernel yang menjadi motor sistem operasi. Linux rocks, bagaimana dengan banyak aplikasi di atasnya?
Beberapa artikel yang terkumpul dari news alert Google News pada tanggal 19 Juli dengan kata kunci linux yang dikirim ke alamat email saya berisi gambaran pertanyaan di atas. Matthew Fordahl dari Associated Press mengingatkan bahwa Apache, FreeBSD, dan Sendmail merupakan contoh perangkat lunak Open Source yang lebih sedikit dikenal namun tanpa disadari sangat banyak pihak yang memanfaatkannya. Sebagai ilustrasi, jika Linux hanya dirasakan oleh pemakai Linux, maka Apache turut andil tatkala seseorang — siapapun dia — mengunjungi sebuah situs Web. Dengan pemakaian hampir 70%, boleh dikatakan peluang pengunjung Web dibantu Apache tentu lebih tinggi dibanding server Web lain.
Uniknya dicontohkan pada salah satu konferensi industri yang diselenggarakan oleh O’Reilly: pada saat diajukan pertanyaan jumlah peserta konferensi yang menggunakan perangkat lunak Open Source, hanya sejumlah 10% mengacungkan tangan. Namun tatkala ditanyakan peserta yang menggunakan Google sebagai mesin pencari, hampir semua hadirin mengacungkan tangan. Corey Ferengul dari Meta Group yang mengemukakan fakta ini menyebut bahwa, Anda berpikir bahwa yang anda pakai adalah yang tersedia di komputer di depan mata. Hal ini adalah perubahan fundamental yang saya pikir industri belum sampai pada term tersebut.
Selain pendatang baru yang terus bermunculan sebagai projek rintisan, beberapa pemain lama sudah mulai menunjukkan kelasnya. Dengan ongkos sebesar 10-20% dibanding produk kompetitornya, MySQL dengan dukungan komersialnya oleh beberapa kalangan sudah dianggap bersaing dengan raksasa RDBMS. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa tidak selalu ujung tombak teknologi senantiasa langsung diperlukan oleh pemakai, MySQL mendapat tempat tersendiri, yang oleh Robert Shimp, Wakil Presiden pemasaran teknologi Oracle, dianggap sebagai bagian dari produk Open Source yang membawa keuntungan memperkenalkan teknologi basisdata relasional kepada perusahaan kecil. Fasilitas baru seperti grid yang diperkenalkan di Oracle 10g dan pengelolaan basisdata berukuran Terabyte adalah contoh teknologi yang belum semua organisasi memerlukannya. Tom Rizzo, manajer produk Microsoft SQL Server Group, hanya menyebut berita MySQL ini lebih sebagai, Sebuah riuh rendah (hype) dibanding kenyataan
. Kendati ia berhati-hati dengan menambahkan bahwa di masa mendatang dapat saja menjadi kompetitor.
Selain kompetisi dengan produk Open Source berdampak dengan dirangkulnya kerja sama dengan UKM oleh Oracle, fakta lain yang tidak dapat disepelekan adalah hampir sepertiga perangkat lunak Oracle di Cina berjalan di atas Linux. Linux menjadi isu yang hangat di Asia, sehingga mendorong Oracle bersama Red Hat antara lain membuka Oracle-Red Hat Linux Enterprise Applications Porting (Leap) di Singapura. Dengan pengerahan tenaga pengembang sebanyak 9000 orang ke platform Open Source sampai akhir tahun ini, Oracle termasuk kelompok pengembang berbasis Linux terbesar.
Dan jangan lupa kalau Darwin, engine utamanya Mac juga OpenSource loh ;)