Wikipedia: Vandalisme Lawan Integritas

| 6 Comments | No TrackBacks

Rupanya sudah menjadi takdir di banyak tempat: sebuah kultur yang sebelumnya tenang, dapat ditolerir oleh hadirin di dalamnya, mendadak sontak menjadi heboh setelah diangkat keluar oleh figur sohor dan ditabuh oleh media massa bertiras besar. Ini yang terjadi di Wikipedia dalam pekan-pekan terakhir ini. Dimulai dari halaman-halaman yang ditemukan tidak akurat oleh Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, VJ MTV dan penyedia podcasting Adam Curry, serta jurnalis Amerika Serikat, John Seigenthaler, Wikipedia disorot bertubi-tubi.

Setelah diteliti lebih jauh, penyebab ketiganya adalah “sifat alamiah” gagasan Wikipedia itu sendiri, yaitu kebebasan semua orang untuk menambahkan atau mengubah halaman. Biografi Stoltenberg diacak-acak oleh vandal, Curry malah menyengaja mengubah halaman tentang podcast untuk sebuah motif menguntungkan dirinya, dan halaman tentang Seigenthaler diubah oleh seseorang yang beranggapan bahwa ensiklopedia tersebut adalah situs main-main. Seigenthaler menuliskan kekecewaanya terhadap Wikipedia di USA Today dan cerita ini meluas seolah-olah Wikipedia adalah pekerjaan sia-sia sebagai situs yang menyediakan rujukan. Padahal jika diamati halaman-halaman yang kontroversial acapkali terjadi untuk entri jenis biografi, sejarah, dan politik.

Dari sisi teknis, sebenarnya Wikipedia menyediakan fasilitas untuk menghadapi persoalan informasi yang dianggap tidak akurat: pihak yang merasa dirugikan dengan informasi yang tersedia dapat melakukan pemeriksaan terhadap histori tulisan tersebut dari bagian history untuk memastikan bahwa persoalan yang muncul di halaman tersebut bukan vandalisme. Lebih jauh lagi, apabila materi yang ditulis memang berlawanan atau berbeda paham, kita tetap dapat mendiskusikannya di bagian discussion.

Baik pembaca entri Wikipedia atau orang yang berkepentingan untuk ikut menuliskan entri di sana, perlu sadar diri seperti disebut Bill Thompson, komentator acara Go Digital di BBC World Service, dalam kolomnya, What is it with Wikipedia?,

Hari-hari tatkala semua semua yang Anda lihat di layar telah difilter, diamati dengan seksama, disunting dan diperiksa, sudah lama berlalu.

[…]

Audiens yang terdidik merupakan satu-satunya cara realistis untuk meyakinkan bahwa kita tidak digait, diakali, ditipu, atau merasa diserang oleh media yang kita konsumsi, dan belajar bahwa sumber informasi online boleh jadi tidak seakurat seperti yang dianggap, adalah sebuah bagian penting dari pendidikan tersebut.

Cerita tentang Wikipedia, kendati sudah mereda, masih berakhir pada “perang dingin” antara pihak penyerang — diwakili dengan antusias oleh The Register yang rajin mendatangkan tim Ensiklopedia Britannica (bisa ditebak opini yang dihasilkan) — dan fans sistem terbuka yang percaya situs seperti Wikipedia lebih murah dan lebih demokratis.

Dan Gillmore, penulis blog jurnalisme akar rumput dan dalam beberapa kesempatan menuliskan pemihakannya pada Wikipedia mengutipkan pendapat Danah Boyd,

Kita sebaiknya mengajari siswa-siswa kita cara menginterpretasi materi-materi yang mereka peroleh dari Web, bukan melarang-larang mereka. Kita sebaiknya memperbaiki ketidakakuratan yang kita temukan, alih-alih melakukan protes terhadap sistem. Kita memiliki pengetahuan yang memungkinkan mengerjakan hal ini, namun acapkali kita berlaku seperti anak-anak elit. Dengan cara ini, saya percaya para akademisi sepertinya kehilangan kredibilitas daripada Wikipedia itu sendiri.

Saya tetap perlu Wikipedia, banyak penjelasan awal yang diperoleh di sana dan membuat pencarian saya terhadap sebuah topik lebih fokus.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/381

6 Comments

Saya rasa, kredibilitas Wikipedia masih yang terdepan.

Wales, di satu interview oleh majalah CIOInsight Juni 2005 [hard copy, belum sempat menelusuri berkas digitalnya :) ], pernah menjawab kekhawatiran BBC terhadap vandalisme.

… Banyak masalah (vandalisme) akan hilang jika anda menggunakan wiki dalam perusahaan (think, sense of belonging). Tidak usah khawatir terhadap vandalisme seperti kita berhenti mengkhawatirkan mereka akan menjarah mesin Coke perusahaan. …

Lalu, satu quote tentang konsep bebas-bertanggung jawab :

Jika kita mengantisipasi vandalisme dengan prosedur kontrol yang ketat, maka kita memiliki masalah yang lebuh buruk.

Poin yang saya tangkap dari Wales: vandalisme masih wajar. Dia bisa hilang dari rasa kepemilikan bersama (sense of belonging) dan memang, butuh waktu untuk “educating reader/contributor”.

Untuk kedepan, saya percaya kredibilitas Wikipedia akan semakin terjaga dengan lebih banyaknya jumlah kontributor yang jeli, ketimbang jumlah usaha-usaha vandalisme.

(Wiki Id-Gmail aja dijaga.. apalagi Wikipedia. Hehe)

ttg Wikipedia sebagai situs main-main, ini ada posting menarik membahas kenapa kok banyak orang “ga nyaman” dengan keberadaan wikipedia:

The Probabilistic Age

Post diatas juga mengutip data yang jarang saya baca:

Today Wikipedia offers 860,000 articles in English - compared with Britannica’s 80,000 and Encarta’s 4,500. Tomorrow the gap will be far larger.

Kadang sesuatu yang baik itu bisa menjadi sisi lemah yg bisa dieksploit oleh kalangan tertentu.

Eniwei, ntar pasti ketemu lah solusinya. Mungkin akan dibatesi klo mo ngedit selain author/org pertama yang ngirim artikel ke wiki tsb. Mungkin semacem minta ijin kali ye ke pemilik artikel.

Tentunya klo vandalisme tadi udah makin menggila.

[OOT] Met taun baru Cak…

“Eniwei, ntar pasti ketemu lah solusinya. Mungkin akan dibatesi klo mo ngedit selain author/org pertama yang ngirim artikel ke wiki tsb. Mungkin semacem minta ijin kali ye ke pemilik artikel.”

Bagaimana kalau sang author pertama justru orang yang memutarbalikkan fakta?

“beruntung” tingkat akses internet dan IT-literacy di Indonesia masih sangat-sangat rendah. Saya tidak bisa membayangkan jika tidak, mengingat “budaya” vandalisme di bangsa kita yang sangat mengerikan.

Bagaimanapun, penyediaan fasilitas publik apapun bentuknya, memang membutuhkan kedewasaan dari pemakainya.

:)

68% isi Wikipedia tidak akurat, Wikipedia hanya dibaca oleh 68% pencari informasi.

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on December 28, 2005 11:18 AM.

Trends di Search History Google was the previous entry in this blog.

Impor Komputer Bekas atau Kedatangan Limbah? is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261