Wdcreezz, Doneeh.com, dan Demografi

| 1 Comment | 1 TrackBack

Dulu mau daftar, belum buka. Sekarang mau daftar, sudah ditutup. Nasib, dan Buka lagi registrasinya dong, adalah contoh permintaan yang berharap layanan Wdcreezz dibuka kembali. Pada tanggal 9 September yang lalu, saat pemakai layanan shoutbox mereka mencapai jumlah seribu orang, Thomas Arie Setiawan dengan resmi mengumumkan bahwa Wdcreezz untuk sementara ditutup. Selama masa tanpa registrasi tersebut pemakai diminta menuliskan harapan untuk pengembangan versi berikutnya. Namun sejauh ini belum ada respon dari pemakai shoutbox lewat forum.

Akhirnya dua hari lalu, 22 September, pendaftaran pemakai baru dibuka lagi oleh Thomas dan Cristian Ade Chandra, dua orang di belakang Wdcreezz. Pada hit yang ditampilkan sebagai informasi bulan Juli 2004, tertulis pengunjung unik sebanyak 22.691 dan diakses 1.164.776 kali. Dengan mengandalkan biaya operasional tambahan dari donasi dan halaman yang praktis tanpa iklan, Wdcreezz perlu mengatur strategi untuk menyeimbangkan jumlah pemakai dan sumber daya yang tersedia. Termasuk keputusan mereka menambah jumlah refresh pengambilan data, dari setiap 5 menit menjadi 1 menit.

Seperti gambaran yang sudah pernah dikemukakan tempo lalu, mencarikan model bisnis yang seperti melesat tanpa perlu rem buka-tutup registrasi, masih dicari oleh mereka.

Pemain lain dalam penyediaan asesoris blog, dan lebih dulu muncul, yakni Doneeh.com, hari-hari ini juga sedang dalam fase pengembangan. Kumpulan taut yang tersedia di halaman pembuka mereka praktis tidak dapat digunakan dan halaman Web Donny Kurniawan hanya berisi gambar nyamuk. Forum Doneeh.com pun tidak dapat diakses.

Saya sendiri masih penasaran dengan demografi pemilik blog di Indonesia: antara segmen pemakai yang memerlukan kelengkapan seperti shoutbox dengan kelompok lain yang lebih memedulikan alat bantu pengorganisasian materi. Tidak dapat dipungkiri bahwa bagi sebagian kalangan, blog adalah tempat yang lebih praktis untuk membangun persahabatan atau kekerabatan, sehingga sebuah tempat yang memudahkan pengunjung untuk meletakkan pesan adalah sebuah keharusan. Di lingkungan ini, shoutbox sudah menjadi alat wajib-tempel di bagian halaman sebelah kanan, di atas atau di bawah menu. Perlu diingat: dua paguyuban pemilik blog di Indonesia dengan eksplisit memayungi kepentingan ini; Blogbugs dengan moto khas tentang persahabatan dan memiliki acara jumpa di darat secara rutin, dan Blogger Family yang hangat dengan percakapan bak sebuah keluarga sangat besar.

Akan halnya para pemilik blog yang terpacu menulis dikaitkan dengan profesi atau pilihan kegemaran pada topik tertentu, keakraban seperti yang ditunjukkan shoutbox kurang begitu penting. Sikap memilih alat bantu pengorganisasian materi blog yang malah mendapat sorotan, karena selain menyangkut sikap, misalnya berlisensi Open Source atau tidak; bisa juga membawa persoalan yang dari zaman dulu menimbulkan perang suci: bahasa pemrograman. Jika Thomas A. Setiawan sempat dikomentari dengan prasangka pada saat pindah ke Movable Type akhir tahun lalu, Yulian F Hendriyana langsung mengunci kepindahannya ke WordPress dengan pernyataan tegas, Yang pasti adalah terserah saya blog ini mau dioprek seperti apa.

Tentang demografi, lagi-lagi saya masih berharap Nita Yuanita suatu saat berkesempatan meneliti lagi profil pemilik blog Indonesia. Setelah urusan lebih penting sekarang ini berakhir bahagia nanti.

1 TrackBack

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/229

Mungkin baru semingguan saya mengetahui adanya layanan shoutbox gratis di Indonesia. Berawal dari kunjungan saya ke web standards evangelist, pada halaman colophon (colophon kuwi opo to ?) terdapat link ke wdcreezz. Kemudian saya pun mengunjungi si... Read More

1 Comment

Hehe, donasi… ya, telurnya belum pecah.. alias masih bulet :D masih berupa kurva tertutup berbentuk lingkaran. Hehe…

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on September 24, 2004 1:05 AM.

Penertiban Warnet dan Citra Pemakaiannya was the previous entry in this blog.

Kartu Ucapan Digital dan Netiket is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261