Koran Tempo edisi Selasa kemarin memuat tulisan tentang agregat blog. Budi Putra — penulisnya — memilih id-Gmail Junkyard, Merdeka, dan Planet Terasi; ditambah dengan kotak khusus berisi wawancara dengan Ronny Haryanto, pengelola Planet Terasi. Seperti disebut di artikel tersebut, terdapat dua jenis agregat blog: [untuk keperluan] personal dan publik. Ketiga agregat yang ditulis Budi adalah jenis kedua, publik. Sedangkan agregat personal yang saya tahu adalah koleksi Jaimy Azle di Log.web.id, dan Blogger.web.id yang dikumpulkan oleh Ady Permadi alias Bi[G]. Dulu juga sempat ada Zine Warnadunia. Sedangkan dua hari lalu Julius Sirait mengumumkan agregat personal yang dirancang dan dibuat sendiri.
Dari agregat blog yang tersedia untuk publik — setidaknya yang diliput oleh Budi Putra — ketiganya disediakan oleh penulis blog topik-topik teknologi atau si penulis bersentuhan dengan teknologi informasi. Kendati pemasangan Planet (salah satu perangkat lunak agregat yang sohor) relatif mudah, bagi penulis blog “non-teknologi” instalasi dan perawatan perangkat lunak seperti ini boleh jadi menambah persoalan tersendiri. Apakah hal ini dapat dijadikan ladang jasa berbayar? Belum saya dengar Planet Keluarga atau Planet Budaya misalnya, walaupun saya yakin topik-topik blog di seputar keluarga dan budaya punya komunitas yang juga riuh.
Untuk pembacaan sindikasi, saya mulai menggunakan Liferea (ah, ketergantungan terhadap XFree86 bertambah!) dengan pertimbangan adanya pengelompokan di sana lebih nyaman dibanding pembaca sindikasi di Opera. Yang sedang saya amati: bagaimana pertandingan efektivitas Liferea berhadapan dengan Mutt untuk kepentingan penulisan blog? Liferea untuk membaca atmosfir blog lewat sindikasi dan Mutt untuk membaca hiruk-pikuk milis domestik.
Agregat, sindikasi dan pembacanya, blog… ah, apa itu? Sila jenguk BlogPedia — dan, tentu saja, berkontribusi.
saya juga pake plugin bwat agregat
http://blog.rendymaulana.com
http://blog.ravetshirt.com
sedangkan ada lagi agregat dari muslim blog
http://komunitas.muslimblog.net
cukup ramai juga disana..
loh koq ada nama gue?
Terimakasih atas inputnya soal Blog personal. Menarik juga buat ditulis.
gimana membedakan aggregator umum dan personal? adakah kriterianya?
menurut saya sih pembagian aggregator lebih cocok jika dibedakan menurut topik atau bahasa atau demografi.
Kalau dari pengamatan sepintas, agregat blog pribadi umumnya dibuat tanpa interaksi antara pengelola dengan pemilik entri yang dimasukkan. Jadi semau-maunya si pemilik agregat, oleh karena itu biasanya pertimbangan utamanya adalah kepraktisan untuk pemiliknya dan blog preferensi dia. Kira-kira dapat dinyatakan, “Ya inilah bacaanku” dan dinyatakan di tempat terbuka (Internet tepatnya, atau intranet juga?).
Sedangkan agregat blog publik dimulai dengan keinginan lebih dari satu orang dan entri yang dimasukkan berdasarkan konvensi yang lebih luas. Bisa berupa sebuah kesepakatan antara pengelola dan blog yang diikutkan atau antarpengelola itu sendiri.
Tentu saja, varian-varian dan irisan-irisan pengertian di atas bisa bersinggungan. Tidak menjadi persoalan.
Sedangkan sudut pandang sisi lain seperti topik, bahasa, atau demografi, bisa juga melengkapi “cara memandang” agregat tersebut. Lebih demokratis, ya? ;)
“news aggregator personal” yang lagi gue develope itu, maksudnya yang gue pake sendiri (desktop app), gak di tunjukkan ke orang lain. Emang di screenshot yang gue tunjukin di blog gue, interface nya web. Emang iya, aku tulis http server kecil, jadi dibukanya pake browser. Tapi itu desktop application. (note: google desktop juga pake http server kan, port 4884?? )
Baru tau juga ada aggregator personal tapi di tunjukkan ke orang lain.