Persiapan Pendirian Sebuah Warnet (1)

| 20 Comments | No TrackBacks

Selain disampaikan lewat komentar di beberapa artikel di blog ini, beberapa pertanyaan tentang cara menyiapkan sebuah Warnet sampai di kotak surat elektronik saya. Perlu saya tegaskan di sini bahwa saya bukan pengusaha Warnet, belum pernah bekerja di/untuk Warnet, dan tulisan saya tentang Warnet lebih berdasarkan pada kabar yang saya terima dari media massa atau mailing list. Tambahan lainnya: jika sedang di luar kantor dan ada waktu luang, saya kerap menyempatkan mengunjungi Warnet terdekat. Ongkos yang saya keluarkan untuk akses Internet lewat Warnet terasa lebih bermanfaat dibanding dibelanjakan untuk “hiburan” lain. Alhasil, pada saat menjenguk ibu dan kerabat di sebuah kecamatan di Jember, Jawa Timur, saya perlukan mendatangi ibukota kabupaten untuk mencari Warnet karena belum ada investor yang mendirikan Warnet di kampung kami.

Apa saja yang perlu disiapkan untuk mendirikan sebuah Warnet? Untuk sampai benar-benar layak dan siap beroperasi, tentu perlu konsultasi serius dengan mereka yang berpengalaman (atau, barangkali sudah ada profesi “konsultan Warnet”?). Di tulisan ini hanya beberapa pertimbangan yang saya amati di lapangan dan dengar dari salah satu teman pengelola Warnet.

Pemilihan lokasi

Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Contoh: di Simpang Dago, Bandung, yang tidak jauh dari kampus ITB, ada sebuah Warnet besar yang juga punya cabang di Jatinangor, lingkungan kampus ramai di daerah Bandung Timur. Begitu pula di seputar Jalan Tamansari, Bandung, yang dekat dengan kampus Unisba dan Unpas. Demikian halnya Warnet yang konon terbesar di Kota Jember berada di daerah Tegalboto, kawasan kampus Universitas Negeri Jember.

Kendati demikian, pengakuan berbeda dari teman yang saya sebut sebagai pengelola Warnet di atas: lokasi Warnetnya justru bukan di lingkungan mahasiswa namun salah satu keuntungan menurutnya, “Tidak ada musim sepi karena liburan.” Sepengetahuan saya memang ada beberapa kampus yang menjadi sepi pada saat liburan karena ditinggal banyak mahasiswa pulang kampung atau berlibur. Namun ada pengecualian: kampus yang memiliki banyak mahasiswa dari kota yang jauh relatif tidak menjadi sepi terlalu drastis pada masa liburan — faktor ongkos pulang kampung.

Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Sudah mulai ada orang-orang yang mendatangi Warnet untuk bekerja secara remote. Saya baru mencoba cara seperti ini untuk pekerjaan pribadi, mengurus situs Web. Salah satu tulisan di situs ini saya ketik di sebuah Warnet di Jember (menggunakan Notepad di Windows XP, duh!). Pun waktu harus mengunjungi Medan selama tiga hari, saya pilih Warnet yang dekat dengan hotel untuk tetap bersentuhan dengan “jejaring sosial” dunia maya yang merupakan bagian dari pekerjaan pribadi.

Jumlah komputer

Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Saya pernah mengunjungi Warnet dengan tiga ruangan penuh pengunjung: satu untuk akses Internet, satu penuh dengan maniak pemain online game, dan satu lagi gabungan antara permainan online dan pengetikan skripsi. Pada saat saya pergi dari lokasi, pukul tiga lebih dini hari, ketiga ruangan tersebut masih terang-benderang dan pengunjung asyik melototi komputer sebagian dengan telinga tertutup headphone.

Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet. Salah satu Warnet besar di Bandung adalah pelanggan peringkat atas di PJI dan berbeda dengan Warnet kecil yang menjual ulang koneksi Internet ke “tetangga sekitarnya”, Warnet besar ini menyedot habis lebar pita koneksi.

Jumlah sekitar 20 buah komputer memadai untuk Warnet yang datang dengan modal memadai, sedangkan jika memang hoki, berawal dengan 40 buah komputer pun pengunjung antri!

Saya pilih dua poin di atas terlebih dulu agar artikel ini tidak terlalu panjang. Pertimbangan berikutnya akan saya tulis pada entri mendatang. Koreksi dan tambahan sila dikemukakan lewat komentar entri ini. Sumber lain yang sering membahas seputar bisnis Warnet secara praktis adalah mailing list Asosiasi Warnet.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/409

20 Comments

investasi software jg penting pak ..

tidak bisa dipungkiri pengunjung masih doyan Windows . Plus kita dapat fasilitas online gaming yang sebagian besar berbasis windows . Juga diperhatikan investasi software lain seperti antivirus , deepfreeze , billing . Kalau ditambah investasi ini .. akan melonjak modal awal kita :D

Sabar… kan saya beri penekanan bahwa yang ditulis di atas baru dua yang pertama. Ada rencana untuk menulis artikel susulan.

user kayanya yang penting bisa browsing chat terus nyimpen hasil cariannya tul nggak ??? soalnya aku juga user seh :D

Gimana kalo kita pengen ngebangun warnet di lingkungan masyarakat yang masih awam internet?

untuk para pembaca yg akan buka warnet /gamenet kursi sangat penting, harus NYAMAN didudukinya dan KUAT, jika anda anda membutuhkannya kontak saya di 0816619575 dijamin puas ga akan kecewa baik harga maupun qualitas, salam

untuk pa #direktif mohon ma”af tulisannya udah di tumpangi iklan, sekali lagi maaf yah…..

salam

Lokasi mempengaruhi tipe usernya pak . Misalnya , warnet di Buah Batu yg notabene dekat kampus STTTelkom paling banyak digunakan untuk download2.Biasalah tugas . Paling ideal kalau lokasi itu mixed . Seperti di simpang Dukomsel , dekat ITB dan dekat lokasi gaul . Jadi kalau siang rame buat chatting .. kalau malam buat download :D

Jumlah komputer juga mempengaruhi kenyamanan browsing . Dulu saya betah di sebuah warnet karena cepat browsingna . Begitu komputernya ditambah..well you can kiss me goodbye :D . Terpaksa cari waktu sepi untuk browsing misalnya subuh2 :p

Kayanya klo mao buka warnet yang bisa rame trus sampe malem. kita bisa ngebanyakin game2 online nya aja soalnya dari survey dikatakan para maniak game bisa main ataupun online rata2 minimum 3 jam sehari, bahkan bisa main sampai 10 jam sehari. coba kita bayangkan, keuntungan kita jika membuka warnet game online. :p

Utk Sion (no. 4), yang paling penting dari membuat usaha adalah pasar. Kalau mau membuat warnet di lokasi yang orang-orangnya awam terhadap teknologi internet, ya pasti susah. Walau punya niat luhur (membuat penetrasi ke masyarakat supaya melek internet), tapi mau ga mau musti siap gigit jari utk beberapa bulan pertama, kecuali jika Anda siap dengan promosi gede-gedean supaya gimana caranya orang2 tertarik utk masuk ke warnet Anda.

eh klo ada yg mau nanya seputar cara buat web /mau gw buatin web / situs hub gw aja di e-mail gw ” mail_bgt@yahoo.com “

Menurutku, dalam pendirian warnet atau ingin membuka usaha warnet, yg hrus diutamakan lingungan dimana usaha ini akan berjalan/berdiri, dengan kata lain dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan hal-hal yg dianggap negatif dalam pandangan masyarakat awam. seperti contohnya di kotaku, dmana masyarakat memandang internet itu sesuatu hal yang negatif, karena seringnya pemberitaan di media electronik tentang kejahatan2 yang ditimbulkan dari internet dan timbul pemikiran bahwa internet yang menjembatani hal-hal asusila/ pornografi.

Saya seia sependapat dengan komentar anjas adzee, dalam usaha warnet adalah yang harus diperhatikan faktor lingkungan, ada baiknya berdiri di lingkungan mahasiswa atau masyarakat berpendidikan yang butuh dengan akses internet dalam pekerjaannya.misalkan perkantoran/bank atau kata lain berdiri di tengah masyarakat maju.

mudah saja membikin warnet yang paling penting membentuk pasar,kunci dan inti warnet itu sukses adalah di properti.saya usulkan jangan buka warnet selagi properti itu menyewa sebisa mungkin beli,karna dimana warnet itu memakai tehnologi tren masa kini maka itulah yang ramai user.untuk memilih tempat bukan hanya lingkungan kampus yg ramai, tapi pilih tempat dimana disitu banyak warnet yang sudah berdiri jangan takut kalah atau sepi, justru ada warnet banyak disitu pasar sudah terbentuk. tinggal kita gimana cara dalam pelayanan untuk menarik user banyak.itu aja sekilas pengalaman saya masalah bisnis warnet.dan masih banyak trik dan tip jitu untuk menarik pasar.

Malang city.

dengan konsep warnet yg saya buat sejak awal akhirnya terbentuk sendiri pasarnya .. jangan khawatir utk tidak membuat warnet yang standard… coba padukan dengan konsep keinginan sendiri .. pasti kalau tekun .. warnetnya akan baik penghasilannya ..

@obret: kursi direktur @ brp an? klo beli banyak dpt potongan brp %

Siapa mau buka warnet, sekarang ada monitor plasma merk SAMSUNG lagi murah, ada yang butuh LAPTOP PIV, second hand australia dan USA, kondisi masih sangat baik dan mulus Merk Toshiba.

geloooo ga ngerti tau!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ga penting,ga berguna, BASIIIIIIIIIIIIIIII ABIEZZZZT,,,,,

tutup aJa Web nya….

fren gw ada rencana buka warnet nieh ada yang punya perkiraan biaya ga? dengan spek komputernya juga kalo bisa, berapa ya biaya yang harus gw keluarin untuk warnet tanpa game online sorry biaya gw minimal kalo bisa minimal juga ya thansk atas masukanya … kirim ke email gw aja an_najm26@yahoo.com

pentiiing banget warnet tu, malah saya pengen tau caranya buka warnet yg sudi beritahu caranya tlong email ke masudramatullah@yahoo.com

bagi temen-temen yang tau dimana and gimana cara dapetin game untuk internet yang online tolong kasi tau ke nun_charon@yahoo.com soalnya sudah dicari kemana-mana tapi belum ketemu,and kalo mendownload banyakan yang isi virusnya,terutama ragnarok online,thaks be4

kalo boleh saya minta dikirimkan data selengkap-lengkapnya untuk menjalankan bisnis warnet. Dari masalah sewa tempat sampe semua alat penunjang yg dibutuhkan. Tapi harga dipres seminimal mungkin ya. makasih

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on March 23, 2006 5:35 AM.

Agregat Blog dan Sindikasi was the previous entry in this blog.

Pekan Baca Tulis 2006 di Kampus ITB is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261