Setelah sekitar empat tahun saya tidak mendatangi pameran komputer (yang sebenarnya lebih tepat disebut, “pasar kaget penjual komputer”, karena hanya berisi lapak-lapak penjual komputer) di Landmark, Jalan Braga, Bandung, Rabu sore lalu saya menyempatkan mendatangi pameran tersebut berdua dengan teman. Dengan judul “Pameran Komputer Akhir Tahun 2005”, kondisi acara tersebut tidak banyak berbeda dibanding sebelumnya. Mungkin karena masih hari pertama, beberapa lapak belum diisi dan beberapa barang baru didatangkan.
Pengunjung disambut lapak penjual notebook, termasuk layanan pembelian lewat pembayaran cicilan. Berikutnya, tinta pencetak menempati beberapa bagian di pameran, seperti bersaing anjuran untuk menggunakan tinta pencetak orisinal dari vendor pencetak dan alternatif diisi lewat suntikan yang berharga lebih murah. Termasuk peragaan pencetakan foto digital di atas kertas foto. Pertanyaan saya: apakah solusi mencetak foto sendiri bisa bersaing dengan cuci-cetak digital di tempat khusus? Misalnya jasa yang disediakan Fuji Image Plaza, yang berharga relatif murah.
Monitor CRT berukuran besar, 17”, 19”, sampai dengan 21”, dipajang di beberapa lapak, bersaing dengan jenis TFT. Selain faktor konsumsi daya yang lebih rendah, monitor TFT lebih sejuk di mata, dengan kompensasi “lebih berat di kantong”. Bahkan ada yang menawarkan TFT Acer dengan harga USD 1200-an; ukuran berapa inch gerangan?
Untuk komputer rakitan lokal, CPU 64-bit sudah mulai masuk pada harga Rp 3,5 s.d. 4,5 juta. Intel dan AMD bersaing dalam hal ini. Apakah harga tersebut sudah mengatasi anggapan bahwa pemroses 64-bit masih dirasa mahal? Sayangnya, spek untuk harga tersebut masih untuk sistem dengan RAM 128 MB. Mana tahan untuk kebutuhan saat ini? Sistem 64-bit sudah sepantasnya diimbangi dengan RAM minimal 1 GB, atau diperlukan “dana tunjangan” sekitar satu juta rupiah lagi.
iPod menarik-narik minat di beberapa lapak. Berdampingan dengan berjenis-jenis gadget yang siap-colok lewat USB, iPod sudah hadir pada hari pertama pameran tersebut mendahului PDA atau PC tablet.
Bagaimana dengan perangkat lunak? Keluarga Free Software belum hadir! Distribusi Linux dan keluarga BSD yang berlisensi bebas tidak saya temukan, demikian juga aplikasi berlisensi bebas untuk lingkungan Microsoft Windows belum tersedia. Sedangkan lapak perangkat lunak bajakan sudah dikurangi dari produk Microsoft; hanya Windows ME yang saya jumpai dari contoh yang mereka gelar.
Bagi saya yang tinggal di Bandung, mendatangi Bandung Electronic’s Center (BEC) di Jalan Purnawarman, sebenarnya sudah memadai tanpa perlu harus menunggu even khusus seperti pameran di Landmark ini. Tidak terlalu berdesakan dan lebih sejuk. Alhasil, kunjungan ke pameran dua hari lalu itu lebih berupa membangkitkan nostalgia dibanding motivasi mencari informasi produk misalnya.
Tambahan: tulisan tentang “pameran komputer” di Landmark ini pernah
juga diangkat oleh Yulian F. Hendriyana, Bazar Komputer
Landmark
Bandung.
Yulian menyebut, Pameran yang tak pernah mempunyai arti
sesungguhnya sebuah pameran ini […]
.
waktu dibandung dulu, kalo kebetulan lagi butuh harga komputer maupun printilannya.. dan kebetulan ada pameran di landmark, gue sama temen dateng kesana, tapi ga masuk, malahan nyampirin tong sampah deket pintu masuk, trus ngambilin brosur-brosur serta kertas promosi yang tergeletak di tong sampah, dan pulang kembali untuk ngecek harga2 nya :D
sampe kapan om pameran di braganya ?
Bener tuh, pameran komputer di Bandung kayaknya hanya ngumpulnya penjual komputer saja. Mbok ya ditambah apa gitu, workshop atau apalah.
Ada untungnya juga sih, kalo di pameran ngambil brosurnya bisa banyak dan ringan di hati.
asyik bgt klo bisa liat berkujung ke pameran seperti itu…
di t4 lilis jarang lho ada pameran seperti itu makanya lilis pengen deh sesekali berkunjung ke pameran itu tapi sampai detik ini ga kesampain juga…
:)