Telkom sedang menebar harapan lewat iklan: promosi mereka tentang Telkom Internet Goes To School (hai, sasaran pemasaran ini adalah masyarakat secara umum, mengapa bukan Telkom Internet Sahabat Siswa?) berulang-ulang muncul di sesi pariwara televisi swasta. Kendati disebut di akhir iklan bahwa target mereka 70.000 sekolah di nusantara, gambaran yang disodorkan justru segenap lapisan masyarakat: pemetik butir kelapa mengobrol tentang Internet dengan rekan kerja, seorang gadis menyindir pacarnya akan menggaet gadis lain lewat Internet, pertanyaan kehalalan Internet di surau, hingga mimpi Internet datang sehari sebelum boks-boks Internet dipasang.
Rendy Maulana menyambut dengan harapan umum layaknya pemakai
Internet di negeri
ini sambil sedikit mengernyitkan dahi,
Semua informasi bisa kita dapatkan di internet?
Ah,
tumben fans Hermawan Kartajaya satu ini seolah lupa dengan
bahasa pemasaran?
Kelihatannya akses Internet untuk daerah-daerah pedesaan sedang menggeliat. Di rubrik Teknologi Informasi majalah Tempo edisi 1—7 Mei, dengan judul Revolusi di Ujung Cangkul, dipaparkan program Bappenas dan PBB membangun pusat komputer dan koneksi Internet di pedesaan. Tujuh tempat yang dipasangi telecenter: e-Pabelan (Magelang), Madurasa (Muneng, Madiun), Semeru (Kertosari, Lumajang), Lalupu (Kendari), Gorontalo (Tuladengi, Gorontalo), dan satu lagi di Papua. Menurut Tempo, salah satu misi program ini adalah mengurangi kemiskinan, kendati petani, “lebih banyak yang cuek.”
Mana yang sebenarnya sedang menjadi target: lingkungan sekolah atau masyarakat? Iklan Telkom seperti bercerita kepada masyarakat urban bahwa saudara-saudara mereka di pedesaan juga mulai “demam Internet”. Selain gambar pedesaan yang rapi-jali lengkap dengan gerakan lambat, pernyataan eksplisit jumlah pemasangan untuk sekolah yang terlihat seperti “laporan kepada masyarakat kota”, dan… mendatangi masyarakat di pedesaan dengan slogan “Committed 2 U”? Bukan hanya berbahasa Inggris, melainkan juga bergaya SMS ABG.
Sambil membaca reportase Tempo, salah seorang teman juga bertanya agak retorik: apakah seperti ini gambaran petani di desa nantinya? Di foto terpampang gambar sekumpulan petani sedang memandangi monitor di depan mereka. Ingatan saya melayang ke program klompencapir yang mendorong petani di pedesaan untuk lebih banyak lagi menyimak radio dan televisi (bagian “membaca” lebih sulit dilakukan). Di bagian akhir tulisan di Tempo disebutkan bahwa layanan tersebut banyak dipakai oleh pelajar. Kemungkinan pelajar ini yang dapat menjadi “mediator revolusi”: menghubungkan ketersediaan teknologi informasi, fasilitas yang terdapat di Internet, dan sikap sebagian petani yang lebih suka dicarikan. (Betul, mereka sudah kepayahan ditempa terik matahari di sawah plus sekian resiko lain, apakah masih harus bersusah-susah di depan Google?)
Di Belanda, layanan dari kantor telekomunikasi yang lebih dulu menjangkau daerah pedesaan lewat ketersediaan ADSL dan sekarang telkom nasional juga yang pertama “terkena getah” pemakaian VoIP yang kian meluas. Yang perlu kita pelajari: mereka tidak kapok atau rewel dengan regulasi pada kompetisi tersebut.
nggak lupa dengan bahasa marketing kok om…
menurut saya bahasa marketing seperti itu tidak cocok diterapkan kepada masyarakat desa… itu saja :D
namanya juga jualan oom :)
Hehehe… terlalu glamor dan “fantastis” ya? ;)
tapi kemasan iklannya menarik. cukup membuat saya penasaran ketika pertama kali melihat. :D
dari segi iklan bagus dari segi pendidikan kurang, karena terlalu mengheboh-hebohkan. Yang kurang juga adalah counter partnya. Jangan2x nanti semua masyarakat desa menelan mentah2x apa yang ada di Internet, pendidikan yang begini kan seharusnya juga ditonjolkan. JANGAN MENELAN MENTAH2x APA YANG ADA DI INTERNET. Secara perusahaan nasional.. yaaa.. kejar setoran lah.. :D kalo nggak bakalan kena penalty. :D
Petani dan siswa membaca informasi dari Internet ? Agak bombastis sih. Lha gimana ya, realistis aja lah.
Nggak usah petani, nggak usah membaca informasi di Internet, anak mahasiswa aja kalo dikasih textbook atau manual bahasa Inggris malah balik nanya “Ada bahasa Indonesia nya nggak ya ?” ;)
Akhirnya balik lagi ke Klompencapir. Makanya, berterima kasihlah kepada Pak Harto yang mencerdaskan petani ;)
Iklan memang untuk pemasaran :)
Konsep internet di pedesaan juga bagus lo yach. Ada opsi buat mereka.
Petani … yang mana?
petani - buruh tani
petani - tengkulak tani
petani - …
Hmm … kalau ada yang melihat peluang berbisnis dengan orang desa … ajak-ajak yowww …
Thanks.
Iklan yang bagus…. Saya malah terharu Salutlah buat TELKOM Semoga targetnya tercapai..mencerdaskan kehidupan bangsa
Iklan yang menarik dengan visi yang baik. Antusias masyarakat pedesaan harus nyata seperti yang terlihat di iklan. Akan terjadi perubahan pola pikir dan peningkatan ilmu pengetahuan pada masyarakat desa yang berdampak baik dengan akan bermunculannya aspirasi baru dari kaum intelektual pedesaan. Pemerintah harus sudah siap menyalurkan aspirasi mereka di masa mendatang.
Kalo menurut aku sih Iklannya itu cukup bagus, jadi bikin orang -orang awam tentang internet jadi penasaran; apasih, bagaimana sih caranya, jadi rasa keingin tahuan masyarakat tentang internet itu. sebuah contoh, dahulu/sekarang masih ada yang kirim surat lewat pos antara kota dengan desa dengan memerlukan waktu yang lama. Tetapi dengan INTERNET ini untuk urusan kirim surat-menyurat itu lebih cepat paling lama 5 menit sudah sampai, Gitu Lho… (asal harus punya alamat E-mail (Email Address). Pokoknya informasinya lebih cepat lah begitu.
Terima Kasih
telkomnet emang dah mulai cukup otre dibanding 2 tahun lalu yg notabene setiap orang yg dial pasti ada sumpah serapah. kalo sekarang sudah mendingan,
tapi yg di sesalkannnnnnnnnnnnnnn
GUE pribadi gak setuju dengan iklannya masa iya sabtu/minggu Rp.1000/ menit. flat ajahhh kaleee dan biayanya Rp.300/ menit juga pihak telkom dah untung. kapan majunya indonesia kalo begini terus. maju juga paling2 23 tahun yg akan datang.
cheers
owat95
kalo gw bilang sih nggak terlalu glamor…namanya juga kan itu “mimpi” telkom (mimpi gw juga),. yah kalau nanti2 petani kita melek internet ya nggak apa2 tapi mungkin itu petani kita tahun 2020 ya?…..soalnya petani sekarang aja sulit untuk membaca gimana mo internetan yg notabene banyak bahasa iggrisnya….nanti jangan2 petani ngomong “dek…login itu dimananya jawa tengah ya?”…wakakak
Mungkin ada sedikit kesalahpahaman disini, kalo menurut saya target telkom bukan para petani, melainkan sekolah - sekolah yang ada di pedesaan. Tujuannya tentu saja untuk menunjang pendidikan..Program ini diberi nama IGTS (Internet Goes To School)
menurut saya promo iklan itu bagus supaya masyarakat indonsia tahu akan kemajuan dibidang informasi kususnya internet
namanya juga ingin mencerdaskan bangsa, tolong dukungan dong!!!!
Masak dukung sby-mjk dengan JANJI 20% anggaran APBN aja didukung, yang notabene sampai sekarang jd PRES lupa ama pendidikan.
DUkung Internet Goes to School (IG2S) Yo!!!
Telkom kayaknya nggak sedikit loh ngeluarin duit, bayangin coba pasang iklannya aja berapa duit?????
thx
Pendukung: apakah mengeluarkan duit yang besar untuk iklan otomatis berarti mendukung Internet Goes to School? :)
Sejak ada iklan itu, internet di gedung telkom sini jadi lambat. Petani2 itu kira-kira download apa ya?
Nggak salah tuh tarif Rp1000 per menit hari Sabtu Minggu. Apa nolnya nggak kelebihan ? Kalo nurut guwa sih, emang targetnya sekolahan kok, lha namanya aja Internet Goes to Sekul, bukan Internet Goes to Farmer
kenapa pesimis dengan internet masuk desa? bukannya bersyukur bahwa masyarakat di pelosok Indonesia mengenal teknologi. Di Amerika sana petani dan peternak saja bisa memakai email…kenapa kita tidak berani bermimpi kelak anak cucu kita memakai pupuk yang dipesan secara online atau mendownlod informasi tentang penyakit ternak.
dare to dream my friend… dare to dream
majulah Indonesia dari keterbelakangan dan pesimisme yang menghambat.
betul teman, sumuanya itu pasti ada tahapannya, mungkin tahap pertama adalah pelajar (sebagai mediator revolusi informasi), setelah komunitas pelajar ‘melek’ teknologi, mereka pasti akan menelorkan bahwa betapa guampang ‘bertransaksi informasi’ melalui internet kepada lingkungannya…. nah, pararel dengan itu, pasti telkom juga mempersiapkan infrastruktur ‘ngenet for publik’, meng-igts-kan aparatus pemerintah desa, membuatkan web-web aplikasi yang menunjang berbagai bisnis, sekaligus meng-igts-kan ‘pak tani’, jangan lupa lho saat ini telkom ada sampe tingkat kecamatan, belum lagi dukungan PT.POS yang udah kerjasama dengan TELKOM dengan WARMASI-nya… wow pokoknya udah kepikir lah….
salam.