Persoalan Spam, Persoalan Kita Semua

| No TrackBacks

Persoalan Anne Ahira semakin meluas dengan dipaparkannya banyak bukti baru keterlibatan cara bisnis yang dia lakukan dengan tindakan tidak etis berupa spam. Jika sebelumnya persoalan ini bermula dari spam yang masuk di kotak email Priyadi Iman Nurcahyo, gerakan baru mereka sudah “turun ke darat” sampai menyebarkan selebaran.

Yang perlu perhatian sekarang adalah sikap kita, sebagai pemakai layanan di Internet dalam menghadapi kondisi ini. Bisnis seperti yang dilakukan Ahira, yang mengiming-imingi pemakai komputer dengan hasil menggiurkan, memang bukan berhenti pada seorang Anne, melainkan dapat menjelma dalam banyak identitas lainnya. Dengan kemiripan: produk yang dijual tidak jelas — karena yang diharapkan adalah perputaran uang dari alas piramida menuju puncak. Kemudahan pemakaian Internet dan cakupannya yang global — ini diakui oleh Anne sendiri dalam wawancaranya — menuntut pemakai Internet agar lebih berhati-hati, dalam pengertian terhadap rambu-rambu yang kemungkinan besar akan ditabrak.

Awal dan penting adalah sikap kita pemakai Internet terhadap spam. Ini bukan tuduhan mengada-ada: spam adalah mekanisme yang sudah terbukti paling banyak digunakan oleh mayoritas mereka yang menyebut dirinya Internet Marketer. Alasannya sederhana: cara itulah yang paling mudah dan murah untuk mengetuk pintu orang lain. Persoalannya: email datang bukan dengan mengetuk pintu, melainkan menggedor paksa. Ongkos mengirim email dalam jumlah besar juga sangat murah — dengan mudah disodorkan sebagai matematika oleh Ryosaeba.

Persoalan spam ini sama sekali bukan dikotomi kelompok pebisnis yang menggunakan Internet dan kelompok teknisi yang mengurus layanan Internet. Bukan — pandangan seperti itu salah besar. Kalau banyak orang yang merasa sepakat dengan tulisan Priyadi tentang spam dan dianggap berkelompok, itu bukan karena kami — setidaknya saya — dimasukkan ke dalam daftar teman dia atau karena saya lebih merasa sebagai “orang teknis” di Internet. Sama sekali bukan karena itu.

Alasan yang keliru juga apabila kelompok yang menentang spam tersebut dianggap menentang kelompok pebisnis atau pribadi pengguna Internet lain. Yang ditentang adalah tindakan spamming — oleh siapapun pelakunya. Saya juga sangat tidak setuju pengiriman pesan dakwah agama lewat cara spam, penyebaran ucapan hari raya dalam jumlah luar biasa, atau kampanye politik lewat mass email. Itu semua teladan tindakan berlebihan yang bukan saja merugikan penerimanya, melainkan kita semua pemakai Internet. Alhasil bukan karena pebisnis menambang duit lewat spam dan organisasi non-profit tidak — kedua-duanya perlu ditegur karena menyalahgunakan pemakaian Internet dan merugikan kita semua.

Spam juga bukan hanya urusan perusahaan besar atau PJI dengan alasan mereka berduit atau dibayar untuk itu. Kita semua rugi, dan percayalah: organisasi kecil dan pemakai di rumah juga mendapat dampak kerugian signifikan dari persoalan ini. Dua kelompok pemakai Internet ini sudah harus empot-empotan membiayai dana infrastruktur TI mereka, sekarang masih juga dicuri duitnya oleh pengirim spam.

Siapa yang akan mengganti ongkos pulsa dial up tambahan karena banyak sampah yang harus diunduh? Siapa yang bertanggung jawab apabila ruang di kotak email anda cepat penuh karena spam sehingga email prospektif yang akan masuk menjadi gagal? Jangan terkecoh karena kemajuan perangkat keras atau alasan ruang email gratisan bertambah besar ukurannya sekarang ini. Pikirkan baik-baik: semua alat pendukung infrastruktur itu akan bertambah efisien apabila mereka dijauhkan dari sibuk mengurus sampah.

Jika kita sebal diganggu kedatangan spam, tentu sangat masuk akal apabila kita menghindari sedini mungkin menjadi salah satu simpul mata rantai penyebarannya. Ini adalah sikap kolektif yang positif sebagai bagian dari keinginan pemakai Internet lebih luas untuk lebih peduli dengan netiket atau adab pemakaian Internet.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/237

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on October 12, 2004 10:47 AM.

Open-Xchange: Server Pekerjaan Kolaborasi Berlisensi GPL was the previous entry in this blog.

Pindah Tempat "Hosting" is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261