Akhirnya Epigoni yang kami ikutkan di lomba Indonesia ICT Award (INAICTA) 2010 sampai sebagai nomine. Bersama dengan empat kandidat lain di kelompok “Tools and Infrastructure” dan puluhan nomine lain secara keseluruhan, para peserta memenuhi Balai Sidang Jakarta (Jakarta Convention Center, JCC) selama dua hari, 23 dan 24 Juli. Sehari sebelumnya terdapat lokakarya di Grha Citra Caraka, Telkom, Jakarta, para nomine bertemu dengan beberapa pemenang periode sebelumnya yang melanjutkan karya mereka sebagai bisnis.
Di tengah kemegahan pameran di Balai Sidang, saya menyempatkan berkeliling melihat aneka gerai, bertemu spontan dengan teman lama, dan saya manfaatkan untuk mengambil foto-foto sebanyak mungkin. Boleh dikata hampir semua nomine INAICTA datang dengan ide praktis “solusi untuk menyelesaikan suatu kasus.” Boleh jadi pendekatan tersebut yang memperoleh skor besar dan potensial mengantar sebagai pemenang. “Dibanding produk yang memiliki kompleksitas di belakangnya, sulit dilihat secara langsung dalam waktu cepat,” dugaan teman di tim kami.
Kendati demikian, kami berjumpa sejumlah pengunjung yang tertarik latar belakang Epigoni, berdiskusi dengan kami. Apakah hal ini akan berlanjut sebagai peluang bisnis? Terlalu awal untuk berspekulasi, namun “mengetahui dan diketahui” adalah potensi dari partisipasi di pameran. Sebagai contoh paling gamblang, Bandung mengirimkan wakil peserta pameran paling banyak setelah Kawasan Jabodetabek. Bagaimana dengan kota-kota besar lain, atau lebih jauh lagi yang berasal dari luar Pulau Jawa? Jarak yang jauh dan ongkos yang tinggi senantiasa menjadi pertimbangan dalam sebuah acara berlabel “Indonesia.” Salah satu terobosan yang dapat dilakukan INAICTA adalah menambah alokasi pendanaan acara untuk ongkos transpor nomine.
Masih berkaitan dengan pendanaan, usul lain yang saya dengar adalah peningkatan intensitas sosialisasi, sehingga gaung INAICTA sebagai acara nasional lebih terdengar luas. Terutama sebelum kompetisi berlangsung. Dalam hal sosialisasi, acara keliling (roadshow) Pesta Blogger dapat dijadikan teladan. Setelah kompetisi, elok juga dipikirkan kelangsungan produk atau langkah para nomine. Toh, prestasi di acara ini adalah langkah awal rencana besar mereka selanjutnya.
Terlalu berandai-andai? Saya tidak tahu persis, karena di sisi lain sudah menjadi kelaziman di negara kita melebih-lebihkan seremoni, padahal hanya satu simpul dari perjalanan panjang.
Selamat untuk para nomine INAICTA, sebagian dari mereka sempat saya rekam lewat foto-foto selama pameran.