Dimaksudkan untuk melengkapi IGOS, Dani Firman Syah berpendapat perlunya langkah tambahan dan dicetuskanlah Gerakan Nasional Open Source (GNOS). Dalam gambaran yang disebutkan di emailnya, terdapat tiga tim yang perlu dibentuk:
- Tim pengembang Open Source, dengan tugas memberi solusi yang baik dengan membuat aplikasi Open Source;
- Tim distribusi Open Source, yang melakukan sosialisasi ke masyarakat; dan
- Tim dukungan (teknis) Open Source.
Dari diskusi di Technomedia Dani menyebut rencana dia masih sangat bergantung pada komunitas, termasuk dia sendiri belum menjelaskan misi dan visinya secara gamblang. Kemungkinan dari sisi ini gagasan tersebut akan mendapat pertanyaan yang boleh jadi terdengar ‘sinis’. Baik dari kalangan pengelola Warnet di lapangan yang sekarang sedang mencari Linux yang cocok untuk mereka pakai atau juga dari ‘kalangan terdidik’ yang biasanya berhati-hati sebelum mendukung sesuatu atas dasar pertimbangan rasional.
Banyak organisasi dan gerakan yang didirikan dan kemudian surut di negara kita. Tidak sedikit juga yang sebenarnya baru merupakan reaksi terhadap suatu kondisi — dan setelah itu mengendur. Agar lebih panjang umur dan dapat akomodatif terhadap keperluan di lapangan, menurut saya yang mendesak perlu dilakukan oleh GNOS — ataupun gerakan lain yang mulai peduli terhadap penertiban Warnet akhir-akhir ini — adalah tindakan langsung mengatasi persoalan yang sudah terjadi di lapangan. Hal ini dapat menguntungkan di dua sisi: dirangkul oleh lingkungan Warnet (dan kemungkinan bagian masyarakat lain yang memerlukan), sekaligus menjawab pandangan “sebelah mata” dari mereka yang sekarang meragukannya.
Kendati urusan organisasi penting dan gerakan tentu harus punya arah yang jelas, ada baiknya prioritas yang lebih didulukan adalah manfaat gerakan itu sendiri di lapangan. Memberi sesuatu ke komunitas, mencintai pandangan tentang Free Software/Open Source itu sendiri, dan kemungkinan besar urusan roda organisasi, termasuk arahnya, akan dapat disusun sambil berjalan.
Barangkali saya seperti terlalu mendulukan bergerak sebelum persiapan dan perencanaan, alasannya sederhana saja: lebih banyak yang menunggu bukti — apalagi untuk sesuatu yang disebut “gerakan”. Seperti ditanyakan di banyak mailing list hari-hari ini, yang dinanti adalah solusi-solusi sederhana dan praktis yang dengan cepat dapat dipakai oleh pemakai akhir.
tentu saja, gerakan open source harus terencana dengan baik. bukan begitu pak?
ugh, gak ngerti apa itu open-open source :(
Tentu, seperti saya sebutkan, “tentu harus punya arah yang jelas”. Usulan saya untuk mendahulukan aksi nyata di lapangan lebih terkait pada konteks prioritas, bukan meniadakan rencana. Karena dengan gaung besar, apalagi berlabel “nasional”, jika baru bagus di ide, akan sayang jika menjadi terlalu sibuk dengan gerakan itu sendiri. Lebih baik disibukkan oleh banyak gerakan lokal dan kemudian menjadi sesuatu yang besar — menjadi nasional dengan sendirinya.
Atau, memang kita sedang perlu semacam bahan bakar agar menjadi hangat?