Periode Daur Ulang "Top Level Domain" ID

| 2 Comments | No TrackBacks

Diawali lewat pengumuman di mailing list dan tulisan Budi Rahardjo sendiri sebagai ketua IDNIC, diskusi tentang periode daur ulang TLD ID dimulai dua bulan lalu, dan diikuti secara terbatas oleh anggota mailing list IDNIC. Reaksi lewat komentar blog Budi Rahardjo hanya berisi lima buah. Itu pun di mailing list juga tidak terlalu banyak debat tentang periode daur ulang ini. Setelah beberapa usulan tentang cara pemberitahuan kepada klien, praktis beberapa kali “pemungutan suara” lewat mailing list digunakan sebagai pertimbangan.

Sampai dengan beberapa hari sebelum hasil perubahan tenggang waktu daur ulang diumumkan, beberapa persoalan yang didiskusikan di mailing list malah lebih banyak perihal nama domain. Materi yang hangat adalah perubahan nama domain dikaitkan dengan kondisi aktual di Indonesia, semisal perubahan identitas geografis atau perubahan nama organisasi akibat kebijakan pemerintah. Dilihat dari masalah yang diungkapkan oleh peserta tampaknya persoalan identitas akan lebih ramai menjadi perdebatan berikutnya. Budi sendiri menyebut bahwa masalah nama geografis merupakan pekerjaan rumah berikutnya. Apakah terbatas pada nama geografis atau sekaligus persoalan yang terkait dengan gonta-ganti nama seperti SMA dan SMU? Kita tunggu sesi berikutnya.

Keputusan perubahan pertama masa tenggang daur ulang nama domain ini sudah diumumkan di situs Web IDNIC. Di antara pemakai domain ID di Indonesia yang jumlahnya lebih sedikit dibanding TLD global seperti COM atau NET, boleh jadi berita perubahan ini terselip, kurang diperhatikan. Kendati demikian, Rudy Rusdiah dengan semangat akan menuliskan berita terakhir dari IDNIC ini ke mailing list APW Komitel untuk kalangan pengusaha Warnet.

Jangan terlewat, di awal November ini, IDNIC juga telah mengumumkan senarai nama domain yang perlu didaur ulang. Seperti anjuran yang disampaikan oleh Yanto, helpdesk IDNIC, tolong segera diurus dengan bagian tagihan.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/243

2 Comments

Usulan: gini… utk perusahaan malaysia punya com.my , taiwan punya com.tw , indonesia bisa tidak ya com.id?,

daripada pakai co.id ( -> koit = mati :p ). alternatif lain : pt.id; cv.id; ud.id; usaha.id …

menurut mas amal gimana? (untung-rugi)

Sepengetahuan saya, memang terdapat dua kelompok besar: pengikut com/org/edu/gov/ dan satu lagi co/or/ac/go, dan IDNIC memilih nomor dua. Bersama dengan UK dan JP.

Jika dilihat dari pembacaannya, memang jadi muncul co.id (koid == mati) dan ac.id (acid == asam), sama seperti di UK: co.uk/acuk (couk/acuk == cuk!). Namun tidak mengapalah, toh itu kan “hanya” nama domain, di bagian belakang lagi. Apalagi bagi banyak orang kita tetap dibaca dengan notasi Inggris, jadi “ce-o-ai-di”.

Saya tidak setuju dengan pt.id, cv.id, dll. karena lebih baik di “second level” tersebut jangan terlalu banyak dan yang dilakukan IDNIC dengan menyediakan nama kelompok tersebut (web/or/go/ac/co) adalah tepat. Jadi tidak langsung ke nama organisasi seperti halnya www.adidas.de atau www.adidas.nl misalnya. Nah, karena pt, cv, usaha, masih satu kelompok yang membawahi “badan komersial”, jadi kumpulkan saja di dalam co.id.

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on November 5, 2004 8:55 PM.

Klien Email Tanpa Konsep "Folder" was the previous entry in this blog.

A9: Mesin Pencari dengan Tampilan Blok dan JavaScript is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261