Ini catatan kesekian pemakaian PageRank di Google dimanfaatkan oleh mereka yang ingin memanfaatkan algoritma tersebut untuk naik posisi di hasil pencarian. Berawal dari tulisan James A C Joyce di Kuro5hin, Why Movable Type bloggers must die, yang antara lain berisi tuduhan pemakaian Trackback dianggap mengacaukan PageRank Google. Respon yang muncul saat itu antara lain: mengapa bukan Google yang memperbaiki teknik PageRanknya? Berkait dengan judul artikel tersebut yang seperti menyudutkan pemakai MT, Trackback sendiri tersedia pada alat bantu lain dan menurut saya kait-mengait antarhalaman di dalam sebuah situs Web tidak menaikkan peringkat di Google. Yang lebih dianggap penting adalah taut antarsitus dan ini yang dimanfaatkan oleh pemasang komentar spam, yakni komentar yang sengaja dipasang berisi taut ke sebuah situs sehingga peringkat mereka di Google naik.
MT mengatasi persoalan komentar spam salah satunya dengan mengubah URI di pengirim komentar melewati redireksi. Jadi misalnya situs saudara bernama blogsaya.web.id dan pemasang komentar menggunakan example.com, maka URI pemasang spam tidak langsung ditulis example.com, melainkan semisal http://blogsaya.web.id/mt/mt-comments.cgi?__mode=red&id=174.
Namun PageRank tetap atraktif bagi pemburu ranking di Google. Kasus terakhir yang diulas oleh Wired adalah trik yang dipakai oleh sejumlah blog porno. Dengan kemudahan registrasi di Blogger, mereka menyusun sekian blog — sebuah proses yang hanya perlu beberapa menit — dan kemudian saling menuliskan URI masing-masing, sehingga terlihat terjadi saling kait antara satu situs dengan lainnya.
Cara di atas bukan hal yang baru: menurut catatan yang dulu pernah ditulis di Failco asuhan Dody Suria Wijaya, salah satu situs biro wisata dengan tujuan Bali diduga menggunakan teknik serupa untuk menaikkan peringkatnya di Google. Si pemilik domain membeli beberapa domain tambahan dan kemudian diisi materi yang kurang penting namun banyak taut merujuk ke domain utama. Tentu saja untuk pemakaian yang normal, karena memang terdapat kaitan materi antardomain misalnya, hal tersebut tidak menjadi masalah. Pemakaian yang berlebih, dan dengan tujuan tidak sehat, itulah yang potensial mengacaukan hasil pencarian Google.
Secara khusus Google juga pernah bersengketa dengan SearchKing perihal PageRank dan memenangkan kasus tersebut di pengadilan.
Tulisan di Wired yang disebut di atas tampaknya lebih dipacu karena teknik klasik ini dipakai lagi oleh media baru bernama blog dan terjadi peningkatan yang menyolok. Persoalan kedua karena “blog-blog pengacau” tersebut sebenarnya bukan blog dalam pengertian mekanismenya sekalipun. Layanan gratis dan atraktif Blogger dimanfaatkan secara tidak pada tempatnya untuk menjual pornografi secara murahan dan mencemari pemakaian blog di sana.
Promosi lewat Web memang sangat murah dibanding media lain. Kontrol terhadap isinya juga longgar — siapapun dapat menulis apapun dan menyusun skenario terhadap PageRank misalnya. Jangan lupa, Jeremy Zawodny, penulis High Performance MySQL, pernah membuat halaman jenaka berisi promosi Viagra dalam perang melawan pemasang situs spam.
wah mas, kebeneran ini kerjaan saya tiap hari hehe. intinya IMHO, menaikkan ranking di search engine dengan cara apapun sebenernya sah-sah saja selama tidak merugikan pengguna search engine dan penghuni internet lainnya.
pada akhirnya website yg bisa hidup di internet tetap website yg memang berguna untuk orang lain, karenanya, idiom content is king tetep jadi mantra sakti dibidang search engine optimization.
cuma ya kerjaanya lama dan banyak kalo emang mau jujur, nah yg ngaco itu yg cari2x jalan pintas :)
hehehe.. saya posting soal yang agak beda.