Google sudah tampil dengan domain “yang lebih meyakinkan” untuk kalangan Indonesia, yakni CO.ID, lengkapnya, http://google.co.id. Jika dilihat dari prosedur registrasi domain, CO.ID memerlukan Surat Bukti Kepemilikan Merk yang disahkan Departemen Kehakiman RI, alhasil mengurangi resiko pendaftaran oleh perusahaan fiktif. Dilihat dari Whois, organisasi yang mendaftarkan google.co.id adalah Firma Hukum Kinantan Advokat. Penjelasan pemilihan nama domain baru ini diungkapkan pada entri tanggal 14 Januari di Google Blog.
Apa yang menarik dari perkembangan ini, selain bendera Indonesia dipasang di Visit Google’s Site in Your Local Domain?
Halaman pembuka langsung ditampilkan dalam bahasa pengantar Bahasa Indonesia — kendati hal ini sebenarnya sudah tersedia sebelumnya di Use the Google Interface in Your Language. Dibuka dari tempat saya di Belanda, tawaran bahasa yang diajukan di halaman depan: Bahasa Inggris, Nederlands, dan Boso Jowo.
Apakah google.co.id otomatis dijadikan halaman depan bagi pemakai komputer di Indonesia, atau yang mengisikan lokasi di Indonesia ke sistem operasi, atau bagi pemakai Windows XP Edisi Bahasa Indonesia? Perlu kita dengar dari pengunjung Google yang memenuhi salah satu dari tiga kriteria di atas. Sayangnya saya tidak masuk di antara ketiganya.
Tentang antarmuka dengan bahasa pengantar Bahasa Indonesia, untuk lingkungan para praktisi TI yang sudah terbiasa dengan Google dalam Bahasa Inggris, saya sangsi akan lebih diterima. Diskusi di mailing list Teknologia tentang penerjemahan bahasa antarmuka perangkat lunak masih menampilkan sikap skeptis terhadap perlunya penerjemahan tersebut. Di samping memang halaman-halaman penjelasan tentang Google masih banyak yang dibiarkan dalam Bahasa Inggris.
Persoalan selera penerjemahan juga menjadi kemungkinan besar belum cocok
antarpihak. Menjawab pertanyaan Baskara tentang ketiadaan Bahasa
Sunda
di halaman depan (kenapa hanya Boso Jowo), Dian Nugraha sekaligus menyebutkan
ketidaksesuaian harapan
dia dengan hasil penerjemahan dalam Bahasa
Sunda yang dilakukan oleh kelompok lain. Kendati urusan “kehalusan”
berbahasa ini bukan persoalan dalam Bahasa Indonesia, dugaan saya
pertanyaan tentang pemilihan kata seperti, Kenapa Preferences
diterjemahkan sebagai kesukaan di halaman depan, sedangkan di
halaman isinya dipilih preferensi?
, tetap muncul.
Jika memang Google ingin segera merangkul pemakai di Indonesia, yang perlu cepat disediakan adalah dukungan untuk Google AdSense agar segera mengakomodasi Bahasa Indonesia. Selama ini alternatif yang bisa digunakan baru untuk situs berbahasa Inggris, dan apabila dipaksakan ke situs berbahasa Indonesia hasilnya masih jauh dari harapan. Terkadang diganti dengan iklan layanan sosial atau iklan dalam Bahasa Inggris tentang sesuatu yang ada kaitan dengan Indonesia, dan sayang jauh konteksnya dengan materi situs Web yang ditempeli AdSense.
Selamat menggunakan Google Indonesia!
Ass. Menurut saya Artikel diatas itu sudah cukup bagus untuk wawasan tentang mesin pencari.