Kendati Six Apart sudah menyediakan plugin
“nofollow” sebagai
reaksi terhadap trik tag
nofollow
yang digunakan oleh
beberapa mesin pencari — terutama Google yang dianggap paling
berpengaruh dalam hal ini, saya masih melihat bukan sebagai keperluan
untuk situs ini. Setidaknya untuk sekarang.
Sebelum ini saya amati implementasi yang digunakan Ryosaeba dengan mengubah URL di komentar menjadi berawalan URL Google. Misalnya http://example.com menjadi http://www.google.com/url?sa=D&q=http://example.com. Alhasil, siapapun yang menulis URL di sana, baik URL penulis komentar sendiri atau situs lain di dalam isi komentar, dibelokkan ke Google. Cara ini semacam yang digunakan di Blogger untuk halaman Blogspot mereka. Harap maklum, Blogger ada di bawah payung Google.
Nofollow
merupakan nilai dari parameter
rel
yang ditambahkan ke tag <a href="">
. Kode HTML yang dihasilkan tetap akan
valid1 dan Google menjamin bahwa mereka tidak akan memberi nilai
terhadap taut yang dilengkapi dengan parameter tersebut.
Enda Nasution mempertanyakan seandainya semua situs Web menjadi
“pelit”
dengan tanpa ampun menyisipkan nofollow
di taut di semua
halaman. Tindakan yang bijaksana perlu menjadi arahan umum pemilik situs
— teristimewa penulis blog yang jelas-jelas dibidik oleh Google dalam
kasus ini. Tempat-tempat yang potensial diganggu oleh pemasang spam
adalah bagian yang dengan mudah diisi oleh sebarang orang, misalnya
komentar, papan-ungkapan (shoutbox), Wiki, forum publik, dan buku
tamu. Saya malah berpendapat bahwa URL yang ditulis di
artikel utama sedapat mungkin sesuai dengan kondisi asli dari sumber
kutipan. Pemakaian
TinyURL atau teknik redireksi di artikel
utama (artikel di Yahoo!
News
misalnya) menurut saya “kurang menghormati” situs yang dirujuk.
Saya ingin berterima kasih kepada para pemasang komentar di situs ini, karena sampai hari ini keterangan yang diberikan, umpan balik yang ditulis, sampai dengan kritik atau koreksi, bagi saya semua bernilai positif. Rasa hormat dan penghargaan dari saya adalah membiarkan taut ke situs mereka (umumnya blog juga) dirujuk langsung dari halaman di situs ini. Ringkasnya: “ongkos capek” penulis komentar tersebut berupa kontribusi taut dari situs ini ke nilai di PageRank Google.
Demikian pula dengan URL yang ditulis di dalam komentar. Karena ditulis atas “rekomendasi” tamu-tamu terhormat saya lewat ruang komentar tersebut, saya percaya bahwa situs tersebut sepatutnya memperoleh penghargaan juga. Saya punya keyakinan bahwa para tamu terhormat saya tidak datang untuk menawarkan Viagra atau Prozac, karena sejauh ini MT-Blacklist sudah berusaha menghalau pejaja-tidak-peduli-aturan.
Sependek waktu yang saya lewati pada perjalan blog ini, itulah
penghargaan saya kepada penulis komentar — sehingga belum ada alasan untuk
memasang nofollow
di tag <a href="">
.
Kecuali kondisi berubah terhadap asumsi yang saya gunakan di atas.
1 Menurut spesifikasi HTML 4.01 untuk elemen
A dijelaskan
bahwa rel
berisi definisi atribut %LinkTypes
yang jika ditelusuri ke senarai
%LinkTypes
tidak ditemukan Nofollow
(link types tidak
memedulikan huruf kapital atau kecil).
Dari hasil pencarian, seorang pembaca di Slashdot
menjelaskan
bahwa, Walaupun ‘nofollow’ tidak terdapat di senarai tipe yang
dikenali [di
%LinkTypes
], namun hal itu tidak penting
karena nilai dari rel
bisa apapun.
sama mas, mtblacklist kayaknya cukup ampuh ya hehe
btw ttg komentar saya mengenai nofollow itu. it’s starting already: http://www.linkcondom.com/
Nama situs dan maskotnya, seram, Nda… :)
Wah, masalahnya kadang yang nyebelin itu justru massive comment spam yang frustasi, dan ini ndak mungkin bisa dihandle sama MT-Blacklist, saat itu satu-satunya cara ngatasinnya saya terpaksa membuang mt-comments.cgi selama dua hari, spammer ini ndak punya tujuan apapun, kecuali spamming. Ini pengalaman saya tentang para spammer frustasi itu: Again: MT Comment Spam