Pilih Berbasis Waktu atau Volume?

| 7 Comments | No TrackBacks

Jadi Anda hendak berlangganan koneksi Internet yang sekarang sedang ramai ditawarkan, pilih layanan berbasis waktu atau berbasis volume koneksi?

Pertimbangan dari hasil hitung-hitungan jatah yang diberikan setiap bulan: layanan berbasis waktu cocok untuk pemakai yang menghabiskan kapasitas lebar pita, tukang sedot penuh. Dengan rata-rata 128 kbps misalnya, volume yang lalu-lalang dapat sebesar 1,3 GB/hari. Tentu, ini dengan asumsi kecepatan akses kedua layanan yang diberikan sama kencang. Angka 128 kbps saya ambil moderat saja; Telkom Speedy menjanjikan hingga 384 kbps — di tempat saya sering tercapai 256 kbps, di luar jam kerja.

Sedangkan untuk pemakai Internet yang “tidak terburu-buru”, sambil menikmati kerja di atasnya seperti mengurus email yang masuk, menulis blog, berbincang dengan teman lewat penyeranta, paket berbasis volume lebih sesuai. Kalimat berbusa-busa atau rayuan muluk berbasis teks di atas Yahoo! Messenger tetap irit lalu lintas data.

Pengalaman saya untuk keperluan blog, email, dan akses ke server di kantor, untuk dua orang pemakai, jatah 1 GB memadai. Agak kritis begitu anak-anak mulai berkunjung ke Disney Online yang penuh elemen multimedia dan permainan. Benar-benar tak terselamatkan, menerobos jatah di atas, setelah saya kecanduan Flickr. Padahal kamera digital yang digunakan masih 2 megapixel: satu berkas gambar hanya pada kisaran 300 kB.

Begitu lewat batas jatah, perlu waspada. Kendati misalnya di selebaran Telkom Speedy ditulis Rp 0,5/kB kelebihan, menghanguskan duit 500-an rupiah untuk 1 MB tidak terasa. Penyebab tidak langsung lainnya adalah faktor kecepatan akses. Pindah halaman menjadi lebih mudah dan artinya argometer jalan terus.

Dengan demikian jika keperluan memang meningkat, lebih baik direncanakan naik kasta ke paket layanan di atasnya. Harga per satuan volume data lebih murah dibanding ongkos kelebihan akses tadi.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/552

7 Comments

menghanguskan duit Rp 500,00-an untuk 1 MB tidak terasa

Jadi agak janggal mas. Biasanya kalau ada -an, koma-nya nggak disertakan :-).

Saya pribadi masih cukup pakai kapasitas 250 MB untuk paket Mega Data karena sebagian besar hanya saya pakai untuk menulis blog. Untuk melakukan download yang besar masih syuka pakai jatah kantor yang unlimited sedangkan kalau untuk download distro Linux, saya lebih cenderung beli CD yang hanya Rp. 5000,- per CD.

Ada teman yang pakai paket waktu tapi malah sering kebobolan karena menggunakan internet seringkali melenakan :-P.

meski ratenya lebih lambat tapi adequate lah.. dan jatah bandwidth tidak terbatas . Dengan usage selama ini jatuh-jatuhnya sekitar 700MB-an juga . sampai saat ini saya masih prefer ISP ini daripada Speedy ..

Bung Vavai, terima kasih. Saya periksa lagi di buku EYD, tidak ada contoh yang persis untuk kasus penulisan uang seperti di atas, namun tertulis “uang 5000-an”. Jadi saya ikut bentuk tersebut saja.

tukangmoto: yup, saya gunakan Speedy di atas sebagai ilustrasi karena saya ingat jenis paket layanan yang mereka sediakan.

tar sore datang ke acara spidi ndak ?

pake paket volume. untuk download besar2 ditinggal di kantor :)

Yup, sama seperti anda, saya akhirnya menaikkan kuota tetapi dengan alasan yang lain. Saya sudah tidak bekerja di kantor yang akses internetnya unlimited. Jadi, selamat tinggal unlimited access.

mmmhh, sepertinya comment saya yang kemarin dianggap spam yah pak? apa karena mencantumkan link juga?

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on May 24, 2007 7:46 AM.

Razia Warnet di Malang was the previous entry in this blog.

Catatan dari "Bincang Speedy" is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261