Hari ini email dari Roy Suryo terpampang di banyak mailing list. Baik yang memang dikirim sendiri (cross posting) atau disalinkan ke tempat lain — oleh “penggemarnya” atau penentangnya. Saya lihat di Roy Suryo Watch, tulisan baru tersebut belum muncul. Saya kira hal ini tidak perlu disebut sebagai terlambat, melainkan justru memunculkan pertanyaan serius: mengapa Roy Suryo tidak merangkai buah pikirannya di sebuah blog?
Coba pertimbangkan: mantan Presiden Soeharto memiliki media center, Hamzah Haz tidak ketinggalan, semua calon presiden juga menyediakan situs Web — representasi pribadi, situs ofisial untuk acara pemilihan presiden, dan yang disusun oleh pendukungnya (bayangkan betapa lengkapnya!). Belum lagi jika ditilik pada ranah yang lebih luas lagi: ribuan anak-anak muda mulai menuangkan cerita dalam bentuk blog, dengan semua kekenesan dan kecentilan mereka. Mengapa pakar multimedia sekaliber Roy belum memulai?
Sekarang dilihat dari manfaatnya. Pertama, Roy tidak perlu memenuhi sekian mailing list dengan email yang sama dan menghasilkan ulir debat kusir di setiap tempat. Setiap respon yang dikirim untuk menanggapi akhirnya menjadi dikirim-silang ke banyak tempat. Tidak efisien kan?
Kedua, Roy tidak perlu merepotkan media massa berkaitan dengan kredibilitas keilmuan artikel yang dimuat. Maaf, saya bukan ahli yang punya kompetensi menilai kredibilitas tersebut, namun pada saat artikel tentang metadata dimuat di Kompas, tulisan tersebut menjadi awal letupan persoalan kredibilitas pembuktian yang dipaparkan di dalamnya. Jika Roy menulis pandangannya pada kasus tersebut dalam bentuk entri di blog, tentu dampaknya tidak “segawat” di media massa resmi. Kita bersama maklum: secara umum, blog belum sampai dipandang sebagai sebuah media jurnalistik yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi.
Ketiga, blog dilengkapi mekanisme komunikasi dengan pembaca dalam bentuk komentar dan antarblog dalam bentuk lacak balik (trackback). Dengan demikian pengunjung dapat langsung berdiskusi di situs tersebut atau, jika dia ingin lebih panjang-lebar, dapat menulis di blog miliknya dan mencantolkan hasil lacak baliknya sehingga pengunjung lain tetap dapat mengikuti aliran diskusi. Jangan dilupakan: tulisan yang secara serius membantah argumen pemakaian metadata pada tulisan Roy di Kompas justru ditulis oleh Ariya Hidayat lewat blog — bukan lewat media massa resmi.
Terakhir: bukankah dengan demikian menaikkan peringkat Roy sendiri di Google? Daripada peringkat atas dibiarkan “dibajak” oleh Roy Suryo Watch seperti yang terlihat di Google hari ini.
Saya tidak punya urusan apapun dengan Roy Suryo. Apabila tulisan di atas dianggap “menguntungkan” posisi Roy, saya juga punya saran yang bijak kepada para penentangnya: gunakan pikiran jernih seperti yang diungkapkan Evelyn Beatrice Hall untuk Voltaire, I disapprove of what you say, but I will defend to the death your right to say it.
setuju! dan siapa bilang kredibilitas weblog belum cukup tinggi? salah satu Master thesis di sekolah saya justru mendiskusikan masalah ini, coba baca Bordbuch
Weblog sudah dianggap kredibel?
Terus terang, ini pertanyaan sulit, termasuk bagi saya dalam kapasitas sebagai penulis blog. Kalau saya berandai-andai, saya akan membayangkan catatan pendek yang saya tulis sama halnya dengan editorial yang umumnya dipasang di media massa dalam ukuran ringkas. Demikian juga “tim redaksi” blog bertambah hari bertambah lengkap terutama untuk blog yang dikerjakan secara kolektif. Sebagai media alternatif, saya optimis blog dapat kian kompetitif terhadap media yang sudah punya “pakem resmi”.
Hanya saja, dengan keterbatasan yang masih saya lihat sebagai realita seperti belum sampai pada pengakuan (di luar negeri) dan faktor internal (untuk blog di Indonesia), saya masih memilih “sisi aman” dulu dengan rendah hati menyebut hal itu “belum dipandang” dan saya embel-embeli dengan “secara umum”.
Tentu saja saya juga akan gembira terhadap usaha-usaha menuju “lebih dari yang umum”, misalnya seperti meningkatkan kualitas materi, penelusuran sumber tulisan, dan lain-lainnya. Itu sangat mungkin.
dia takut saingan sama blog gbt punya Budi R :), ato dia lagi kursus tag XHTML sama benny :P
mungkin RS belon mutusin dia straight atau tidak…
(inspired by ARISAN)
eh, gw bukan pakar XHTML :P
Entahlah… juga ya… heran…
Kelebihan blog menurut saya adalah kita bisa berkomunikasi langsung dengan pembaca tanpa melalui pihak ketiga yang kadang tidak cukup mengerti bidangnya. Kalau untuk RS menurut saya bukan itu yang dicari, RS malah butuh pihak ketiga yang punya akses ke masyarakat banyak, dan relatif percaya dengan omongan RS (lepas dari benar atau tidaknya argumentasi RS). Yang menjadi tujuan RS adalah sensasionalism, hal itu menurut saya gak bisa didapatkan dia dari blog. Selain itu media konvensional cenderung satu arah, hal ini cocok dengan personalitas RS yang kurang dapat berdiskusi. Jadi menurut saya, dari perspektif RS, blog tidak cocok untuk dia.
Tapi sebenarnya saya lebih suka RS nge-post sampahnya ke blog dia, bukannya ke mailing list.
Duh, RS itu memang objek yang sangat menarik untuk dibahas dalam konteks psikologi :)
Kualitas posting di weblog menurut saya sudah lebih daripada media massa Internet (coba bandingkan dengan detikInet misalnya). Yang dibutuhkan adalah agregator yang smart, yang mengumpulkan blog2 berkualitas dalam satu tempat, dan memfilter isinya. Berita tentang si boy lagi vacation gak butuh masuk agregator :).
Mungkin karena blog tidak ada metadatanya, maka si roy gak mau buat blog atau jangan2 dia gak ngerti blog itu apa
pasti lagi sibuk cari kompatibilitas css position… terkadang pixel width scretch 4 pixels… terkadang block collapse trus dituntut deh…
tuh kan… liat tuh…
Eh aku ketinggalan ya? … aku baru tahu kalo ada roysuryowatch :)) huwahahahahahahaaaa….
tapi terus terang tampaknya RS itu hobinya ‘posting’ di milis, dan jarang sekali membalas email… sibuk kaleeee. atau jgn2 takut menjawab? Jadi: menurut saya sangat cocok sekali jika dia membuat weblog…
btw, tampaknya RS beberapa tahun terakhir jadi selebritis baru di negeri ini …. dalam dunia media massa, masalah kualitas/kuantitas ilmu-nya tidak begitu penting, yg penting —> LAYAK JUAL.
RS dalam hal ini memenuhi syarat tersebut diatas. SELAMAT!
< kawan2…. sudahlah, jangan ganggu bung RS, dia kan memang caranya cari makan gitu, ya jangan diganggu….. >
hhehe.. bentar lagi (apa udah ya?).. tulisan ini bakal muncul di google dengan kata kunci : roy suryo :)
orang buta internet pun bikin blog.. , masa’ sih dia enggak.. apa jangan jangan dia private kali blog nya :D
ya diakui atau tidak, Roy Suryo merupakan selebritis yang paling tidak membuat TI dibicarakan oleh orang awam, meskipun memang masih banyak argumennya yang salah :D
mungkin udah punya, tapi lagi hiatus :P
tapi kalo om roy buatnya di blogspot, nanti saya ketawain deh heheehehe
http://roysuryo.blogspot.com
ayo dah ada yg bikin blum? :D
wah sepertinya emang RS perlu membuat blog tuh (pakar pasti bisa), atau dibuatkan he he he, yah dengan begitu dengan mudah dia akan menuliskan “pendapat” dia dengan mudah tanpa perlu merecoki sekian milis yg akhirnya cuman jadi simpang siur.
mungkin selama ini RS tidak bisa menuliskan keluh kesahnya atau mungkin catatan harian RS sendiri di milis karena memang bukan tempatnya, nah kenapa tidak mencoba di blog kan jadi bisa di komentari atau di baca pengunjung.
kalo ada komentar RS yg terbaru pembaca tidak perlu ribut mencari dimana sumber milisnya atau di mana dipublish, cukup liat dan baca di blog RS. begitupun pencari berita tidak perlu nguber RS dimana dia berada, cukup kunjungi blog dia.
di blog pun tidak tertutup kemungkinan diadakan diskusi / saling tanya jawab, meski simple :)
jadi kenapa RS tidak mencoba dulu membikin blog, mungkin lebih bijak daripada musti berceloteh di tempat orang lain.
sekedar berceloteh
Di Blog kan aja khan lebih sip ^_^
iya mas dewa, periuk nasi orang :)) eh anu tanya dia sudah pernah menulis buku belum? kan ada tuh orang jasakom yang nulis buku, lha wong “hacker” KPU saja nulis buku kok …
untuk pak roy suryo
gimana khabarnya? moga masih ingat Agix msd. setelah proses panjang pencarian…… (meskipun berita simpang-siur weblog yang nggak aku mengerti (memang nggak gerti beneran)….. Bikin dong weblognya. Kita mau jungkir balik kalau dirumah sendiri kan asyik, ya nggak. (Balas lho pak….)
Thanx: agix