Arie Kusuma Atmaja menanyai saya ihwal Speedy di Bandung. Betul, saya pengguna Speedy sejak periode awal mereka membuka layanan Internet di Bandung. Dimulai dengan keperluan Internet di rumah, setelah itu di kantor. Praktis pada pemakaian pertama tanpa gangguan yang berarti — kecuali sempat tersedak ringan saat Paket Personal dipakai melebihi kuota dan dipaksa pindah ke paket yang lebih tinggi. Berikutnya, pemakaian Speedy di kantor yang sempat melewati liku-liku mencari solusi dengan menerka-nerka.
Saya sempat menuliskan permasalahan Speedy secara sporadis di Plurk, sebagai gumam tukang awas modem di kantor (secara resmi disebut “administrator jaringan lokal”) terutama pada musim hujan lalu. Indikasi paling mencolok saat itu adanya interupsi di modem (semacam kejutan, voltage spike?) setiap kali kilat menyambar jauh di sana.
Untuk kasus di atas dilakukan “pemancingan” dengan cara menelepon bebas — yang penting pesawat telepon menjadi pemicu. Kemudian secara tidak sengaja salah seorang teman membiarkan gagang telepon terbuka, yang tentu saja berakibat faksimili tidak bekerja di jalur telepon tersebut. Cara-cara tsb. memang “brutal”.
Penggantian modem dengan merk yang lebih meyakinkan pada awalnya dianggap solusi yang memadai, ternyata tetap saja putus sesaat itu masih terjadi. Petugas Telkom datang dan mengukur tegangan di dalam rumah (yang diterima modem) merosot drastis dibanding dari kabel Telkom. Kami ganti dengan kabel baru. Tetap saja.
Solusi terakhir yang diusulkan teman atau teknisi Speedy (saya lupa persisnya) akhirnya mengatasi kebuntuan solusi yang selama ini terjadi: catu daya modem dipasang lewat UPS. Ternyata cara ini yang benar-benar tokcer! Setidaknya hingga saat ini.
Dengan demikian, gangguan yang disebabkan kejutan arus listrik penyebab utama persoalan Speedy pada musim hujan lalu.
Setelah itu praktis koneksi Internet lewat Speedy di kantor lancar. Gangguan yang lebih ringan memang masih terjadi, seperti kecepatan berkurang drastis pada suatu saat, terutama di jam kerja. Pengunggahan juga kerap mengganggu koneksi secara keseluruhan. Solusi yang kami gunakan dengan memasang HTB di server, namun belum diukur secara pasti perubahan yang terjadi. Yang jelas: saya unggah foto di Flickr pagi sebelum aktivitas kantor dimulai atau setelahnya.
Apakah dengan demikian Speedy sudah lancar jaya di Bandung? Tentu gegabah jika saya simpulkan demikian. Pembaca yang bersedia menuliskan dalam bentuk komentar di bawah ini dapat mewakili kondisi masing-masing, dengan catatan: mohon dihindari generalisasi berlebihan atau kesimpulan tergesa-gesa.
Saya memahami koneksi Internet yang lebih baik tentu lebih memuaskan, setimpal dengan ongkos yang telah dibelanjakan. Namun toh, Internet bukan segalanya. Seperti beberapa kali dengan lantang saya cetuskan di blog-mikro: dengan dana terbatas yang dimiliki pemerintah saat ini, saya memilih pendidikan dan infrastruktur fisik dibanding royal dengan akses Internet. Hanya dua ratus meter dari kantor saya masih banyak lubang di jalan, penerangan jalan yang tak layak, dan ruang publik yang memprihatinkan.
Kita sebagai pengguna layanan TI tentu lebih elok jika berlapang dada mendulukan kepentingan sektor lain yang lebih penting dibanding komunikasi global. Wah, kok jadi melebar ke mana-mana?
Sependek yang saya kenal dengan Arie: dia menaruh harapan pada perubahan negeri ini ke arah yang positif, jadi tak terlalu melenceng jika bercakap dengannya kita menunjukkan semangat dari sisi yang lebih luas.
Sila teman-teman memberi masukan akan koneksi Speedy di Kota Bandung. Selain Arie, staf “tukang kawat” Telkom tentu gembira dengan masukan yang datang dari lapangan.
Terima kasih.
Terima kasih banyak sudah blogging tentang Internet Speedy di Bandung. Sebetulnya saya concern more tentang internet speedy buat anak kost-an/apartemen, jadi seberapa nyaman mulai dari proses asalkan ada kabel telpon, lalu tinggal order speedy, lalu orang speedy nya datang ke kost-an/apartemen, lalu dipasangkan router, koneksi DHCP sudah deh, gitu doang? Apa iya ya begitu saja? Kok sudah mudah sekali birokrasinya??? Itu mengenai proses pemasangan pertamanya. Kemudian mengenai kenyamanan servis yang didapatkan tiap bulan. Apakah ada syarat-syarat semacam udang dibalik batu? Atau memang sudah nyaman. Mis. dengan modal IDR 600 ribu sudah bisa nyaman internetan (baca: bisa youtube lancar, sambil streaming radio kalau memang perlu, sambil ssh coding remote ke Eropa maupun US). Mungkin mekanisme pembayaran apakah sudah semudah transfer via atm atau mungkin bahkan sudah bisa lewat internet? Mungkin ada pengguna lain internet speedy yang skenario nya sama persis seperti yang saya bayangkan/wondering ? Thanks for sharing again :-)
Saya setuju, internet bukan segalanya.
Jadi pemda-pemda tuh janganlah jor-joran ngurus egov yang berbiaya besar tapi tanpa hasil. Fokuslah ke benerin jalan yang berlubang, benerin sekolah yang udah mo roboh, dan kalau mo bicara internet, benerin juga listriknya.
Bicara tentang speedy, saya sendiri hanya bisa menikmatinya di kantor. Di kost-kostan mana bisa pasang speedy. Harus punya fixed line, dan itu susah buat anak kost-kostan seperti saya. Balik lagi ke model wireless sejelek apapun kualitasnya :)
Pengalaman saya dua kali menguruskan pendaftaran Speedy: lancar total! Pada pendaftaran pertama — saat itu Speedy baru diluncurkan — saya sampai ditawari pinjaman modem untuk diuji di rumah, karena belum yakin jalur telepon di sana sudah mendukung. Administrasi yang saya urus hanya surat pernyataan “sepengetahuan pemilik nomor telepon” di tempat tersebut (karena di kedua tempat tersebut kami mengontrak). Fotokopi KTP sudah cukup.
Akan halnya pemasangan peralatan di dalam rumah, misalnya hendak dilewatkan router, sepenuhnya urusan pelanggan sendiri. Aktivasi juga lekas: pengalaman saya maksimal hanya satu hari kerja, dengan asumsi jalur telepon di lokasi tersebut sudah mendukung. Mereka menyediakan tenaga teknis pembantu untuk pelanggan yang tidak mau direpotkan dengan aneka setelan dan konfigurasi di modem, namun dengan pengetahuan komputer standar yang dimiliki mahasiswa sekarang menurut saya bantuan dari buku panduan sudah memadai.
Pengalaman saya naik-turun paket langganan (saya pernah mencoba Personal dan Profesional), juga mudah. Memang ada kemungkinan bayar lebih dulu jika turun-paket — dugaan saya ini terkait aplikasi billing di bank — namun setelah diurus di gerai Speedy, uang itu akan dikembalikan. Antri di gerai Speedy yang perlu kesabaran ekstra, karena antrian Speedy, Flexi, hingga komplain jalur telepon, jadi satu menghadapi dua orang staf!
Layanan via Telepon 147 relatif bagus: mereka menyediakan kontak-balik sambil menunggu proses perbaikan. Komplain saya hanya satu: jika jalur koneksi sedang benar-benar bermasalah, nomor tersebut otomatis masuk modus sibuk atau tidak ada respon sama sekali.
Untuk pembayaran abonemen sudah dibuat sama dengan cara pembayaran nomor telepon biasa, sehingga dapat dilakukan lewat ATM. Saya lupa ketersediaan mekanisme ini di e-banking. Selama ini saya gunakan Bank BCA.
Koneksi? Hmm… pengalaman di kantor: dari pagi hingga sekitar jam 9, streaming Yahoo! Broadcast masih lancar, setelah itu mulai tersendat. Video dari YouTube jatah malam hari. Namun praktis untuk aktivitas perkantoran pada lazimnya, lancar saja. Untuk multimedia, saya masih konservatif: radio butut Aiwa di sebelah server sudah sangat memadai dengan jumlah radio FM yang berlimpah di Bandung.
Tambahan: tulisan Speedy saya lainnya di blog ini.
Alright! Thanks for all this integrated total info for me!
Cukup bagus sepertinya, tertarik juga untuk pasang, saya di Cijambe/Ujung Berung, beberapa minggu lalu ada yg telepon ke rumah, menawarkan speedy paket unlimited (terbatas) 195rb.
Saat melakukan penelusuran tentang harga bulanan speedy, saudara yg di Jakarta ternyata mendapat harga bulanan 125rb, info dari detik.com menyatakan harga segitu untuk beberapa wilayah di Jakarta yg sudah ada provider lain selain speedy. Apakah di Bandung ada tarif khusus, semula 195rb menjadi 125rb?
Wah ternyata tulisan Mas Amal tentang Speedy banyak juga ya.. :-)
saya pake speedy 50jam selama 8 bulan karena butuh unlimited IM2 Broom untuk bisnis saya maka kebuthan akses tak terbatas sangat saya butuhkan sekali, jika dibandingkan dengan speedy IM2 biar lambat asal selmat dengan tagihan hanya cukup 100 ribu perbulan saya bisa akses tanpa batas lagi
memang kecepatan akses internet saat ini terbilang cepat melalui fiber optiknya
kalo boleh tahu anda pasang internet akses yang mana timebased, volumebased, unlimited?
soal speedy yg unlimited di jakarta juga ada masalah di tempat2 tertentu, cthnya saya.. sudah berbulan2 kecewa sama speedy dan para teknisinya.. sampai sekarang sudah 4 bulan speedynya masih mengecewakan.. putus2.. modem sudah 4 kali ganti, teknisi sudah berkali2 datang.. masalah tetap ada sampai hari ini ditulisnya komen ini.