"Pengokot" dan Email-Email Sejenisnya

| 3 Comments | No TrackBacks

Hanya sehari setelah saya mendapat pertanyaan lewat Yahoo! Messenger dari seorang teman di Bandung tentang “staples” yang kemudian dikaitkan dengan “okot”, “mengokot”, dan “pengokot”, esoknya di mailing list yang beranggota aktif teman-teman di Groningen, Belanda, email tersebut muncul. Saya yang sebelumnya tidak menyangka bahwa pertanyaan teman lewat Yahoo! Messenger tadi berasal dari email, langsung membayangkan: berarti sedang terjadi gelombang penyebaran email berisi “inovasi” dari sebuah surat pembaca di Majalah Tempo.

Untuk sementara semua email yang bersubjek Bahasa Indonesia-nya STAPLER, JEKREKAN, JEPRETAN atau variannya saya biarkan lewat, hanya sekali saya komentari dalam bentuk “catatan” 1. Sampai akhirnya di mailing list Technomedia saya peroleh taut ke blog penulis “stapler” tadi, yaitu Agung atau Mbot, di Mbot’s HQ. Agung menceritakan tanggapan yang diterima dan dari salah satu bagian paragrafnya,

Soal kopi-mengkopi ke e-mail; memang pastinya gue akan lebih senang kalo orang sudi mencantumkan sumbernya dari multiply gue.

Lagian, gue juga merasa nggak pada tempatnya untuk ngotot2 soal hak cipta.

Tulisan Agung tentang email-email dia yang disebar lewat mailing list dan menghasilkan efek domino sedikit-banyak menggambarkan perangai banyak pemakai email terutama di mailing list publik. Begitu terdapat sebuah pesan yang dianggap menarik, tanpa banyak pertimbangan langsung diteruskan — seringkali masih ditambahi penekanan bahwa pesan itu adalah berita penting.

Cobalah untuk menahan diri. Menghadapi email bertumpuk tanda baca “>” di awal baris pesan (menunjukkan sudah diteruskan berkali-kali oleh klien email) atau tag “Fwd” (forward) di subjek, jangan menjadi latah untuk meneruskannya ke forum lain lagi.

Bersikap kreatif. Kumpulkan beberapa kata kunci yang terdapat di email dan masukkan ke mesin pencari untuk mendapatkan gambaran pesan yang disebarkan: sekadar email yang berseliweran, email berisi pesan yang perlu dibandingkan dengan rujukan yang lebih sahih (entri “stapler” dan “staples” dapat diperoleh di Kamus Umum Bahasa Indonesia), atau hoaks pendatang baru?

Senantiasa menyebut sumber rujukan. Mengirimkan email untuk pihak lain yang bukan tulisan kita sendiri tetap dituntut penyebutan rujukannya. Walaupun penulis sudah merelakan hasil karyanya disebarkan seperti halnya yang dikemukakan Agung di blognya, mari belajar menghormati jerih payah orang lain antara lain dengan menuliskan identitas yang bersangkutan. Manfaat lainnya: dengan menyebut sumber rujukan, penerima pesan tetap dapat memeriksa silang materi yang diterima.

Kisah email “pengokot” ini akan saya masukkan sebagai entri di Wiki #direktif, selain kumpulan email hoaks yang sudah disediakan di sana.

Salut untuk Agung, sudah empat tulisan dia yang beredar secara efek domino di belantara mailing list.

[11 Mar] 1 Yudanto “menemukan” pengokot dari kata kokot dan dijelaskan di komentar di tulisan Agung, Angotnya soal Pengokot. Kokot juga tercatat di Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/406

3 Comments

Yang penting juga dari menyebutkan sumber rujukan adalah mengetahui alur penyebaran, jadi bisa tau sumber awalnya dr siapa, siapa yg merujuk ke siapa, dst. Kalo cerita yang sama muncul di dua tempat berbeda dan tidak menyebut sumbernya ini bisa menimbulkan kebingungan dan tidak bisa establish credibility ke ceritanya.

terima kasih sudah mampir ke blog saya :-)

Abang.. tambahan buat daftar hoax nih.. Cari yang namanya Abu Muhammad Ibn Shadiq di google. Ada dua artikel: Yang pertama tentang “Bulan pernah terbelah” dan yang kedua tentang “mukjizat air zam-zam”. Alasan kenapa aku mencurigainya sebagai hoax bisa dibaca di: http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/03/hati-hati-dengan-ibn-shadiq.html

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on March 7, 2006 3:59 PM.

Keengganan Menyediakan URI was the previous entry in this blog.

Selain Grup Pemusik "Indie", Ada Juga Pengamen is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261