Saya ingin memberi hadiah artikel ini untuk Boy Avianto yang telah dua kali meminta lewat komentar agar format HTML di dalam email diberangus. Thomas A Setiawan juga mengeluh didatangi email dengan ukuran besar — entah karena dia mengambil email lewat akses telepon (dial up) atau kerepotan membawa berkas dalam ukuran besar dari Warnet. Yang jelas mengganggu.
Sudah banyak keterangan yang menjelaskan bahwa mengirim email dengan format HTML adalah tindakan buruk, dengan alasan masing-masing. Sebab kurang ajar dari asal-muasal persoalan ini adalah alat bantu yang masih jelek kualitasnya, dan yang perlu ditegur adalah pemakai yang malas. Saya membatasi persoalan ini pada email untuk urusan sehari-hari, antarkenalan, dengan anggapan kedua belah pihak berkirim-kiriman pesan yang normal-normal saja — tanpa maksud berbuat iseng satu dengan yang lain.
Pengirim email dengan format HTML terbagi dalam dua kelompok utama: mereka yang memang belum peduli persoalan ini dan mereka yang ingin pesan email ditampilkan indah-indah. Untuk kelompok pertama yang memang belum tahu, maafkan mereka dan minta mereka baca artikel ini dan sejenisnya. Sambil kita doakan semoga mereka segera peduli.
Sedangkan nasehat saya bagi pemakai format HTML di email yang ingin efek indah-indah, kemalasan kalianlah yang dapat menyebalkan bagi orang lain. Coba jika kalian rajin menulis tag HTML itu dengan mengetikkan sendiri, dijamin email yang dikirim tetap efisien.
Kalau tidak percaya, saya tunjukkan potongan email dengan format HTML dengan ukuran gila-gilaan yang kami terima dari mailing list (duh, berarti puluhan penerima!).
Potongan pesan tersebut terbaca sbb.
Bersediakah anda "menjual" masa depan anda seharga 5 juta dollar?
Kenyataannya ialah, terlalu banyak orang yang berpikir bahwa masa depan
mereka "berharga" jauh di bawah 5 juta dollar, yang "setelah mengetahui
dan ditulis dalam format HTML untuk email,
<p class=3DMsoNormal><font size=3D2 face=3DArial><span lang=3DES-TRAD style=
=3D'font-size:
10.0pt;font-family:Arial;mso-ansi-language:ES-TRAD'>Bersediakah anda
"menjual" masa depan anda seharga 5 juta dollar?<o:p></o:p></span=
></font></p>
<p class=3DMsoNormal><font size=3D2 face=3DArial><span lang=3DES-TRAD style=
=3D'font-size:
10.0pt;font-family:Arial;mso-ansi-language:ES-TRAD'>Kenyataannya ialah, ter=
lalu
banyak orang yang berpikir bahwa masa depan<o:p></o:p></span></font></p>
<p class=3DMsoNormal><span class=3DGramE><font size=3D2 face=3DArial><span
lang=3DES-TRAD style=3D'font-size:10.0pt;font-family:Arial;mso-ansi-languag=
e:ES-TRAD'>mereka</span></font></span><font
size=3D2 face=3DArial><span lang=3DES-TRAD style=3D'font-size:10.0pt;font-f=
amily:Arial;
mso-ansi-language:ES-TRAD'> "berharga" jauh di bawah 5 juta dolla=
r,
yang "setelah mengetahui<o:p></o:p></span></font></p>
Saya tidak bermaksud ofensif terhadap sebuah produk: email tersebut ditulis dengan Microsoft Word yang tampaknya oleh pengirimnya dijadikan editor bawaan untuk Microsoft Outlook, seperti terlihat di bagian tajuk tertulis, <meta name=3DGenerator content=3D”Microsoft Word 10”>. Bagian <head> sendiri berisi 104 baris yang menjelaskan identitas Microsoft Word dan sekian CSS yang entah pemakaiannya di dalam email tersebut.
Komentar saya sederhana: saya pernah menjadi pengajar di kelas HTML, dan belum pernah menjumpai seorang siswa yang sebego itu menuliskan tag HTML untuk memformat sebuah halaman Web. Seandainya suatu saat saya menjumpai seorang siswa yang menulis seperti di atas, saya puji dia untuk keuletannya namun terpaksa saya hukum dia untuk keteledorannya melakukan injeksi tag tidak perlu di halaman Web.
Sekarang terpulang kepada para penulis pesan di email: apabila saudara merasa malas atau tidak sepatutnya menulis sendiri tag HTML, maka saya tidak serta-merta menyalahkan saudara namun tahan dulu jangan menggunakan format HTML sampai tersedia editor yang lebih baik. Apabila saudara berpendapat hal itu adalah penantian yang sia-sia, maka kenapa tidak menggunakan format teks biasa saja?
Sedangkan jika saudara berpendapat penjelasan di atas terlalu absurd, susah dimengerti, solusi yang tersedia juga mudah: jangan ikut-ikutan pusing, matikan semua fasilitas HTML di klien email saudara dan nikmati pesan dalam bentuk teks apa adanya!
Email adalah karunia Tuhan, dan mubazir adalah teman setan.
Ilustrasi yang saya berikan di atas bukan rekaan, sila periksa sendiri email berukuran 90 kB tersebut.
[5/7] Saya masih punya catatan tambahan format HTML yang mengganggu sebagai format email. HTML yang dihasilkan Hotmail tidak mengikuti standar penulisan email, sehingga pesan email tsb. dianggap kosong dan pesan yang dikirim dianggap lampiran (attachment) oleh klien email penerima. Akibatnya di mailing list yang diset tidak menerima lampiran, misalnya yang dapat dilakukan oleh moderator di Yahoo! Groups, email bermasalah di atas ditolak. Sekali lagi hal ini adalah contoh jeleknya kualitas alat bantu penghasil format HTML untuk email.
terimakasih untuk hadiahnya =). analisa dan pembuktian yang menarik dan mudah dipahami oleh semua orang.
tapi kalo sudah baca masih ndablek juga, ya kali aja mentalnya belom siap dengan teknologi canggih =P
Tanggung, sekalian bikin campaign say no to HTML email… hehehe :D
sepakat tapiii… hehe.. berdasarkan pengalaman sendiri, kalo nerima newsletter baik yg daily atau weekly dari website2x, kok saya justru prefer html email ya, kayaknya lebih enak aja gitu tampilannya dan formattingnya.
sedang kalo terima emailnya yg non-html kok justru bosen liatnya dan males.
Enda, kalau newsletter yang datang di kotak email saya sebagian besar juga menggunakan HTML, hanya saja karena sebagian besar juga berisi spam, jadinya barangkali kesimpulan sembarangan yang dapat saya ambil: HTML di email itu cocok buat email spam. :)
Kemarin dah baca, tapi belom komentar. Jadi pingin ikut komentar.
Bagi saya, HTML email cuma berguna untuk satu hal saja yaitu: mengirim data berupa tabel. Pros: Bisa langsung keliatan, lebih rapi, lebih ringan dibanding ngirim file spreadsheet. hehehe…
Selain hal tsb diatas, HTML email adalah mimpi buruk kolektif.