RT/RW-Net dalam Dua Pandangan yang Berbeda

| 1 Comment | No TrackBacks

Dari diskusi yang menghangat di antara dua kubu: jurnalis media massa teknologi yang banyak bergabung di Technomedia dan “tempat para hacker” — demikian ungkapan yang disodorkan oleh Budi Rahardjo — di Teknologia, tercetus silang pendapat tentang RT/RW-Net. Karena menarik, saya kutipkan di sini beserta salinan utuh dua email, atas dasar izin dari kedua penulisnya, Yanuar Rizky dan Budi Rahardjo.

Bermula dari cetusan Yanuar Rizky tentang keinginan dia menuliskan semacam peta perjalanan “Dari RT/RW ke Internet Menuju Pasar Modal”,

Saya merindukan suatu hari dapat membuat karya seperti itu, dengan peta perjalanan “dari RT-RW ke Internet Menuju Pasar Modal”. Saya merindukan sebuah pasar yang menjadi milik semua rakyat dan jalan satu-satunya adalah memberikan pencerahan secara mudah agar semakin banyak orang yang paham tentang pasar dan menerima madu dari pasar secara bersama.

— Dikutip dari salinan email Yanuar Rizky.

Sedangkan Budi Rahardjo secara khusus menyoroti RT/RW-Net,

Saya punya opini yang berbeda tentang hal ini.

RT/RW-Net menurut saya menyesatkan sama seperti halnya ketika media banyak menurunkan artikel tentang Warnet. Orang berbondong-bondong membuat Warnet, hanya untuk mengetahui di kemudian hari bahwa mereka ternyata “dijerumuskan”. Warnet merugi. Sekarang tidak ada yang mau bertanggung jawab dan dengan mudah mengatakan bahwa Warnet kembang-kempis karena salah pemerintah, dan yang senada.

— Dikutip dari salinan email Budi Rahardjo.

Perbedaan pendapat yang menarik dalam hal RT/RW-Net. Pemuatan kedua pendapat di atas bukan untuk menilai benar atau salah, melainkan agar kedua sudut pandang tersebut dapat menjadi masukan bagi publik.

Yanuar sendiri dalam respon lewat email terhadap permintaan izin saya untuk mengekspos perbedaan pendapat di atas mengomentari,

Toh semua kan sebagai sarana pembelajaran. Bagi saya semakin banyak pihak terlibat kepada penajaman sisi pandang, maka semakin kokoh siklus pembelajaran itu sendiri.

Sisi pandang kami saja yang beda. Golnya sama. Pak Budi, IMHO, berangkat dari asumsi “industri yang matang”. Saya dan juga mungkin OWP berangkat dari asumsi “menciptakan permintaan di pasar”. Cantiknya sih dua pendekatan itu sinergi.

Catatan: kutipan di atas berbeda dengan teks asli di dalam email hanya dalam hal perbaikan bahasa. Sedangkan di salinan email, isi email dibiarkan seperti aslinya. Alamat email dimodifikasi agar tidak disalahgunakan spammer.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/270

1 Comment

Soal Warnet, saya kira karena karakteristik kebanyakan masyarakat kita saja - latah kalau melihat sesuatu yang menarik; kelihatan Warnet lagi hot, langsung semuanya ingin berbisnis Warnet.

Saya sering sekali dikonsultasikan soal ini, tapi ketika dicek, yang bertanya tidak paham soal bisnis. Dan yang akan menunggui disana sehari-hari tidak paham teknologi. Lha, ya tidak heran kalau kemudian pada jadi gulung tikar :)

Kalau Warnet saya sendiri tidak saya tunggui :) makanya juga jadi gulung tikar, he he.

Jadi, untuk soal RT/RW Net ini juga perlu dihadapi dengan pikiran yang jernih - jangan cuma latah ikut-ikutan trend. Pahami perhitungan bisnisnya, berapa lama modal akan tertanam, kapan Anda akan mulai melaba, beberkan potensi2 resikonya - lalu pahami teknologinya, dan jalankan. Semoga sukses.

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on January 19, 2005 10:16 PM.

Ongkos Instalasi Ulang Windows XP di Notebook was the previous entry in this blog.

"Nofollow" yang Belum Saya Perlukan is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261