Bahasa Pemrograman: Pilihan yang Sentimental

| 15 Comments | No TrackBacks

Memilih bahasa pemrograman dapat menjadi sulit — setidaknya demikian pengakuan Julius Sirait; memilih bingkai kerja (framework) sedikit lebih lunak jika dilakukan dalam sebuah komunitas bahasa pemrograman — Django atau TurboGears? Memilih alat bantu blog? Ah, para penulis blog saja ikut-ikutan dalam kontes pilih-memilih.

Yang paling berat dan bercucuran peluh jika sudah terjadi pengiriman silang (cross-posting), karena sangat mungkin terjadi kultur sebuah bahasa pemrograman dan komunitasnya tidak mudah diterima begitu saja di tempat lain. Seperti terjadi pekan lalu di id-python, id-perl, dan id-ruby. Karena memang dimotivasi (ini penghargaan saya untuk “pancingan”) oleh Steven Haryanto yang sudah sampai pada makam “meloncat-loncat antarbahasa”, Hasanuddin Tamir menjulukinya sebagai “si mahir banyak bahasa”. Pengakuan Hasan tentang kecintaan yang sulit dijelaskan terhadap Perl seperti pengakuan Julius, dan tetap menyisakan sebuah romantisme yang mengharukan.

Sebuah perasaan sentimental, tidak melulu rasional, sulit dijelaskan (atau lebih tepat, “sulit dimengerti pihak lain”?), dan dapat mengarah pada fanatisme. Termasuk yang saya rasakan sebagai pemakai bahasa pemrograman: saya tetap menggunakan Movable Type antara lain karena ditulis di atas Perl, MoinMoin juga ditulis di atas Python. Di tengah badai massal PHP dan walaupun beberapa potongan halaman di blog ini tetap menggunakan kode PHP dan beberapa blog lain yang ikut saya urus menggunakan WordPress atau Drupal.

Apa alasan logisnya? Entah. Saya hanya merasa “senang” sekalipun cuma pemakai. Asal-bukan-PHP? Wah, ini argumen ofensif: anggota id-php paling banyak jumlahnya dan semua berbekal explode().

Pertemuan id-ruby sudah berlangsung Jumat pekan lalu. Andry S. Huzain sempat mengundang saya secara tidak formal via Yahoo! Messenger. Menurut hemat saya: jika kita dapat mengarahkan fanatisme bahasa pemrograman pada jalur yang tepat, kompetisi promosi di setiap kelompok pemakai akan ramai. Hasilnya adalah militansi yang sulit didikte kapitalisme pasar: biar semua perusahaan memilih Visual Basic, tetap Borland Delphi pilihanku sampai akhir zaman1. Elok, kan?

Perihal persinggungan seperti besuk sejumlah veteran Debian di acara fiesta Ubuntu (hei, saya juga masih mengurus Debian di empat peladen di kantor!), malah bagus saja. Orang sebut juga paguyuban sosial. Toh, pemilihan bahasa pemrograman tidak selalu beralasan secara intelektual…

1 slogan tahun 1990-an. Sekarang tentu sudah ganti rupa, namun gerakan laten semacam itu tetap hidup di banyak relung kalbu.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/543

15 Comments

nevertheless , programming is fun !

Koreksi abbr PHP: Hypertext Preprocessor

He he he… Sama saja dengan saya bung, asal bukan VB ;). PHP , Python, Perl, Ruby, Java, Pascal, C/C++, semuanya oke !

Buat saya, pokoknya Pascal! Hehehehehe… :-D

  1. Buat saya, yang paling penting: produktif, cepat, efektif, efisien. implementasi toolnya disesuaikan demi prinsip tsb diatas.

  2. Sejujurnya saya kurang sreg dengan istilah Pak Amal menyebut “Bingkai Kerja” untuk framework, walau kalau saya sendiri ditanya, saya tidak berani menyebutkan padanan kata untuk framework itu :-) dan untuk saya pribadi saya akan sangat senang kalau ada yang bisa mendapatkan padanan kata untuk framework ke dalam bahasa kita, bahasa indonesia.

  3. Hati-hati dengan thread hasil cross posting steve tersebut pak, analoginya begini, dulu di istana negara, ada orang dalam bilang begini: “Yang jelas, apa yang terlihat di permukaan, di media massa, pers, dan lain sebagainya, tidaklah sama dengan apa yang terjadi di dalam istana.” Untuk keterangan yang lebih jelas, lebih baik kalau pak amal ketemu langsung tatap muka dengan saya, steve dan pak hasan ;-) supaya tidak akan terjadi keslibet ngomong atau kurang jelas pembicaraan lewat tulisan.

Terima kasih

Persetan dengan bahasa pemrograman. Kalo hasil karyanya tidak bisa diterima user/klien, sama juga bo’ong. HIDUP ARCHITECT!!

Kalau saya tergantung kebutuhan dan bisanya secara kekinian menggunakan bahasa apa… ya itu aja di maximalkan….

terkadang tidak perlu EXPERT untuk bisa berkarya… yang penting SEMANGAT dan KEBERANIAN….

Semangat untuk bisa dan Keberanian untuk bisa juga….

Asal Bukan VB! VB merusak moral eh otak programmer. Yang dotNet masih merusak nggak ya?

@8, Kalau Anda digaji oleh Microsoft puluhan ribu dolar setiap bulan dengan VB berminat tidak?

dah kadung cinta ma Ruby/Rails….. gmn dunk ?

Mampus pak pake Delphi. Kapok.. Kayaknya lebih baik gak usah terlalu fanatik sama satu bahasa. Coding aja.. buka pikiran :D dengan berbagai macam alternatif yang ada.

//….Delphi tuh robust ‘n logis banget alur pemr.ny.gwe bikin aplikasi, RDBMS, ‘n web aja cepet.coz logika programny ga setampangan. Ga’ kaya VB

Ya … ngikut aja. Apa aja lah (C, html, JavaScript, XML, PHP, Java, C#, dsb), disesuaikan dengan mata kuliah. :D /* maklum, masih mahasiswa :D */

Prefer to pascal as mas bee tapi utamanya Anything but VB deh

apa aja yang penting dapat pemasukan

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on May 1, 2007 8:26 AM.

Semarak TI di Bandung (2): KLuB was the previous entry in this blog.

Linux di Kasir Borma is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261