Setelah percakapan “setengah menyindir” di mailing list Technomedia tentang ongkos yang telah dikeluarkan empat ribuan Warnet di Indonesia untuk lisensi Microsoft Windows — yakni sekitar 5-10 milyar Rupiah — Basuki Suhardiman menukas bahwa angka tersebut “kecil” dibanding ongkos yang dikeluarkan Warnet untuk membayar koneksi Internet.
Berikut kutipan dari hitung-hitungan yang disodorkan Basuki,
Belanja bandwidth Warnet di Indonesia paling tidak adalah Rp 10 milyar/bulan.
Misal [terdapat] 4000 Warnet di Indonesia, anggap saja sekitar 1000 Warnet pakai sambungan wireless yang downlink-nya dari satelit. Harga bandwidth termurah adalah sekitar $ 3000/Mbps/bulan atau Rp 30 juta per bulan harga jual dari ISP wireless ke pelanggan dgn wireless sekitar Rp 2,5 juta/64 kbps/bulan rata rata Warnet wireless pakai 64 atau 128 kbps kalau ada 1000 Warnet pakai 64 kbps, bandwidth yang dibeli adalah 1000 x 64 kbps = 64 Mbps x 30 juta per bulan = Rp 1,9 milyar itu kalau beli langsung kalau beli via provider (ISP), 1 Mbps bisa utk 16 x 64 kbps artinya si warnet kalau beli ke provider = 1000 Warnet x 64 kbps x 16 x Rp 30 juta = Rp 30,7 milyar/bulan belanja yg harus dibeli Warnet.
Silakan direnungkan itu angka real yang harus dibayar Warnet per bulan di Indonesia.
Salah satu solusi mengurangi bandwidth, dan menjadi riset di ITB, telah dipublikasikan di harian milik Mas Arif Pitoyo.
Kutipan di atas disalin dari email Basuki dengan pengubahan pada ejaan.
Saya belum membaca publikasi yang disebut Basuki di atas. Yang jelas, kendati saya bukan pemilik Warnet, ongkos koneksi Internet secara umum memang super mahal untuk saya yang tinggal di Bandung. Entah sampai kapan…
jualan warnet itu tidak semudah membandingkan angka yang keluar buat beli bandwidth itu lebih besar ketimbang angka membeli lisensi. mereka punya budget yang wajib dikeluarkan untuk beli bandwidth, namun beli lisensi, selama punishment untuk menggunakan software bajakan itu negligible, walaupun sangat lebih kecil angkanya ketimbang beli bandwidht, tetap tidak masuk akal, karena bagaimana cara mereka bersaing dengan warnet yang tetap menggunakan software bajakan?
keyword di sini adalah “punishment”. selama menyogok aparat yang terkait lebih murah ketimbang beli lisensi, ya tidak ada insentif untuk ke jalan yang benar. termasuk menggunakan software gratis ala FLOSS, kalau ternyata pelanggan masih tetap memilih warnet yang pakai windows.
pengusaha warnet yang saya kenal bahkan tidak mau mengeluarkan biaya sebesar 2% dari angka penjualan untuk meng-online-kan sistem billing-nya. apalagi kalau disuruh beli lisensi, mereka mau kapan bisa balik modal?
kapan yah koneksi internet di Indo bisa murah??????
#2 sampai tingkat penetrasi Internet di Indonesia mendekati Malaysia yang udah 30% sedangkan kita baru 3% :D
~hiduplah Indonesia Raya !
saya setuju sama Eko, lagipula bayar bandwidth itu kan biasanya ditutupi dari pemasukan warnet selama berjalan beberapa bulan. Berbeda jika beli sistem operasi harus disediakan dana segar di awal. Ini duit darimana?
Akhirnya ya benar kata Eko, selama menyogok aparat yang terkait lebih murah ketimbang beli lisensi, ya tidak ada insentif untuk ke jalan yang benar
Emang sih. Kadang2 gak make sense jg klo bayar bandwidth segitu mahalnya bisa tp giliran nge-lisensi malah buang2 duit. Sama spt Eko dan Dudi krn lisensi kudu bayar dimuka, jd sulit buat invenstasi.
So, gw milih pake linux aja. Kembali ke idelisme lg. Toh warnet gw dah balik modal kok.
Dimana saya bisa baca email lengkap Mas Basuki dan hasil penelitian Mas Arif Pitoyo? Wah bisa jadi riset yang berguna sekali nih: Menghemat Bandwith.
Terimakasih Zaki Akhmad
Tulisan Basuki Suhardiman di atas saya salin utuh dari email dia untuk Technomedia. Pertanyaan anda akan saya teruskan ke Basuki.
hm, mengurangi bandwidth? bandwidth kan sangat terkait dengan user/pc.. kalo bandwidth kecil, user/pc banyak, yang ada malah warnet-nya tutup gara-gara kekurangan user.. atau..? jadi penasaran sama risetnya…
Email berisi salinan komentar Zaki Akhmad sudah saya kirimkan ke Basuki Suhardiman dan dia merespon dengan memberikan lampiran Studi Kasus Penghematan Internet Ekonomi dengan menggunakan Web-Cache.
#2 nunggu infrastruktur di indonesia sudah siap…. sementara ini masih banyak harus dilakukan perbaikan, sementara masih juga dimonopoli - ya kapan-kapan deh murahnya.. :(
Wah terimakasih Kang Amal. Akan segera saya baca :D
Wah, URI nya gak bisa dibuka Kang Amal.
Eh sudah bisa. Tadi kok tidak bisa ya, ketika menggunakan Mandrake. Apa karena file-nya *.doc?
Terima kasih sudah dicoba dan dilaporkan lagi bahwa sudah berhasil. Tadi memang ada kesalahan di path URL, kurang lengkap. Dua jam lalu baru saya perbaiki.
Selamat menikmati.
Hmm…lucu sekali dibandung ini saya ber-investasi dengan menggunakan windows original…hmm kalo diliat emang apa untungnya? tapi mungkin saya lebih melihat jangka kedepannya…begitu banyak masalah dengan oknum2 “polisi” …tapi anehnya warnet disekitar saya aman2 aja tuh gak pake windows original…mungkin polisi hanya mencari di daerah kota kali ya?? maen dong ke daerah2 pinggiran kali2…kalo razia yg tegas! gak usah plintat plintut! ada kan razia resmi…tegak kan hukum bapak polisi di bandung…jangan hanya mencari uang untuk kepentingan pribadi.. STOP PIRACY!
M-Net Menyediakan layanan internet wireless cepat dan stabll dengan harga terjangkau kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia
Bung Loeki, saya periksa di situs M-Net, daerah jangkauan produk tersebut baru di Jakarta dan Serpong, Tangerang, dan sebagian Jakarta.