Sampai akhirnya saya “diingatkan” oleh Tika bahwa entri baru blog ini belum juga muncul, harus saya akui inilah “prestasi” saya selama lebaran Idul Fitri 1426 H: tidak menyentuh komputer sama sekali — sudah barang tentu termasuk Internet — semenjak tanggal 1 November. Selain karena memang saya hanya menggunakan komputer di kantor, libur lebaran tersebut saya habiskan di Semarang dengan acara keluarga dan membaca buku-buku lama.
Selama dua hari pada pekan sebelum liburan, saya sempat menghadiri acara yang diselenggarakan Pemda Kotamadya Cimahi, yakni Cimahi Information Technology Business Center. Budi Rahardjo, salah seorang pembicara pada hari Jumat, 28 Oktober, menulis acara tersebut di blog BHTV, Sosialisasi Cimahi IT Business Center dan Mengapa Cimahi?. Salah satu bagian yang menarik dari acara ini adalah cerita perihal sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) TI di Cimahi dan penyediaan akses Internet di sejumlah sekolah menengah di Bandung. Saya berencana mencari informasi yang lebih banyak lagi tentang sekolah-sekolah tersebut; kelihatannya menarik dari sisi alternatif penyiapan sumber daya manusia.
Di Semarang saya mengamati sejumlah lapak penjual CD di Simpang Lima dan di salah satu pasar tradisional, hasilnya: semua lapak yang saya dekati tersebut menawarkan CD bajakan berisi koleksi lagu dalam format MP3 atau VCD. Dengan harga satu keping CD Rp 6.000,00, tentu jauh lebih murah dibanding edisi aslinya. Sebagai contoh, album kompilasi Gigi, Raihlah Kemenangan (Re-Package), yang berharga Rp 50.000,00, terdengar di lapak CD bajakan tersebut. Entah disalin lengkap atau hanya sebagian; yang saya dengar, kualitas MP3 salinan tersebut kurang bagus. Ah, coba Raihlah Kemenangan tersebut disediakan juga secara legal dalam format MP3 dan berharga Rp 1.000,00 (harga ini yang masih disodorkan oleh Pak Budi di acara BHTV) per lagu, saya lebih dapat menikmati kemasan ulang album lagu ruhani yang disajikan Armand Maulana dan kawan-kawan.
Di antara liburan tersebut, saya ikut mengunjungi Yogyakarta dan selama sekitar 2 jam di sore hari saya bertemu Thomas Arie Setiawan. Tidak ada yang khusus dengan acara tersebut: kebetulan saja di telepon genggam saya terdapat nomor Thomas dan SMS bekerja! Kami mengobrol di serambi salah satu bangunan di kompleks Pondok Pesantren Krapyak sambil menunggu kunjungan silaturahim (tujuan utama bertandang ke Yogyakarta) usai.
Mengiringi SMS perpisahan sewaktu meninggalkan Semarang, sudah waktunya bagi saya untuk kembali ke Bandung, menekuni aktivitas rutin, termasuk menulis entri untuk blog lagi.
Cak Amal,
Alhamd. Akhirnya saya berkesempatan mampir di rumahmu. Seneng lihat perkembangan tulisanmu, gaya tulisanmu yang mengalir lancar, dan informasi yang kamu lempar. Terlihat sangat berdedikasi dengan apa yg kamu geluti. Jd, kangen pengin ketemu darat.. :-)
Sudah berapa pengunjung sampai sekarang Cak? Kayaknya sudah mulai menemukan para sahabat dan pengunjung tetap ya?
Mudah2an aku akan terus sempet mampir dan berkunjung. Cuma suka males jalan2 krn biasanya aku biasanya akses dari rumah pake telkomnet instant (cost conscious). Kalau lagi mau santai ya ke wartel… baru bisa jalan2 santai kesana kemari.
Ok, begitu dulu. Lain waktu aku mampir lagi. Salam….
konco lawas, aar
Dear Mas amal,
saya pengunjung baru di sini dan new bies di dunia maya ini. Saya sangat tertarik dengan tulisan2 mas amal. Mohon bombingan dan info.
Salam Hangat dari kota loenpia dan patung kuda tembalang.
Halo, website Anda bagus!
Salam kenal,
noone