Open Source Lesu?

| No TrackBacks

Agak mengherankan juga, setelah negeri kita mulai masuk pelaksanaan HaKI, yang berarti harga perangkat lunak lebih mahal dari perolehan sebelumnya, kabarnya pemakaian Linux di Indonesia sekarang menyurut. Gaungnya tidak seramai beberapa waktu yang lalu dan kenapa belum bangkit juga? Kira-kira demikian pertanyaan yang diajukan Yohanes Nugroho, Susahnya Mencari Data. Kebetulan Joe, demikian dia menyebut dirinya di Weblog, diundang untuk menghadiri Asia OSS di Singapura.

Dibanding negeri lain yang sudah menyatakan mendukung penggunaan produk Open Source, pemerintah Republik Indonesia masih belum menyatakan sikap apapun tentang TI. Sekalipun hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk belum bangkit dalam hal TI. Persoalan yang banyak muncul di negeri kita tidak dapat bersandar pada wait and see. Apalagi untuk produk seperti Open Source yang inisiatifnya diharapkan justru datang dari pemakai. Oleh karena itu untuk negeri kita tampaknya aspek sosial dari Open Source lebih terlihat menonjol dari persoalan teknis dan legal. Aspek sosial ini antara lain bertumpu pada komunitas, kerja sama, dan motivasi untuk berperan serta pada gerakan Open Source. Dari situ kita dapat beranjak pada kepentingan berikutnya, semisal keuntungan secara legal dan profit. Open Source sendiri tidak selalu melulu tanpa duit, melainkan terletak pada keleluasaan yang lebih oleh pemakai untuk memilih solusi yang dianggap lebih cocok.

Debat terakhir tentang Linux — yang selama ini dianggap representasi paling menonjol dari Open Source di Indonesia — diikuti secara luas pada pemilihan sistem pendukung di Tim TI KPU. I Made Wiryana melayangkan surat terbuka yang mempertanyakan pemakaian produk Microsoft untuk Tim KPU, sedangkan Tim Pakar TI KPU menyebutkan beberapa argumen yang mereka jadikan pertimbangan.

Selain itu, dengan telah disepakati Campus Agreement antara perguruan tinggi dengan Microsoft, menjadi suatu pemicu untuk lebih aktif lagi menunjukkan produk alternatif. Hal ini karena pada beberapa bagian di dalam kampus, produk desktop dari keluarga Windows misalnya, masih dianggap sulit untuk digantikan begitu saja. Saya rasa tidak nyaman terlalu cepat menuduh pemakai akhir (end-user) komputer ogah berpindah karena kemalasan atau keawaman mereka. Yang lebih diperlukan sekarang adalah contoh dari ahli tempat mereka mengambil teladan. Demikian juga pihak yang dapat dijadikan tumpuan dari sisi bisnis oleh sebuah organisasi.

Memang masih memprihatinkan, namun dapat juga dilihat sebagai peluang.

[12 Nov] Kebetulan hari ini saya perlu mencari angka pemakai distribusi Red Hat di Indonesia, dan mendapati situs KPLI sedang susah diakses.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/88

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on October 12, 2003 12:14 PM.

Campus Agreement was the previous entry in this blog.

Program Mitra Belajar Microsoft dan Komputer Gratis is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261