Koneksi Internet yang murah tetap merupakan iming-iming yang menggiurkan: Singapura berminat menyediakan akses nirkabel untuk koneksi Internet berkecepatan tinggi dengan gratis selama setahun. Di diskusi mailing list Technomedia, Budi Rahardjo menyebut hal ini seharusnya kira-kira sama dengan menyediakan akses WiFi untuk daerah seukuran Bandung.
Bagaimana dengan Bandung sendiri? Di beberapa tempat umum — pusat perbelanjaan, kedai minum atau makan, dan lembaga pendidikan — tersedia akses WiFi. Layanan WiFi dari Melsa dapat dilihat di daftar lokasi hotspot gratisan di Bandung dan Telkom sendiri menurut “keluyuran” Kuncoro Wastuwibowo menyediakan di BEC. TELKOMHotspot menyebutkan sebagai berbayar, sedangkan Kuncoro hanya menyebut, “… langsung bisa dipakai tanpa harus tanya userid dan password.” Bisa jadi memang gratis atau Kun berbekal kartu akses untuk perjalanan dinasnya.
Jika hendak membandingkan kualitas vs. ongkos, di beranda Plasa Bandung Indah keduanya berdekatan: Melsa menyediakan di gerai McDonald’s, sedangkan Telkom di Starbucks. Jika McDonald’s menyediakan susunan meja-kursi di luar dan selasar, dengan tata letak ruang di Starbucks, selain perlu ongkos akses, perlu uang jajan tambahan untuk — minimal — secangkir kopi.
Akhir bulan Mei lalu saya menghampiri promosi Telkom Speedy di BEC, dan hitungan dana awal yang diperlukan: untuk modem sekaligus router WiFi (agar bisa dipakai oleh beberapa komputer di rumah misalnya) sekitar Rp 1 juta, biaya registrasi dan abonemen selama tiga bulan dikorting 40%, menjadi 90 ribu dan 180 ribu Rupiah. Wah, saya belum siap untuk tambahan pengeluaran tersebut; sedangkan di sisi teknis, saya agak meragukan kualitas kabel Telkom di tempat tinggal kami karena untuk Telkomnet Instant saja kecepatan akses yang saya peroleh hanya sekitar 28 kbps. Hal lain: bagaimana jika saya harus pindah rumah dan belum tersedia sambungan telepon? Bandung euy — sempat terkenal dalam hal kesulitan pemasangan sambungan telepon baru.
Jadi persoalan di atas: pada ketersediaan koneksi atau yang belum terjangkau isi dompet saya? Hehe…
Cerita tentang kualitas koneksi juga sedang ada yang menggiurkan: Slashdot menyebut sebagai Warnet tercepat di dunia. Personil di BT menggunakan ilustrasi bahwa dengan komputer yang ada di kafe Internet tersebut dimungkinkan mengunduh berkas seukuran DVD Encyclopaedia Britannica dengan 19.000 ilustrasi, 629 klip audio dan video, dan 100.000 artikel dalam waktu seperempat jam.
Namun ternyata pagi ini ada sorak gembira dari Rahmat M. Samik-Ibrahim yang sedang menggunakan koneksi Juita UI: dengan 30 Mbps hanya perlu “beberapa menit” untuk mentransfer sebuah ISO image1 dari Depok ke Mampang. Depok-Mampang Superhighway atau benar-benar mumpung mahasiswa sedang libur?
[16:10] Keterangan dari teman yang pernah menanyakan perbedaan harga yang mencolok antara Jakarta dan Bandung, menurut salah satu penyedia jasa koneksi di Bandung karena ongkos yang diminta oleh penyedia kabel optik Jakarta-Bandung memang masih tinggi.
1 Apa terjemahan image yang tepat dalam konteks ini? Ada usulan?
internet masih menjadi barang mewah di indonesiaâ„¢… entah sampai kapan… padahal kalau internet murah, dapat memajukan bangsa (jika digunakan dengan benar, red.)
image mungkin bisa tetep diterjemahkan sebagai citra, yang penting bagaimana membiasakan istilah citra (atau mungkin terjemahan lainnya) dalam konteks tersebut pada percakapan sehari-hari
Untuk pemakaian seperti image processing, saya sepakat dengan terjemahan pemrosesan citra. Apakah hal ini sudah memadai untuk juga “diperluas” mengikuti semua pemakaian image?
Jika demikian, saya juga tidak ada masalah dengan urusan pembiasaan, seperti halnya terhadap padanan istilah lainnya.
kalau di izinkan ibu kost menggunakan line teleponnya, saya pasang speedy, kalau ga boleh, tapi boleh pasang line baru (kepala 8) saya pasang telepon baru+speedy, kalau ga boleh, saya nginep di kampus saja seperti biasa…
kalem
Sambil berharap… semoga ibu kos Rendy membaca harapan anak kosnya di atas.
AFAIK, kalau untuk ethernet, modem, dan sejenisnya biasanya menggunakan satuan “bit”, sedangkan “byte” di gunakan pada level aplikasi. Seperti misalnya pada saat download browser yang terlihat misalnya 4 KB/s. Nah, tulisan 28 kBps diatas itu mana yang dimaksud?
di BEC kayanya bukan telkom deh. soalnya waktu itu tinggal pake, gak perlu login2nya dulu. tapi yang bukan di foodcourt memang harus login dulu.
tapi waktu terakhir online dari BEC, ditanya sama 2 orang yang beda “gimana sih caranya connect ke internet? kok saya kemaren gak bisa2?” :)
Dudi, terima kasih, sudah dikoreksi. Rujukan dari Google: modem 28kbps.
Priyadi: saya sendiri belum pernah mencoba WiFi di BEC dan juga belum melihat langsung penjelasan dari penyedia WiFi di sana.
Saya kira, berbahasa dengan baik tidak selalu harus kaku kan? Nama, misalnya, tidak perlu ditulis lengkap. Mengganggu. Akses di BEC yang saya coba itu bukan dari Telkom. Mudah2an tulisan saya tidak menyesatkan terlalu banyak orang.
Tentang nama, saya punya “aturan” begini: di sebuah tulisan, pertama kali disebut lengkap seperti yang ditulis oleh pemiliknya di situs pribadi, email, atau publikasi lainnya, tujuannya agar jelas orang yang dimaksud. Setelah itu, baru saya tulis dengan panggilan atau bagian depan. Jika ybs. tidak menuliskan lengkap identitasnya atau menggunakan nama-pena, tentu saya hormati juga keinginannya. Misalnya, Eko Juniarto dulu hanya menyebut Ryosaeba di blognya, maka saya gunakan identitas tersebut. Setelah dilengkapi dengan keterangan nama lengkap, sekarang saya tulis dimulai dengan Eko Juniarto, dan berikutnya Eko.
Mudah-mudahan cukup jelas dan tidak mengganggu. ;)
Tentang hotspot di BEC, terima kasih atas klarifikasi di atas, dengan demikian menjadi jelas. Saya hanya menghubungkan dengan keterangan di halaman Location of TELKOMHotspot.
curi-curi dengar katanya tahun ini highspeed backbone antar universitas se-Indonesia (ICT backbone aka Inherent) mulai beroperasi. denger2 katanya utk pulau jawa mempunyai kapasitas 155 Mbps menggunakan SDH. sedangkan utk luar pulau jawa menggunakan LC 8Mbps. ada yng bisa cerita ?
hmmm…nampaknya ada yg berharap dapat koneksi kenceng gratisan… xixixix… ;))
Junkerz: betul, kalau bisa dapat gratis, mengapa bayar mahal? Hehehe… :p
Kita harus ber andai andai dulu, nanti akan jadi kenyataan, tapi NANTI kapan ya :D
Dhiksie: barangkali sedikit keterangan dari Ronnie Muhadi di Laboratorium Arsitektur dan Jaringan Komputer - Informatika ITS ini yang Anda maksud?
Amal: wah gosipnya bener ternyata 155 Mbps SDH antar kampus (pulau jawa) :-)) luar pulau 8 Mbps LC tapi ya not bad lah :-)
image untuk kasus ISO image sepertinya kurang pantas diterjemahkan sebagai “citra”, mungkin lebih sesuai diterjemahkan menjadi “duplikat” atau “cetak ulang”. Bagaimana?
“sayang klo kekuasaan berada ditangan yang salah”, nah tau sendiri klo SDM di Indonesia itu masih dalam tingkat yang menyedihkan…..gi pula kesadaran bangsanya untuk maju juga masih kurang……nah klo entaran dikasi koneksi kenceng apalagi gretongan…..hmm…akhir akhirnya…..carding lagi…hacking lagi….donlotan file file yang berbau porno….n macem macem hal yang gak guna….waaah berabe tuh…..mau jadi apa bangsa kita
menanggapi tulisan mas Jaka, untuk masalah kesadaran bangsanya yang suka carding, hacking or anything lah. Aku pikir jangan berpikiran yang pesimistik dulu dewh. Karena dengan adanya keinginan belajar, yang di awali dengan ketertarikan seperti itu, di tambah dengan koneksi yang murah, aku yakin orang Indonesia gak kalah kok ma yang lain. Malah satu hal, orang-orang yang dibilang geek ato master/suhu, mungkin dulunya di awali dengan hal yang sama. Learn by doing is the best way to learn anything. Terus, banyakin web2 Indonesia yang lebih berbobot, yang lebih berisi, banyak berbagi tentang pengetahuan dsb. Hidup Indonesia.
mimpi hari ini kenyataan hari esok…tapi kapan ya Indonesia bisa seperti Singapur ? salam kenal :D
tangan yg slah gimana sih? hacking ? yg namanya hacking itu orang pinter mas. mas jgn ngiri klo nda isa hacking. saya aja pengen tau gimana memperpanjang umur kuota speedy saya. sepertinya kayak tlp wartel aja nih kuotanya? jalan pulsa cepet bgt. 1 jam 3mb????? padahal saya buat bot aja d rmh. ga pernah browsing blass.. speedy emang omdo (omong doank). katanya gratis??? selama trial. kok saya pke sebulan udah ada tagihan???? asu dehh!!! jadi ya tetep ga saya bayar.