First Media hingga Internet Rp 9/jam

| 8 Comments | No TrackBacks

Beberapa hal yang terpikir berkaitan dengan ramai-ramai kabar koneksi Internet dan layanan seluler saya tuliskan di bawah ini.

First Media

Sejak First Media mulai dikenal lewat iklan, teman-teman di Bandung sudah mulai membicarakannya. Seorang teman lekas mengirim pesan singkat lewat telepon seluler: dengan Rp 99.000,00 sudah berlangganan Internet untuk keperluan pribadi, tentu terobosan baru dari angka pasar kisaran Rp 200.000,00 sekarang ini.

Isu lainnya bergulir pada skenario server di tempat co-location memiliki akses koneksi ke luar negeri dengan harga lebih murah hingga memanfaatkan perbedaan ongkos koneksi yang murah untuk dijual ulang. Oh ya, belum semua memuaskan: karena First Media belum melirik Bandung. Hanya berjarak 200 km, Tuan; atau justru untuk mengerem penduduk ibukota agar tidak selalu bertamasya ke Bandung?

Chandra Marsono sudah menayangkan gangguan pertama yang dialami di depan First Media. Tentu tiada layanan yang 100% lancar, dan tidak perlu generalisasi berlebihan; pertanyaan saya satu: apakah grup Lippo sudah siap menangani habitat ranah maya? Mereka dulu pernah berdarah-darah di zaman lirikan peluang e-commerce.

Koneksi Internet layanan telepon seluler

Pertarungan penyedia jasa seluler habis-habisan: dari hitungan Rp 1.500,00-an per jam, kisaran Rp 50 per menit, bertempur demi serupiah per detik, hingga paket mengobrol habis per hari. StarOne yang baru masuk di Bandung mematok di akhir Ramadan ini dengan Rp 9 per jam; entah, saya belum tertarik melihat “syarat dan ketentuan berlaku” yang biasanya perlu dibaca dengan mata dipicingkan.

Tarif pesan singkat (SMS) juga main obral lewat beberapa skenario; memunculkan sejumlah ustad SMS tausiyah edisi gratisan. Lebih akrab karena belum menjadi selebritas beneran dan masih sempat merespon kembali jika diajak berbalas pesan.

Yang menggelitik: mengapa tarif komunikasi data — katakanlah GPRS atau 3G lewat layanan seluler — tidak ikut lomba banting-bantingan? Coba jika ada koneksi Internet Rp 25.000,00 ala Simpati sebebasnya untuk sehari dengan kualitas 3G atau murah-meriah GPRS Rp 9/jam mengikut StarOne, lebaran kali ini bukan hanya akan disibukkan oleh lalu-lintas percakapan atau pesan singkat, melainkan lalu-lintas pemakaian Internet dapat menyaingi acara macet di jalan raya seperti di Kota Bandung.

Setidaknya seperti yang diangan-angankan dan disampaikan beberapa kali oleh Kuncoro Wastuwibowo sambil kami menyusuri pinggir jalan Bandung yang tak jelas batas trotoar, got, dan jalan raya. Jika main obral tarif layanan koneksi Internet lewat jalur seluler masih hil yang mustahal, agaknya acara Menyeruput Kopi di Bulan Syawal lebih realistis diajukan sebagai proposal pertemuan mendatang dengan Kuncoro.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/571

8 Comments

“…mengapa tarif komunikasi data … tidak ikut lomba banting-bantingan?”

Ya, mesti sabar Lam. Tunggu harga HP 3G-nya dibanting-banting dulu. Kalau tidak, skala ekonominya tidak masuk. Mungkin keadaan pareto saat ini antara suara+sms dan data akan berlangsung sampai sedikitnya 3 tahun lagi. Kecuali isi 3G* dideregulasi …:) *games-girl-gambling

Agak nggak nyambung, tapi saya suka kalimat: “sambil kami menyusuri pinggir jalan Bandung yang tak jelas batas trotoar, got, dan jalan raya”. Hehehe.. Bandung bangets. :-)

Ya, masalah yang paling utama dari layanan semacam FirstMedia, lagi-lagi perihal wilayah layanan.. sigh

Ayo dukung internet murah!!! Indonesia berhak mendapatkan layanan yg murah dan berkualitas!!! Harapan tinggal harapan….Indonesia selalu jadi follower…ga boleh jadi leader…Shame to you, Indonesia….

Pak, Amal mo comment nih first media di webnya udah nyediain layanan di surabaya, tapi waktu di telp langsung ke cust servicenya ternyata blom bisa, apalagi di Sidoarjo, desa tempat saya ngetik ini….

btw, sedikit membandingkan kl saya pake xplor corporat min bayar 250 rb, teman saya di singapur, bandwith 50 GB (= sepuasnya menurut saya :D) cuman 130 rb, koneksinya mobile broadband 512 kbps, kl browsing bisa wuss… wuss.. wuss. pdhal disini pangsa pasarnya masih luas ya, yakin kl murah pasti banyak orang Indonesia yang melek IT, pake HP pun bisa konek dimana2 .

Kenapa Operator seluler tidak ikut banting harga?

Pangsa pasar layanan seluler 80% lebih dikuasai oleh Indosat dan Telkomsel yang notabene sahamnya dikuasai oleh group korporate yang sama, jadi ada “pengaturan tarif”, yang lain ikut2an saja karena ikut diuntungkan dengan tarif tinggi atau tdk mampu menandingi mereka.

Padahal kalau mau koneksi internetlewat jaringan seluler seharusnya jauh lebih murah sebab:

1.Jaringan sudah sangat luas dan sudah operasional. 2.Contoh,GPRS yang sifatnya “always On” dipakai atau tidak jaringan ini selalu aktif, jadi operator seluler tidak perlu invest lagi. tinggal bayar biaya koneksi internetnya saja. Selama ini khan GPRS “ngangur”,karena tarifnya masih mahal untuk dipakai lalulintas data.

Kalau akses internet dibuka murah pasti berpengaruh besar dengan pendapatan “mereka” dari SMS dan Voice.Makanya mereka enggan ikut banting harga.

Makanya jangan bingung kalau dulu pernah ada IM3 bebas akses internet sepuasnya,lalu dibatasi 5MB perhari dan akhirnya hilang (dihilangkan) atau Matrix Rp100 rb-sepuasnya, juga akhirnya kandas ? Karena akhirnya orang beli Simcard hanya buat akses internet saja.

Jadi sebenarnya kalau ada yang mau buka akses internet lewat GPRS/3G/CDMA bisa lebih murah dari tarif First Media. Pertanyaannya MAU ? (bukan iklan 3,lho )

bener-bener menggembirakan deh dengan hadir nya fast net,,, hehehehe setiap hari jadi bisa internetan terus sampe 24 jam online, speed nya oke banget,, cepetttt gitu loo,,, terus terang aja deh yg namanya speedy tuh putus abis,,,, sejak ada fast net aku langsung berhenti langganan speedy,,, speedy lama sekali untuk buka email aja , 1 jam tidak terbuka,, hehehehehe rugi aja beli modem untuk langganan speedy,, yg ternyata baru 1,2 bulan nya aja cepet koneksi nya, memasuki bulan ke 3,4 dan 5,, aduhhh makkkk capek dehhhh, ga terbuka2 padahal cuma browsing aja,,, hehehehhehe trims fast net,, semoga kamu bertambah hebat,, sehingga bangsa indonesia jadi melek informasi. dengan hadir nya kamu ,,,,

Iya, benar memang First Media bisa di bilang murah, tapi sayang hanya bisa dinikmati di kota besar.Mestinya Speedy milik Telkom juga berbuat sama, mengingat infrastrukturnya sudah menjangkau sampai ke desa.Tapi yang paling utama, semua bersumber di regulasi pemerintah. Semua aturan bisa dibuat murah atau mahal tergantung pemerintah.

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on October 4, 2007 8:01 AM.

Pencetak Berteknologi "Infus" was the previous entry in this blog.

Spam dari Cina is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261