Sambungan Baru Telkom Speedy di Surabaya

| 4 Comments | No TrackBacks

Dari pesan yang dikirim Eddy Prasetyo dari Suara Surabaya ke mailing list Technomedia, saya memperoleh kabar tentang peluncuran Telkom Speedy di Surabaya. Telkom Divre V telah meluncurkan 5000 satuan sambungan layanan.

Berkaitan dengan tagihan yang sempat menjadi persoalan besar di Telkom Divre II pada kasus yang dialami Godot Praesta, Tri Agus Joko, Manajer Pengembangan Infrastruktur Telkom Divre V menyebut,

Sistem pembulatan yang kami gunakan berbeda dengan Jakarta. Pembulatan dilakukan pada tagihan akhir bulan, bukan pembulatan perkoneksi. Pembulatan yang kami terapkan tidak akan membebankan pelanggan.

Demikian pula halnya dengan modem: pelanggan dapat menggunakan modem miliknya sendiri, di luar paket yang disediakan Telkom Speedy.

Ini menarik bagi sejumlah “pemulung” modem, yakni teman-teman mahasiswa di kota saya, yang berlangganan Internet, baik lewat jalur ADSL atau modem kabel, dan kemudian membawa modemnya pulang kampung — bahkan terkadang “mengincar” modem orang lain yang sudah tidak digunakan. Biaya pemasangan instalasi sambungan Internet yang kompetitif akhirnya menjadikan biaya pendaftaran umumnya gratis, termasuk pengadaan modem.

Selamat menikmati koneksi Internet lewat Telkom Speedy bagi penduduk Surabaya. Semoga tidak perlu menghadapi permainan markup-markup-an!

[19:14] Usulan dari konsumen menarik juga dipertimbangkan, …daripada susah-susah menghitung jumlah byte pemakaian, lebih baik menggunakan tarif unlimited seperti di Singapura, demikian Wahjudi Prakarsa. Toh, secara alami akan ada batas daya tampung yang dimiliki pelanggan.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/265

4 Comments

Sebetulnya data rate (atau “bandwidth”) yang didapat waktu subscribe itu aja diinterpolasi satuannya ke per bulan. Contoh: 256 kbps kan per detik tuh, tinggal jadikan aja per bulan, nah theoretical maximumnya ya segitu itu. Cuma pasti jadinya mahal sekali. Kalau usernya kelas heavy semua (e.g. torrent) itu mah sebentar juga udah saturating bandwidth.

Ya tunggu kompetisi yang adil lah, tak usah berlindung di balik UUD pasal 33, yg katanya melindungi kepentingan rakyat aja jadinya malah nyusahin kok. Coba tes aja buka kompetisi yg adil, biar konsumen yg bicara menentukan, mana yg servicenya paling baik itu yg paling dipilih. Pemerintah mengawasi aja (e.g. YLKI dg kekuatan hukum dan backingan), tak usah babysit terus biar rakyatnya dewasa sendiri.

Sebenarnya tarif unlimited sudah ada, tapi harganya sekitar Rp 4 juta per bulan untuk 512Kbps/64Kbps. Kemudian, sebenarnya gak semuanya dimonopoli oleh Telkom, yang dimonopoli cuma fisiknya saja. Secara hukum sebenarnya duopoli, karena Indosat juga punya lisensi, hanya saja mungkin terlalu mahal bagi Indosat untuk memulai. Indosat lebih memilih untuk memasarkan fixed wireless StarOne yang mungkin modalnya gak sebesar infrastruktur line fisik. Mengenai layanan IP, sebenarnya gak ada monopoli (paling tidak untuk Jakarta), karena bisa juga narik bandwidth dari provider lain, misalnya CBN, Centrin, Biznet, dll. Dalam hal ini sebenarnya harga bandwidth Telkom termasuk yang paling murah.

Masalahnya, untuk unlimited, Telkom menarik biaya sekitar Rp 1.5 jt untuk fisiknya saja :(. Kemudian tidak ada layanan ADSL dengan bandwidth yang lebih kecil, misalnya 256Kbps atau 192Kbps. Di luar ADSL sebenarnya tarif Cable jauh lebih terjangkau, hanya mungkin kualitas layanannya tidak sebaik ADSL dan jangkauannya tidak seluas ADSL. Layanan lain yang bisa dipertimbangkan adalah Internet lewat CDMA dari StarOne. Katanya, di beberapa daerah kualitasnya cukup baik (bisa download 15KB/s, kira-kira 1/3 bandwidth ADSL unlimited 512Kbps), tapi lagi-lagi jangkauannya sangat kecil, dan di beberapa daerah kualitasnya sangat buruk, jangankan untuk Internet, untuk menelepon/SMS saja sulit. Selain itu, Indosat juga punya layanan GPRS Matrix. Lebih pelan daripada CDMA StarOne (kira-kira 5KB/s max) tapi jangkauannya jauh lebih luas. Tarif unlimited CDMA StarOne & GPRS Matrix sama-sama Rp 200 ribu/bulan.

Terima kasih Priyadi, yang telah menyediakan informasi sedemikian lengkap. Dalam hal harga memang mahal: untuk skala “kbps” saja ongkosnya masih belum bisa turun dari juta Rupiah.

Aaahh knp ADSL di Indo masih mahal banget. Saya aja disini unlimited dl (shaped until 14Gb), speed 512/128 Kbps cuman 60 dolar… hiks.. ntah kenapa gak ada kemauan untuk dimurahkan or ada perusahaan yang mau invest dan merusak harga mahal ADSL seperti halnya banyaknya airlines merusak harga pesawat mahal :( Unfair.. Mana di tempatku di Sby lum bisa dipasang lagi.. heheh agak pinggir sih emang, tapi tetep aja :)

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on January 10, 2005 5:46 PM.

Sumberdaya TI Masih ke Aceh dan Permalink was the previous entry in this blog.

Rencana Pemetaan Blogger Indonesia is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261