"Blog Fun Day" di Sabuga

| 9 Comments | No TrackBacks

Bersama Kuncoro Wastuwibowo dan Rendy Maulana yang sudah mengundang saya sekitar tiga pekan lalu, saya ikut mengisi acara yang disponsori Qwords (penyedia layanan untuk situs Web milik Rendy) dan Telkom Speedy (apa Kuncoro mewakili PT Telkom? Belum tahu). Acara tersebut diberi judul bersuasana “riang gembira”, Blog Fun Day, sedangkan saya sudah memperoleh persetujuan untuk tetap menggunakan judul materi berbahasa Indonesia*, Bersenang-senang dengan Blog.

Perhelatan ini akan dilangsungkan di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat. Jika sebelumnya direncanakan hanya berlangsung sehari, pesan singkat Rendy berikutnya berisi pemberitahuan bahwa acara akan berlangsung dua hari, Sabtu dan Ahad, 2 dan 3 Desember. Setiap hari acara dibagi menjadi dua, yakni sesi pagi dan siang, dimulai dari pukul 08.30 dan 13.00. Informasi lebih lengkap tentang pembagian sesi tersebut, lebih baik ditanyakan pada panitia. Rendy juga menyarankan peserta membawa laptop dan PDA untuk mencoba akses Internet super cepat yang disediakan di Sabuga.

Dengan waktu yang tersedia sekitar 45 menit, saya memilih perbincangan di sekitar motivasi menjadi penulis blog, sejumlah pengalaman pribadi, dan gambaran tentang blogosfir, media baru, atau isu-isu akhir-akhir ini di sekitar blog. Santai dan ringan saja, toh motivasi utama saya adalah ajakan memahami blog dan lingkungannya. Lebih baik lagi jika kemudian hadirin tergerak untuk ikut menulis.

Berminat hadir? Datang saja dan kita bertemu di Sasana Budaya Ganesa ITB.

[1 Des] Berdasarkan keterangan di situs Blog Fun Day, sponsor penuh lainnya adalah Baca Baca Bookmart dan Sasana Budaya Ganesa ITB.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/483

9 Comments

InsyaAllah sabtu meluncur ke sabuga ^_^

…sedangkan saya sudah memperoleh persetujuan untuk tetap menggunakan judul berbahasa Indonesia, Bersenang-senang dengan Blog.

lho, kok judul posting ini masih pakai “Blog Fun Day”? :)

slaha fokus

Mudah-mudahan para blogger Indonesia berani menjadi jurnalis alternatif (seperti yg sering didengung-dengungkan). Berani mengangkat topik yang tampaknya dilupakan atau tidak diangkat media mainstream karena berbagai alasan. Misal dalam minggu belakangan ini tentang MoU Siluman antara pemerintah Indonesia dengan salah satu vendor.

Sudah ramai dibicarakan di milis, tapi belum satupun nongol di media mainstream, dan juga di blog-blog Indonesia. Saatnya mengasah pisau jurnalis investigasi melalui media blog.

Bung Ben, yang saya tulis di atas adalah judul asli acara, jadi begitulah apa adanya. Judul yang saya gunakan tentu saja “terbatas” pada materi yang akan dijadikan tema perbincangan dan memang berbahasa Indonesia. Demikian supaya jelas.

IMW: terima kasih. Saya pribadi lebih condong pada posisi “rendah hati” bahwa lebih baik membuktikan dengan usaha/hasil yang bermanfaat bagi orang lain dibanding terlalu berdengung-dengung dengan isu “jurnalis alternatif”. Setidaknya lebih baik sadar diri akan keterbatasan untuk tidak begitu saja patut memperoleh stempel “jurnalis”. Saya sendiri lebih suka secara biasa disebut sebagai “penulis blog”.

Akan halnya MoU siluman, saya baca di ulir diskusi di Telematika hasilnya masih kurang jelas (ada kemungkinan karena memang belum saya baca semua). Seperti halnya disinggung oleh Ronny Haryanto di mailing list Linux Aktivis, perlu kejelasan, karena tulisan yang masuk masih simpang siur (di Aktivis). Selain itu, diskusi di mailing list tertutup seperti di Telematika sedikit banyak menyulitkan untuk dijadikan rujukan ke blog yang bersifat terbuka.

Maaf, jika terkesan seperti “berdalih”; harus jujur diakui bahwa salah satu kendala penulisan jurnalisme warga seperti blog adalah “faktor ekonomi” atau praktisnya: jika sedang sibuk dengan pekerjaan utama, menjadi turunlah prioritas menyiapkan tulisan di blog.

Lebih merupakan harapan dan bukan janji-janji semata: mudah-mudahan yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.

Soal jurnalis alternativ, tampaknya Anda berani berbeda dengan yg lainnya, yg menggembar-gemborkan blog sebagai jurnalisme baru. Seperti di LN memang telah sampai tahapan itu, blog bisa menjadi sarana penyebar informasi dari whistle blower :-)

Kalau menunggu informasi mateng dan sudah jelas, ya itu mirip dengan media TI mainstream, nunggu press release saja.

Hehehe… kalau begitu perlu dikorek dari mereka yang punya kontak langsung dengan pengambil keputusan (“orang dalam”?). Barangkali ini porsi yang dapat ditampilkan oleh penulis blog yang sering diundang menghadiri pertemuan — katakanlah — di kantor pemerintahan?

Untuk saya sendiri, selama ini mengandalkan milis sebagai sumber non-formal (antara lain karena celetukan anggota di sana). Jika milis tersebut tertutup dan pesan yang ditulis saya anggap penting, saya kirim permintaan izin kepada penulis email untuk menampilkan isi email dia — sekaligus konfirmasi. Itu “investigasi” paling jauh yang saya lakukan.

Sebagai whistle blower? Hmm… menarik juga. Saya akan coba pelajari trik dan terutama etiket yang menyertainya.

Terima kasih atas masukan Anda. :-)

ada budi putra, yang mau hadir sebagai narsum dadakan :)

Pak Amal, yang betul adalah Sasana Budaya Ganesa,

Ganeca -> Ganesha -> Ganesa

Terima kasih. Sudah saya koreksi. Padahal pada penyebutan kedua sudah betul. :)

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on November 29, 2006 10:53 PM.

Komentar tentang 3G was the previous entry in this blog.

Bertemu Para Penulis Blog di Sabuga is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261