Tak kan Lari Pemakai OpenOffice karena Unsur Jaminan

| 10 Comments | No TrackBacks

Pertanyaan menggelitik dari ulasan Perubahan Ekstrem Office1 di Koran Tempo edisi 20 Desember 2005, hal. C12: Mengapa pengguna OpenOffice tetap jauh di bawah Microsoft Office? Barangkali yang dimaksud jauh di bawah dari sisi jumlah, dan jawaban kedua disampaikan oleh Manajer Pemasaran Produk Information Worker PT Microsoft Indonesia, Tal Adam Benzion sebagai berikut,

Bagaimanapun orang lebih suka membeli produk yang sudah dikenal kualitasnya sekalipun lebih mahal. Ada unsur jaminan di dalamnya. Mau lari ke mana jika pengguna aplikasi gratis, seperti OpenOffice, menghadapi masalah?, katanya.

Wah, sayang saya bukan pemakai aplikasi Office intensif, sehingga sependek pengalaman saya menggunakan OpenOffice di atas Microsoft Windows belum pernah terantuk persoalan yang sangat sulit diatasi.

Namun apabila pernyataan Tuan Benzion dimaksudkan untuk produk Free Software secara umum (maaf Tuan, Free Software tidak identik begitu saja dengan “gratis”, saya akan meminta upah jika Anda mengundang saya untuk pelatihan pemakaian Vim), sampai hari ini saya belum pernah berlari ke sana ke mari jika perangkat lunak Free bermasalah. Saya tetap duduk di depan komputer, mempelajari sistem bantuan, menjenguk arsip mailing list, mengetikkan beberapa kata kunci di mesin pencari, atau bercakap-cakap sejenak di kanal IRC.

Apakah itu yang disebut tanpa jaminan? Sampai hari ini cara yang saya gunakan di atas acapkali lebih cepat memecahkan persoalan dibanding menunggu email balasan dari layanan pelanggan produk komersial atau respon via telepon layanan konsumen.

Hebatnya lagi, mayoritas pemakai produk Office versi bajakan benar-benar bertahan menghadapi semua kesulitan tersebut “tanpa jaminan.” Atau barangkali pertanyaan di atas dalam konteks organisasi berskala enterprise? Saya persilakan pemakai sejati aplikasi Office menyorongkan pendapat yang lebih afdal.

1 Berita versi online tentang Microsoft Office 12 dapat dibaca di situs Web Republika, Microsoft Office 12 Lebih Mudah dan Berwarna.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/379

10 Comments

Jaminan apa? jaminan perlindungan dari virus? :p

Masalahnya, tidak semua orang mengerti bagaimana caranya join mailing-list, tanya ke forum, ublek-ublek Google. Jangankan untuk itu, mungkin melakukan reinstalasi saja sangat sulit. Ini bukan mengada-ada, tapi hal yang umum kita jumpai kok.

#2, Betul, jadi menarik dicermati sebenarnya berapa bagian (kualitatif juga boleh) pemakai aplikasi Microsoft Office yang memanfaatkan layanan purna jual mereka? Untuk pemakai di lingkungan SOHO, salah satu kendala penting adalah: layanan purna jual tersebut tersedia di Web yang berarti ongkos tambahan lagi untuk memperolehnya. Koneksi Internet mahal di Indonesia. (Saya berharap ada cerita yang menarik bahwa Microsoft mendistribusikan servis ini dalam bentuk CD misalnya).

Kenyataan lain adalah: aplikasi Office cukup mudah untuk dikuasai pemakai komputer secara umum. Selama aplikasi tersebut cukup stabil, pemakai dapat mengoperasikan fungsi dasar aplikasi Office yang mereka perlukan. Tambahannya dapat diperoleh dari buku yang ditulis pihak ketiga, yang — lagi-lagi — lebih murah dibanding “ongkos tunggu” layanan purna jual.

Sedangkan pada organisasi besar, justru dengan jatah anggaran dalam jumlah besar yang mereka miliki mereka lebih leluasa untuk merekrut tenaga bantuan (helpdesk) yang lebih siaga dibanding setiap pemakai Office di kantor tersebut kontak langsung ke Microsoft.

Beberapa waktu lalu saya membaca (entah dari mana lupa, kalo gak salah majalah komputer), bahwa OpenOffice menjadi produk pilihan yang “best” mengalahkan Office. Melihat hal itu saya jadi heran, apa iya OpenOffice begitu terkenal? Namun, konon (konon lagi nih) open office nanyainya akan semakin dahsyat. Selain bebas, fitur-fiturnya tidak kalah dengan Office buatan Microsoft

Kata-2 “jaminan” diatas kan kata-2 orang marketing;-)

Tapi kenyataanya memang saat ini, banyak instansi yang sudah “terjebak” di MS Office. Data-2 mereka dibuat dalam format MS Office. Susah untuk mengonversinya.

Saya sempat terlibat sebentar di pelatihan Linux dan OOo di suatu instansi RS. Ketika salah satu pegawai mereka mencoba mengonversi data excel yang memiliki ukuran 20MB-an, komputer SUSE 10, memori 512 hang.

Kendala yang lain, terutama di Indonesia, masih banyak yang kurang mengerti soal komputer. Di warnet, saya sempat mendapat pertanyaan, “kalo halaman HTML disimpan dengan mozilla Firefox, bisa ndak dibuka dengan Internet Explorer?”. Menyimpan catatan teks sederhana, carinya yah aplikasi “word”. Format teks, yah “word”, ndak tahu apa itu Notepad atau Wordpad. Ketika disediakan OOo, besoknya marah-2 karena katanya “word”nya ndak bisa dibuka dirumah. Ini sih solusinya gampang, setting dipaksa default ke “.doc”.

Saya belum mendapat kabar bagaimana keadaan selanjutnya setelah pelatihan tersebut, meskipun pimpinan instansi yang berkaitan, melaksanakan pengenalan Linuxnya bagi orang-2 yang “kurang mengerti komputer”.

Saya masih menunggu kapan OOo di Linux berjalan sama cepatnya dengan OOo di Windows dengan spesifikasi komputer yang sama.

selagi saya masih bayar Rp.15.000,00 per tahun, produk microsoft bisa dipakai dengan bebas :)

Serkitar dua tahun lalu, ada sebuah kantor yang menambah belasan unit PC branded termasuk didalamnya Windows dan MS Office yang resmi. PC langsung dibagi ke masing-masing bagian untuk dioperasikan. 30 hari kemudian, banyak karyawan yang komplain, karena dokumen Word atau Excel mereka tidak dapat disimpan. Ternyata karena masa registrasi untuk MS Office habis. Dalam warning boxnya, registrasi dapat lewat internet atau via telepon ke MS. Apakah mereka melakukan salah satunya? Tidak! Yang resmi di uninstall diganti yang bajakan. Yang penting masih pegang CD aslinya, katanya.. :)

#7 pengalaman yang sama dengan mas eko. Ada beberapa lab di kampus kami yang pernah juga beli yang asli begitu, namun apakah mereka melakukan registrasi semacam itu? Tidak, bahkan sejak install pertama.

Pernah juga saya tawari instal OpenOffice, bahkan nawari AbiWord sebagai langkah buat ganti Ms Word saja dulu. Dan tidak menjadi masalah yang begitu besar. Hanya saja, kemudian, ketika sudah ada yang Office 2003 dengan banyak fitur baru, ada kesulitan-kesulitan yang membuat ogah utk pindah ke free software.

Saya juga heran dengan istilah JAMIN ini. Apanya yang dijamin? Dijamin hanya berjalan di software tertentu? Tujuan pembuatan dokumen di office kan juga untuk bisa disharing?

BTW, saya sendiri menggunakan dua-duanya, OpenOffice dan Ms Office (yang ini jarang). Dan as far as I know… there’s no big problems ever happen…

Kadang saya berpikir bukan pengelola perusahaan yang kurang mengerti tentang open source software (dalam hal feature, cost, support, dst), tapi justru advokat open source software yang kurang mengerti tentang dunia usaha. Misal soal jaminan support openoffice ini, kenapa tidak dijawab dengan StarOffice misalnya. Sebab support OOo lewat milis itu bukan pilihan buat mereka. Bahwa nyatanya support MS-O itu datang dari helpdesk dan buku, bukan dari kantornya MS, itu nomor dua, yang penting mereka merasa nyaman bahwa mereka pakai sesuatu yang “Terjamin”.

Anyway, sudah ada belum yang memulai ini sebagai peluang bisnis ya ? Memasarkan CD + Buku OpenOffice.org versi Indonesia + Premium Technical Support misalnya…

Soal registrasi lisensi MS, ada baiknya kita “membantu Microsoft” membuat semacam FAQ yang cukup bagi mereka, sehingga mereka tahu bahwa memegang CD asli saja tidak cukup, bahwa yang versi OEM tidak boleh dipakai lagi kalau ganti komputer, dst.

Iya, saya tidak pernah mengerti dengan kelebihan licensi. Jaminan pelayanan memalui e-mail / fax ? untuk aplikasi Ms Office itu dalam masalah apa yg perlu dikonsultasikan ? bahkan untuk tingkat penggunaan tingkat lanjut (Macro/VBE atau add-ins) sudah banyak tersedia di web internet atau buku terbitan, malah lebih spesifik dengan kebutuhan informasi kita (tinggal pilih). So, pay for what … ? getoo loch :)

Sebenarnya dengan OpenOffice.org mendidik kita lebih mandiri, seperti pepatah “Beri seseorang kail jangan ikan” itu baik kenapa disangah? .

Mengenai OOo yang loading agak lambat itu dikarenakan saat buka awal semua aplikasi disusun,sehingga saat kita berpindah antar aplikasi akan lebih cepat&mudah. Trus mengenai CD’s OOo kan banyak di Distro, manualnya juga ada dalam bahasa Indonesia.

Introducing OOo now for better tomorrow.

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on December 25, 2005 4:47 PM.

Montase Foto was the previous entry in this blog.

Trends di Search History Google is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261