Komentar tentang 3G

| 10 Comments | No TrackBacks

Harry Sufehmi menyebut 3G dan risiko “kecanduan” teknologi baru yang digunakan dalam konteks teknologi telepon genggam. Ini mengingatkan saya pada tiga komentar yang pernah diungkapkan di depan saya.

Calon investor: coba kalian pikirkan materi baru yang dapat dieksplorasi. Para pemain 3G tentunya berharap hal ini sebagai tindak lanjut dari investasi milyaran mereka pada saat mendaftar. Bagaimana dengan e-learning?

Cara pandang optimis dari investor. Sedikit rem: salah satu situs Web belajar interaktif yang berbayar masih kesulitan menjual voucher mereka dan pemasukan dari iklan belum seimbang. Jenis materi hiburan kemungkinan lebih atraktif; atau, jika masih terus di e-learning, perlu modal awal lumayan.

Pemakai telepon berbekal kemampuan teknis: aplikasi di atasnya biasa saja, tiada beda dengan sebelumnya. Hanya sekarang lebih cepat karena jalur lebih lebar. Bagaimana dengan harga? Apakah masih tetap mahal?

Pandangan umum mereka: kondisi belum yakin bahwa teknologi baru akses Internet dapat lebih murah. Memahami teknologi baru lebih mudah dan lebih masuk akal dibanding menjawab pertanyaan klasik dan retorik, Mengapa koneksi Internet masih juga mahal di negeri kita?

Salah satu kerabat di ujung timur Pulau Jawa: pertimbangkan pemakaian telepon genggam yang sudah mendukung 3G, supaya keluarga kalian dapat bercakap-cakap dengan kami lewat fasilitas kamera di telepon genggam.

Mudah-mudahan ini bukan masuk kategori “korban iklan” karena berarti ada kemungkinan konsumsi perangkat komunikasi baru dan layanan ekstra. Lagi-lagi kembali pada pertimbangan ongkos. Walaupun ongkos silaturahim lewat 3G lebih murah dibanding datang langsung secara fisik, tetap akan lebih menyenangkan jika menyodorkan terobosan tarif baru lebih murah untuk teknologi baru.

Betul: lebih murah, lebih murah, dan lebih murah… Apa lagi selain itu?

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/482

10 Comments

kelihatan lebih keren bin gaul dan bikin (lebih) berani gertak :)

dijamin boros untuk belanja pulsa :)

Lebih murah ? Bagaimana dengan “lebih produktif” dan “lebih kreatif” ??

saya agak pesimis dengan keberhasilan 3G di Indonesia. selama ini yang sering digembar-gemborkan adalalah fasilitas video call. lewat fasilitas ini wajah orang di ujung telepon yang lain bisa kita tatap. tapi, seberapa besar pemakai layanan ini? nyamankah kita ditelepon oleh klien sambil menatap wajahnya? saya pikir ini tidak akan menjadi application killer.

mungkin justru music/movie download yang akan sukses. sayangnya, banyak orang yang belum tahu. mungkin koneksi super cepat yang akan menjadi application killer. kita belum tahu.

yang saya takutkan adalah kegagalan operator penyelenggara 3G dalam memasarkan teknologi ini ke konsumen. biaya mahal yang sudah dikeluarkan mau tidak mau akan dibebankan kembali ke konsumen. ugh, terbayanglah kalau Lippo Telcom dan Hutchinson yang belum punya basis konsumen yang besar harus bangkrut. let’s wait and see.

Walaupun saya tertarik dengan 3g dan sudah pernah mencoba video call dengan hp istri saya. Saya blom mau beli hp dengan 3g enabled, karena sudah dipastikan sekali saya blom butuh.

Oleh karena itu saya beli hp yang ada wifi didalamnya, karena di jakarta sudah semakin banyak hotspot ynag menyediakan layanannya

*walaupun blom berhasil menggunakannya :)

susah untuk mengharapkan 3G akan sukses, kalau tarifnya masih mahal. padahal sudah bisa dipastikan bagian yang paling laku adalah music download. penggunanya kebanyakan anak muda. kalo mahal, mana laku?

Alasan “mahal” dikaitkan dengan anak muda belum tentu menghasilkan “tidak laku”, lho. Ada faktor “gaya hidup”. :)

masyarakat kita rata2 masih belum membutuhkan 3G karena menurut saya 3G itu kan hrs membutuhkan hp yg mensuport teknologi itu sedangkan hp yang mensuport 3G itu kan harga nya agak mahal sedangkan masyarakat kita rata2 hanya membutuhkan fasilitas telephone ,sms dan sekedar ber gprs ria..

menurut saya, 3G bakal sukses di pasaran indonesia. mengapa? dengan 3G, semua akses jadi cepat dan dengan biaya yang lebih murah tentunya dibanding generasi sebelumnya. mulai dari akses internet, video call, downloading, ataupun hanya untuk menelpon atau meng SMS.hal ini terjadi karena pita untuk menyalurkan data DIPERLEBAR..dengan demikian, pengiriman data jadi lebih cepat, dan karena cepat itulah akibatnya biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. nah, masalahnya, untuk mengubah menjadi 3G, operator perlu biaya besar. kalau di jepang atau korea selatan, bisa berhasil karena memang di negara tsb pengubahan dari 2G ke 3G oleh operator dibantu dana dari pemerintahnya. nah kalo di indonesia???mana mau pemerintah bantu2 operator seperti di negara2 maju tsb.. ya nggak.. karena itu, sama saja, nanti jatuhnya ya tetap mahal..hmhmhm.. tapi….semoga saja 3G di indonesia bisa sukses, karena(mungkin) itu sangat berguna buat saya sbg mahasiswa

Saya mengaku malu dengan perkembangan 3g di Indonesia kalau masih mahal. Sebaiknya dimurahkan.

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on November 29, 2006 5:19 AM.

Akses Internet lewat GPRS was the previous entry in this blog.

"Blog Fun Day" di Sabuga is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261